Awas Typo
Dari saat itulah hubungan ku dan Daniel mulai dekat, kami sering bersama kemanapun dan di manapun kecuali saat belajar di kampus.
Sekarang aku sudah mulai terbiasa dengannya, aku tidak rishi lagi ketika dekat dengannya. Kami menghabiskan waktu liburan selama tiga bulan ini.
Mulai dari menonton bioskop bersama, bermain golf, jalan-jalan ke Jeju dan lain sebagainya. Saking dekatnya, mungkin. Daniel pernah mengajakku untuk datang ke rumahnya.
Ia mengenalkanku kepada ayahnya, ayahnya mungkin tidak mengetahui hubungan kami. Ia terlihat biasa-biasa saja
Biarpun aku belum merasa bahwa aku menyukainya, pasti nantinya itu akan terkaji. Ternyata Daniel orangnya sangt menyenangkan, berbeda sekali dari ekspetasiku.
Ku kira ia adalah orang yang, tidak tahu sopan satun, sombong, dan tak bisa di percaya. Tapi itu hanya dugaanku saja dia berbeda 180 derajat.
Aku merapikan buku-buku ku ke dalam tas ransel. Tak terasa liburan hampir usai, besok adalah hari kembali memulai semester di kampus.
Triiingg
Triing
Triiiing
Ponselku bordering, pasti itu Daniel. Aku bergegas mengambilnya di atas mejaku. Yah benar saja ini panggilan darinya.
“Helo, apa kau sudah tidur?” tanya Daniel yang membuat jantungku berdetak cepat.
“Belum, aku sedang menunggumu” kata ku polos. Terdengar ia tertawa mendengar ucapanku.
“Hay, kenapa kau tertawa?” kata ku pura-pura kesal.
“Aiis, apa kau sudah mulai membuka hatimu untukku ya?” kata Daniel menggoda.
“Aapa maksudmu?” tanya ku pura-pura tidak tahu.
“Yah itu wajarlah, sekarang kau ini kan sudah menjadi pacarku. Kau pasti sudah menyukaiku kan?” kata Daniel membuat jantungku berdegup semakin kencang.
“Ah sudah lah aku tutup ya” aku langsung mengakhiri panggilan.
Ahh apa mungkin dia benar, apa aku benar menyukainya? Hahh ini benar-benar rumit untukku. Aku merebahkan badanku pada ranjang menatap langir-langit kamarku.
Terlihat di sana dua ekor cecak dedang berlarian, wah mereka memang pasangan serasi. Tapi kenapa cecak?
***
Pagi hari apalagi dingin-dingin seperti saat ini memang cocok untuk berendam air panas. Baru kali ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, biasanya sih aku sering terlambat.Aku meregangkan tubuhku, mengambil handuk dan langsung cuss ke kamar mandiku. Ku gantung handuk di gantungan pintu, membuka busanaku dan langsung merendam diriku. Wah rasanya hangat sekali.
Lima belas menit berendan, aku mengeluarkan diriku dari sana. Aku bergegas mengenakan pakaianku, ini hari pertama jangan sampai terlambat.
Setelah rutinitas selesai aku langsung pergi ke kampus, aku melirik jam tangan masih satu jam. Aku mempersantai gerakan ayunan kakiku.
Tak di sangkan Daniel sudan menungguku dengan mobilnya, ia melihatku lalu melambai-lambai. Aku berlari menghampirinya.
“Kenapa kau di sini?” tanya ku pura-pura bodoh.
“Aku menunggumu, ayo cepat masuk” kata Daniel sambil membukakan pintu padaku.
“Kenapa harus naik mobil, ini kan masih pagi” kata ku.
“Ayo kita sarapan bersama” kata Daniel.
“Maaf aku tidak lapar”
Greeyoookk
“Nah itu apa namanya?” tanya Daniel.
Dasar perut sialan tidak bisa di ajak berkompromi, padahal akum au jual mahal di depan Daniel.
