Part 22

1.9K 215 7
                                    


"Daniel kau sudah berenang seharian ayo ke sini" teriak Seongwoo dari arah pantai.

Mendengarnya Daniel menurut dan kembali ke daratan, dengan telanjang dada.

"Hah ia masih seperti dulu, seksi sekali" gumam Seongwoo dalam hati.

Daniel melihat Seongwoo lekat-lekat melihatnya, ia terkekeh.

"Hai! Seongwoo ada apa denganmu?" kata Daniel yang membuyarkan hayalan Seongwoo.

"Ini handuk, keringkan tubuhmu dan pakai pakaianmu" suruh Seongwoo lalu kembali memainkan ponselnya.

Daniel mengambilnya lalu pergi menuju toilet.

***
Daniel POV

Aku penasaran kenapa tiba-tiba Seongwoo sangat polos dan baik padaku. Aku tak mengatakannya jahat tapi, ia sangat perhatian padaku. Sangat berbeda sikapnya dari hari-hari yang lalu.

Sudahlah aku tak baik mengatakan hal itu, lagipula kami sudah menikah.

Aku penasaran di mana di sekarang. Sambil menunggunya aku menyalakan televisi dan mencari saluran yang menurutku menarik.

Sudah beberapa jam Seongwoo belum juga kembali. Di mana sebenarnya ia, aku jadi khawatir. Aku keluar dari kamar. Mencarinya di dapur tapi ia tak ada.

Apa ia keluar malam-malam begini? Aku mencarinya di seisi rumah, tapi tak menemukannya.

Ada satu tempat yang belum ku periksa, kamar pakaian. Aku langsung berlari ke sana. Dan benar saja dia di sini.

"Seongwoo apa yang kau lakukan?" tanyaku.

Ia menoleh ke arahku, dan menutup pintu lemari yang tadinya ia buka.

"Aku tadi merapikan bajumu tapi sekarang sudah selesai. Ayo kita tidur"

Ia mendorong tubuhku keluar dari kamar itu dan mengiringku masuk ke kamar kami.

Sampainya ia memdudukanku pada ranjang, dan mematikan televisi yang tadi aku tonton.

"Ayo tidur, ini sudah malam. Besokkan kau bekerja" ujarnya lalu membaringkanku di ranjang dan juga menutupi tubuhku dengan selimut.

Selesai mengurusku ia naik dan tidur di sampingku. Tidak sedekat yang kalian bayangkan. Karena di antara kami terdapat sebuah bantal guling yang memisahkan kami.

"Selamat tidur!" ujarnya lalu mematikan lampu. Ku lihat ia bergiringan ke arah luar.

Aku mulai merasa aneh, dan juga gugup. Ku lirik kembali dia, dia sudah diam. Aku kira ia sudah tidur, aku tak dapat melihat wajahnya.

Ini menyebalkan, aku bangun mendudukan tubuhku.

" Kenapa kau belum tidur?" katanya lalu ikut duduk.

"Aku tak biasa tidur jam-jam ini" kataku.

"Ahh mungkin karena kau bekerja sepanjang malam" katanya.

"Mungkin"

"Baiklah kalau begitu aku akan berusaha untuk menidurkanmu"

Aku menoleh tak percaya mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulutnya itu.

Ia memgambil bantal guling yang memisahkan kami, lalu ia mendekat dan membaringkanku.

Aku mulai gugup, sialan di situasi seperti ini.

"Ayo kau letakan kepalamu di sini" merelakan lengannya untuk ku jadikan bantal. Aku menurut untuk menjatuhkan kepalaku pada lengannya.

Aku sudah lama tidak sedekat ini dengannya. Ia mulai mengusap-ngusap rambutku agar tertidur.

My Challenge [Ongniel]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang