Dua minggu berlalu tanpa ada yang berubah. Raga Hannah masih tak sadarkan layaknya mayat yang dirawat. Sedangkan roh Shania, Ashton tak bisa merasakan kehadiran roh itu lagi di dalam raga tunangannya, seakan tubuh itu tak memiliki roh lagi. Entah dia harusnya bahagia atau tak, dia juga tak tahu.
Dia juga sering mengunjungi raga Shania, tapi sama saja. Raga Shania juga terasa sangat kosong. Kalau begitu di mana roh Shania berada? Dia tidak mungkin tersesat, kan?
Yang terpenting saat ini, ia merasa begitu hampa dan kesepian. Perasaan yang sama persis dirasakannya saat melepaskan genggaman tangannya pada Shania yang sekarat, saat tim medis membawanya pergi di kecelakaan yang membuat mereka bertemu pertama kalinya. Kecelakaan yang baru ia sadari bahwa Shania-lah sang korban yang ia selamatkan itu.
"Ternyata ini yang disebut takdir," gumam Ashton menatap kosong ruangan besar tempat ia bekerja.
Suara dari pintu ruangannya yang dibuka pun terdengar, hingga membangunkannya dari lamunannya. Ia melihat Derrick seperti biasa masuk ke dalam ruangannya. Sebenarnya hari ini menyuruh Derrick melihat kabar dua orang perempuan untuk menggantikannya karena ia terlalu sibuk beberapa hari ini.
"Bagaimana keadaan mereka?" tanya Ashton sesaat setelah Derrick masuk ke ruangannya.
"Ada dua kabar," sahut Derrick santai sembari duduk di sofa di depan meja kerja Ashton. "Kabar baik dan buruk. Kau ingin mendengar yang mana dulu?"
Ashton terlihat sedikit berpikir. Namun kemudian pilihan jatuh pada kabar buruk dulu. Dia lebih suka menyimpan kabar baik di akhir dengan tujuan sebagai penghibur dari kabar buruk tersebut.
"Kabar buruknya, Nona Hannah seperti biasa. Keadaanya kritis."
Ashton mengangguk. Walau kata kritis cukup terdengar mengerikan, tetapi kenyataannya itulah yang terbaik. Itu menandaan bahwa Shania akan segera kembali ke raganya.
"Kabar baiknya?"
"Dan kabar baiknya datang dari Nona Shania. Katanya kondisi komanya telah melewati masa kritisnya. Yang kudengar dari rumor para perawat di sana bahwa cepat atau lambat sepertinya ia akan segera bangun."
Ashton meringis, inilah yang ia maksud kabar buruk. Walau tak bisa dipungkiri bahwa Ashton bahagia mendengar bahwa Shania akan segera bangun, tapi yang lebih membuatnya tak tenang adalah mengingat Shania akan melupakannya. Melupakan semua saat kebersamaan mereka, hingga melupakan fakta bahwa mereka saling mencintai.
"Tapi?"
Ashton kembali terfokus pada Derrick yang memandangnya penuh tanya dan curiga, saat sekretarisnya itu kembali berucap.
"Siapa Nona Shania Mitchell ini? Kenapa kau menyuruhku mencari tahu tentang kondisi gadis yang sedang koma ini?"
Ashton hanya tersenyum simpul sekilas. Bagaimanapun Derrick tak mengetahui apapun soal siapa yang sebenarnya berada di dalam tubuh Hannah. Lagi pula percuma memberitahukannya. Derrick hanya akan menganga di tempatnya tanpa mengerti setiap penjelasan Ashton. Yang ada mungkin Derrick akan tertawa terbahak-bahak dan menganggapnya mulai gila. Jadi Ashton hanya bisa memberikan kesan misterius saja.
Derrick pun tampak tak terlalu mencampurinya. Ia tahu Ashton tak dapat di tekan untuk memberitahukan sesuatu karena sifatnya yang cukup keras kepala. Ia hanya sedang berusaha menghargai privasi bos di kantornya itu.
"Ashton."
Stuart Rivers, sang ayah muncul di ambang pintu. Sedikit demi sedikit berjalan masuk dengan ragu. Sepertinya rasa bersalah masih menyelimutinya padahal ruangan itu pernah menjadi ruangannya juga.
Ashton yang melihat kedatangan ayahnya, hanya tersenyum singkat sebagai tanda penyambutannya. Derrick sendiri segera membungkuk untuk menyambut komisaris perusahaannya kemudian melangkah ke luar sambil membawa kertas-kertas pekerjaannya-yang memang sering ia kerjakan di ruangan Ashton-kembali ke mejanya yang ada di luar sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/119416614-288-k604316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The Wind
Romance[COMPLETE & DITERBITKAN SEBAGAI FF OH SEHUN] Sinopis: Shania Mitchell, gadis cantik yang seperti hantu yang tak terlihat, tetapi memiliki jiwa yang hidup. Gadis itu seperti manusia, tetapi tidak ada yang menyadari kehadirannya. Demi mencari tahu ap...