“Ayo” ajaknya.
Aku terpaksa mesuk ke dalam, lalu Daniel membawaku pergi dari sana.
***
Daniel POVAku berhasil menculik si keras kepala Ong, aku membawanya ke retoran terkenal, termewah di kota ini. Aku mempercepat laju mobilku, tak sampai sepuluh menit kami tiba di sana.
Sebenarnya aku ingin mempersiapkan karpet merah untuknya, tapi itu terlalu mencolok ku rasa si Ong sama sekali tidak menyukai hal itu.
Aku menghentikan mobilku di tepan resto ini, membukakan pintu Ong dan menggandengnya keluar dari mobil.
Restoran yang sangat mewah, wajah Ong terlihat lucu saat memandangi sekeliling ruangan restoran. Wah memang dia sedikit kampungan, tapi itu adalah daya tariknya.
Sampailah kita di meja yang sudah ku pesan, meja untuk dua orang. Baru saja kami mendudukan pantat di kursi, sudah ada seorang pelayan yang menghampiri kami.
“Woojin?” kata Ong. Aku terkesiap melihat pelayan itu memanglah si buluk Woojin.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyaku.
“Saya akan menulis pesanan kalian, ini menu dari restoran kami” kata Si Woojin dengan menyodorkan sebuah buku file besar pada ku dan Ong.
“Sejak kapan kau bekerja di sini” tanya Seongwoo.
“Maaf saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda, silahkan sebutkan pesanan anda” kata Woojin dengan hormatnya.
“Apa aku harus menyewamu terlebih dahulu agar bisa menjawab pertanyaan kami?” kata ku kesal.
“Saya akan menulis pesanan anda tuan” kata Woojin dengan hormatnya.
“Ong kau mau pesan apa?” tanya ku pada Ong.
Ia menggeleng-geleng bingung, mungkin baru pertama kalinya ia ke mari.
“Baiklah, aku pesan dua porsi barbeque dengan saus balado Indonesia, yang di lengkapi dengan salad Australia, yang di penggang dari pemanggang impor dari jepang dengan api yang sedang. Minumannya satu cocacola dengan krim dan es cream coklat Belgia, yang di tambah saus strawberry segar yang di petik dari kebun sendiri lalu di atasnya di tembahkan serutan emas”
“Baik tolong di tunggu pesanan kalian akan segera kami antar” kata Woojin lalu meninggalkan kami.
Tak sampai lima menit, pesanan kami sudah sampai. Kami makan dengan lahapnya, apa lagi Ong ia terlihat sangat kelaparan.
Aku merasa saku jaketku bergetar, aku mengambil ponselku lalu memeriksanya. Ini dari nomor yang tidak di kenal. Aku mengangkatnya dengan sopan aku menyapa sang pemanggil.
“Helo”
“Ternyata ini kau, apa kau ingat aku?” tanya sang pemanggil.
“Siapa kau” kataku tegas.
“Dasar bodoh kau, aku akan balas dendam padamu” kata orang itu dan langsung mengahkiri panggilan.
Siapa sebenarnya dia? Dendam? Kenapa ia dendan kepadaku?
Aku terus memikirkan hal itu, aku rasa tidak pernah meminjam uang di renternir. Jadi siapa orang tadi? Suaranya, sepertinya tidak asing.
“Daniel ada apa?” tanya Seongwoo yang membuyarkan lamunanku.
“Tidak tak apa, apa kau sudah selesai ayo kita pergi” kata ku.
Seongwoo mengangguk lalu kami keluar dari restoran itu.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Challenge [Ongniel]✔️
FanfictionKang Daniel pria tampan, kaya dan terpopuler di kampusnya. Berjuang untuk memenangkan hati Ong Seongwoo. Walaupaun banyak tantangan, rintangan dan hambatan yang harus dihadapinya. Bisakah Daniel memenangkan hati Seongwoo? Dan apakah Seongwoo akan m...