Part 1

8K 700 38
                                    

"Plaak" suara tamparan mengenai pipi kiri seorang pria berambut coklat terang.

"Apa yang yang salah denganku?" terdengar suara yang keheranan.

"Ternyata kau hanya memanfaatku hanya demi perjanjian konyol mu itu?" menyeringai tajam ke arah pria tersebut.

"Ternyata kau rupanya sudah mengetahuinya" mengeluarkan senyuman menyeringainya.

"Dasar keparat, teganya kau mempermainkan perasaanku, akan ku.." dengan cepat pria itu mengambil alih pembicaraan.

"Uuustt… jaga bicaramu itu" dengan mendekatkan tubuhnya  pada perempuan malang itu, wanita itu hanya mundur melihat reaksi pria berambut coklat tersebut.

Badan wanita itu terhentak di tembok membuatnya tidak bisa mundur menghindari pria yang penuh dengan hawa nafsu di depannya. Dia tidak bisa berkutik saat pria itu mendekatkan wajah tampannya beberapa senti di depannya, hingga dia dapat merasakan hembusan nafas pria itu. Dia hanya bisa menelan ludahnya karena ngeri.

"Ayo kita mulai" katanya pada sang wanita yang membuatnya semakin ketakutan. Pria itu kembali melanjutkan aksinya dengan menatap bibir merah wanita tersebut, lalu mendekatkannya hinggga nyaris menyatu. Wanita itu memejamkan matanya, tidak ingin menyaksikan apapun.

Hingga beberapa detik, wanita itu tidak berasakan apapun lalu ia membuka matanya. Melihat si pria sedang menyeringai padanya.

"Kau pikir aku akan melakukan itu padamu? Sayangnya tidak, ingat kita ini hanya berpura-pura" katanya. Lalu pergi meninggalkan wanita itu dengan wajah yang penuh kemenangannya.

"Apa pura-pura?" wanita itu mengejar sang pria yang semakin lama semakin menjauh.

"Dasar kau Daniel!! Aku akan membalasmu nanti" teriak wanita itu pada pria yang telah menipunya. Daniel yang berjalan santai hanya tersenyum mendengarnya.

Pria itu berjalan melintasi lorong Universitas termegah di Seoul, yang tidak lain adalah YMC University. Hanya anak dari kaum konglomerat yang dapat kuliah di universitas yang mewah dan megah ini.

Salah satu orang tersebut adalah Kang Daniel yang terkenal dengan ketampanan dan postur tubuhnya yang sexy ini. Semua mahasiswa putri yang melihatnya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia adalah anak dari keluarga konglomerat yang sangat terpandang di kota itu. Sehingga tidak satupun orang yang berani mencari masalah dengannya.

Langkah pria itu terhenti saat melihat kumpulan kawan segengnya bersenang-senang tanpanya. Lalu Ha Sungwoon melihatnya dengan melambai-lambaikan tangannya.

"Apa kau sudah bersenang-senang dengannya tadi?" tanya pria berambut pirang yang bernama Sungwoon itu. Mendengar itu Daniel hanya tersenyum miris lalu memegang pundak pria berambut pirang di depannya.

"Aku sudah selesai dengannya" Daniel tersenyum puas dan empat orang yang ada di sana seketika bertepuk tangan bagaikan penonton yang sedang menyaksikan pertunjukan yang begitu memukau.

"Wow.. kau memangang playboy kelas kakap Niel" dengan menepuk-nepuk punggung teman satu gengnya itu. Pria yang di maksud itu hanya terseyum puas, terlihat di bibir sexy nya itu.

***

Panasnya jalanan tidak menggentarkan semangat Ong Seongwoo untuk pergi ke Universitas yang sangat ia inginkan sejak lama. Dengan mengenakan kacamata yang sedikit kebesaran dan di tangannya menggenggam sebuah buku catatan berwarna biru.

Dia tidak berniat untuk menaiki taksi ataupun kendaraan umum, ia lebih memilih berjalan menikmati jalanan kota Seoul yang ramai ini.

Seongwoo bukan orang asli kota ini, dia berasal dari Busan, yang pindah ke kota ini untuk memulai pendidikannya. Dia juga adalah anak dari keluarga kaya dan terpandang. Tapi disini dia tidak memperlihatkannya dengan berpenampilan yang sedernaha tapi tetap elegan.

Matahari semakin memancarkan cahayanya membuat Seongwoo menjadi kepanasan. Walaupun tadi sempat semangatnya berkobar-kobar untuk pergi kuliah. Tapi teriknya sinar matahari membuat semangatnya padam seketika.

