Part 7

2K 265 3
                                    


"Kenapa kau terus mengganggu dia?" membelalakan matanya kepada Daniel.

"Apa urusanmu? Aku hanya ingin bersamanya"

"Kau jangan hanya memaksakan dia,  lihat dia begitu ketakutan  ketika melihatmu"

Daniel menatap Seongwoo yang memang sangat ketakutan akibat ulah nya.

"Maaf aku telah membuatmu takut"

"Baiklah aku maafkan kali ini" menggenggam tangan Minhyun dan pergi meninggalkan Daniel.

***

"Untung saja dia tidak marah" menghembuskan nafas lega.

Daniel membuka kacamata yang terpasang di wajahnya lalu mengaitkan nya pada leher baju.

Dan ia pun mengambil ponselnya di saku celana.

"Ayah tolong jemput aku ke mari, di dekat Sungai Han aku menunggu mungkin di sini"

Selesai me mengatakan hal tersebut ia langsung mematikan ponselnya.

Dia sebenarnya orang yang tidak suka menunggu lama-lama. Tapi daripada jalan kaki dengan menempuh jarak yang lumayan jauh. Ia rela menunggu.

Setengah jam berlalu ia terlihat mulai bosan. Kembali ia melirik jam tangan  yang di pakai nya menunjuk pukul setengah sepuluh malam.

"Kenapa ayah sangat lama? " gumamnya.

Udara dingin mulai menusuk kulitnya. Ia menggigit, selalu ia memandang ke arah jalan yang sepi,  menunggu kedatangan sang ayah.

Tapi setelah itu ia melihat pancaran lampu mobil mendekat, ia sedikit gembira.

Sedikit menegakan badan kekarnya. Lalu melambai-lambai ke arah datangnya sinar tersebut.

Mobil itu berhenti di depannya. Orang yang mengemudikan mobil itu menurunkan sedikit kaca untuk melihat si Daniel.

"Kenapa ayah baru datang" katanya kesal.

"Jangan ngomong dulu cepat masuk"

Daniel dengan sigap memasuki mobil itu. Lalu duduk manis di samping ayahnya dengan melipat Kedua tangannya di dada.

Ayah Daniel langsung memutar balik pulang ke rumah mereka.

***

Di perjalanan

"Ayah kenapa ayah sangat lama? "

" Maafkan ayah"

"Apa ban mobil ini kempes tadi? "

" Tidak ayah hanya lupa menaruh kunci mobil ini"

"Lah jadi di mana ayah menemukannya? "

" Di sini di dalam mobil, tadi ayah membongkar seisi rumah tak kunjung menemukan nya. Ternyata tertinggal di sini"

"Memang nya empat mobil ayah itu di mana? " bingung.

" Mobil yang hitam kurang di service, kalau yang kuning kotor lupa dicuci, kalau yang abu map nya rusak, dan terakhir si merah Ferrari ban nya kempes"

Mendengar itu ekspresi wajah Daniel berubah. Mana mungkin orang terkaya kedua di korea ban mobil ya kempes. 😲

"Dan ini satu satunya mobil yang sehat cuma kuncinya ayah lupa taruh di mana"

"Ya lah terserah ayah yang penting aku pulang"

***

Cokelat panas memang yang paling cocok untuk malam yang dingin ini. 

Ponsel yang berada tepat di samping cangkir berdering. Membuat Ong terkejut.

Ia melihat dari siapa pemanggil, dan ia sangat lega bahwa orang tersebut bukanlah Kang Daniel.

" Ya eomma ada apa? "

" Haaa apa kabar mu uri Seongwoo? "

" Aku baik-baik saja eomma"

"Benarkah? Kau pasti menyembunyikan sesuatu dari eomma. Cepat katakan apa itu"

"Sebenarnya ada orang gila yang terus menguntitku Eomma"

"Apa? Biar Eomma laporkan dia ke rumah sakit jiwa"

"Tidak eomma, bukan seperti yang eomma pikirkan"

"Tidak eomma akan telepon sekarang juga"

"Tidak eomma.... "

Tiiittttt.........

Telpon langsung di putuskan oleh si Ong eomma. 

" Kenapa bisa serumit ini Tuhaan" gumam Ong.

"Sudahlah aku abaikan saja dia, anggap saja dia batu"

Jengjengjeng.....

Suara ponsel Ong berdering lagi, ia sesegera mungkin mengambil dan menekan tombol hijau. 

"Halo eomma, jangan lapor rumah sakit jiwa"

"Eomma? " suara yang terdengar berbeda dari eommanya.

Kurasa aku ingat suara siapa ini- gumam Ong.

" Daniel kau kah itu? "

" Ne naya, bogoshipo"

Deg..... Detakan jantung Seongwoo mengencang mendengar satu kata itu.

"Kenapa kau merindukan ku, kau tadi kan sudah merusak hariku"

"Saranghae "

Terdengar kata-kata yang membuat Ong semakin syok.

Tiiittttt.......

Panggilan diputus oleh Ong, sambil mengelus-elus dadanya.

" A apa yang dia katakan tadi, apa dia sudah gila? "

One bangun dari sana langsung menuju kamar mandi. Sampai di sana langsung ia membasuh wajahnya dan menatap cermin di depannya.

" Jangan mudah tergoda, kau orang yang kuat, anggap saja ia hanya hantu yang bergantayangan"

Sambil menepuk-nepuk pipinya menyadarkan diri.

"Sudahlah aku harus tidur dan besok bangun pagi"

***

Tiiiiitt......

"Yah kenapa diputus? Sialan? Apakah aku salah bicara? "

" Aaaaa.....  Aku kan hanya menuruti nasihat kedua Google, Bisikan kata-kata manis "

" Kurasa ini tidak akan berhasil, mungkin dia akan membenciku"

"Bagaimana ini apa yang harus ku lakukan? "

" Apa aku menyerah saja? Tapi itu bukan gayaku"

***

Dengan cepat Ong memasukkan buku, ponsel dan alat tulis lainnya ke dalam tas.

Hari ini ia bangun kesiangan lagi, kakinya spontan berlari menuju kampus.

"Aku masih saja terlambat walaupun sudah tidur lebih awal semalam"

Garutu terus terdengar dari mulutnya, sambil berlari tanpa menghiraukan apapun.

Bruukk....

Sepertinya ia menabrak seseorang, yang membuat ia dan orang itu terjatuh.

"Aku memang sangat ceroboh" gumamnya lagi.

"Maaf...  Ajussi " sambil terbelalak melihat ke arah orang itu.

" Kau! "

***

Tbc

Tetap setia baca yaa! 😊😊

My Challenge [Ongniel]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang