Shania tertegun melihat besarnya bangunan yang ada di hadapannya sekarang. Dia terpukau bahwa satu bangunan besar itu hanya berisi beberapa toko pakaian besar. Shania bahkan seolah tak tahu bagaimana caranya menutup mulutnya. Pandangannya sendiri hanya tertuju pada besar dan indahnya bangunan itu. Hampir semua dindingnya dilapisi dengan kaca transparan yang membuat Shania bisa melihat dengan jelas produk-produk pakaian yang dipamerkan.
Ashton yang melihat respon luar biasa Shania itu hanya tertawa kecil tak percaya. Dengan memasukkan kedua tanngannya di masing-masing saku celananya, Ashton mendekatkan bibirnya pada telinga Shania.
"Apa ini pertama kali kau melihat toko besar? Bukannya kau bisa merasakan kau adalah anak orang kaya dulunya. Tapi melihat reaksimu sekarang, aku menjadi semakin meragukannya," ucap Ashton mencibir.
Mendengar itu Shania berbalik dan menatap sebal Ashton, seperti ingin memaki. Namun, kemudian ia memilih tersenyum sombong pada Ashton yang sudah kembali menegapkan badannya.
"Kau kaya bukan berarti kau harus ke tempat mewah setiap saatnya. Aku yakin aku memang kaya dan selain itu aku pasti bersahaja dan tidak suka berfoya-foya seperti pria payah," balas Shania telak membuat Ashton hanya bisa memutar bola matanya mendengar kepercayaan diri Shania.
"Bisa tidak kau berhenti memanggilku payah? Kau tak tahu apapun tentang keahlianku. Hidupku hanya penuh pujian," ucap Ashton yang malah diabaikan oleh Shania dan membalas dengan pertanyaan lain.
"Ngomong-ngomong, apa kau tak salah tempat? Aku rasa di sini tak menjual kaus apalagi jins untuk wanita." Shania yang masih menatap toko itu dengan ragu sambil terus berusaha melihat setiap sudut toko itu. Ia rasa ia takkan menemukan ripped jeans di dalam sana.
"Di sini menjual semuanya."
"Tetapi aku rasa mereka tak menjual style-ku."
"Sudahlah, masuk saja!" Ashton menarik tangan Shania dan langsung menangkap pinggang Shania. Memeluknya setengah dengan mesra. "Oh iya, orang-orang di sini tahu kalau aku memiliki tunangan dan aku takkan tidak mungkin jalan dengan wanita yang bukan kekasihku. Jadi, bersikaplah selayaknya kekasih yang baik."
"Benarkah begitu?"Entah sejak kapan, seringai menakutkan khas anak-anak Shania keluar. Sepertinya ini saat yang tepat untuk mengerjai Ashton. Mengingat Ashton tak begitu menyenangkan dan ia masih memiliki sedikit dendam di awal mereka bertemu.
"Baiklah, kalau itu maumu." Shania mengiyakannya saja.
Dengan spontan, Shania langsung bergelayut mesra di lengan Ashton begitu memasuki toko besar itu.
Tampaknya Ashton sangat terkenal di toko itu. Begitu Ashton memasuki pintu utama itu, hampir semua perempuan yang menyadari keberadanyaan langsung memekik kecil. Siapa yang tak mengenal wajah tampan Ashton yang selalu muncul di dua halaman tengah dan di sampul majalah bisnis terkenal. Jika saja Ashton tak tampan, ia yakin orang-orang akan sangat bosan membaca majalah itu. Beruntung wajahnya tampan sehingga orang-orang malah berbondong-bondong membeli majalah yang membahas bisnis serta diri pria itu.
"Itu Ashton!"
"Ashton datang!"
"Ya tuhan, dia sangat tampan!"
"Siapa perempuan itu?"
"Apa itu tunangannya Ashton?"
"Dia benar-benar jauh lebih tampan dibandingkan di majalah."
Shania menggeleng-geleng mendengar semua jeritan kecil itu. Mereka seperti gerombolan semut yang melihat sebutir gula melewati mereka. Bahkan mereka seperti tak tahu caranya menutup mulut mereka yang melebar tanpa henti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The Wind
Romance[COMPLETE & DITERBITKAN SEBAGAI FF OH SEHUN] Sinopis: Shania Mitchell, gadis cantik yang seperti hantu yang tak terlihat, tetapi memiliki jiwa yang hidup. Gadis itu seperti manusia, tetapi tidak ada yang menyadari kehadirannya. Demi mencari tahu ap...