Dia berlari mencari tempat berteduh untuk menghindari teriknya sinar sang mentari. "Waduh di sini panas sekali sampai seketika aku hampir meleleh " gumamnya sambil melirik arloji.

"Tiga puluh menit kelas akan segera di mulai, aku harus bergegas sampai di kampus" menaikan tangannya ke kepala seperti layaknya seseorang sedang memberi hormat, untuk mencegah sinar matahari menyilaukan pandangannnya.

Dia bergegas berlari agar cepat sampai di tempat tujuannya tersebut. Tapi itu tidak bertahan lama, baru lima menit berlari dia sudah mulai kelelahan.

"Aku sudah tidak tahan, tenggorokanku kering" ujarnya. Kemudian ia melirik ke arah sebuah kedai minuman. Dia berjalan ke arah sana dengan lemas. Dia memasuki kedai itu dan memesan Bubble Tea dingin yang dapat menghilangkan dahaganya.

Saat asiknya menyeruput es bubblenya di tengah keramaian. Tiba-tiba seseorang berbadan besar serta di lengan kanan dan kirinya di hiasi dengan tato yang berwarna-warni berjalan tergesa-gesa menyenggolnya sehingga minuman di tangan Seongwoon terlepas jatuh ke bawah mengenai sepatu pria itu.

"Apa yang kau lakukan pada sepatuku ini?" dengan memasang wajah garang ala preman yang ingin meminta storan pada pedagang di pasar.

"Maa...maaf aku tidak sengaja" terdengar suaranya yang terbata-bata menandakan ia sedang takut.

"Dasar anak kurang ajar" menaikan tengannya ingin memukul Seongwoo.

"Pritt" suara peluit dari polisi yang menghentikan aksinya untuk memukul orang yang berkacamata di depannya. Dengan cepat pria yang berpenampilan seperti preman itu lari terbirit-birit melihat polisi yang mengejarnya.

Seongwoo sekarang bisa menghembuskan napas lega, dari kejadian tadi yang nyaris menimpa dirinya. Dia mengambil cup minumannya yang jatuh tadi berniat untuk membuangnya ke tempat sampah.

Badannya menunduk mengambil cup itu tanpa disadari seseorang dengan cepat menabrak tubuhnya lalu ia ditimpa tubuh pria kekar itu. Seongwoo membuka matanya yang terpejam seketika kaget melihat seorang pria berada di atas tubuhnya.

Mata pria yang menimpanya itu melotot, Seongwoo langsung mendorong pria itu agar menyingkir dari tubuhnya. Dia berdiri sambil membersihkan tubuhnya dari debu-debu. Dan melirik sekeliling, terlihat orang-orang yang melihat adegan tadi tersenyum-senyum melihat mereka berdua.

Pipi Seongwoo memerah karena malu, pria yang tadi menimpanya tidak merasa bersalah sedikitpun. Terlihat dari wajahnya yang sok cool dan sexy terus-terusan menebar pesona sampai-sampai Seongwoo mual melihatnya, lalu ia pergi meninggalkan pria aner tersebut.

***

Seongwoo terburu-buru berlari menuju ke kampus tanpa mengindahkan sinar matahari yang mulai menusuk kulit putihnya. Ia takut ketinggalan kelas, itu karena ia adalah orang yang tidak suka menyia-nyiakan waktu. Waktu adalah belajar itu prinsip utamanya.

Universitas masih berjarak sepuluh meter lagi, ia semakin mempercepat langkah kakinya.

Beberapa menit kemudian akhirnya sampai di kampus tanpa terlambat. Membuat Seongwoo tersenyum puas akan perjuangannya untuk kesini.

Dia membayangkan apa yang terjadi tadi mulai dari menghindar dari teriknya sinar matahari, disenggor preman sampai adegan yang sangat memalukan di timpa oleh pria yang sok cool itu.

Pikirannya mulai buyar saat temannya menyapanya dari belakang. "Seongwoo tunggu aku" berlari mendekati Seongwoo.

"Jihoon ternyata kau, cepat kesini" ajaknya pada seseorang yang dipanggilnya Jihoon.

"Untung aku tidak terlambat" nafasnya terengah-engah karena berlari dan tersenyum pada Seongwoo. Seongwoo hanya membalas senyuman dari Jihoon.

*TBC*

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian melalui Voment

Ini ff pertama ku maklum yaa kalau gaje atau typo bertebaran.

Semoga kalian suka.

Happy reading

My Challenge [Ongniel]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang