Typo bertebaran
Seongwoo POV
Matahari menyilaukan mataku, saat itulah aku membuka perlahan kedua mataku. Aku mengucek-ngucek mataku untuk menyegarkan pengelihatanku.
Aku melirik jam wekerku, masih menunjukan pukul 8.00 pagi. Aku sesekali menguap, dan peregangan tubuh. Tapi aku merasakan perutku mulai bersuara menuntut makanan. Aku mengusap-usapnya dan berlari menuju kulkas.
Aku membuka kulkas tapi sesuatu yang tidak ku harapkan yaitu, kulkasnya kosong. Kenapa pas seperti ini kulkasnya malah kosong. Aku mencoba mengingat kapan terakhir kalinya aku berbelanja.
Sudah dua bulan, mungkin karna aku kebanyakan makan di luar. Aku mengambil jaket lalu dengan segera pergi keluar untuk berbelanja.
Masih terasa dingin kurasakan, aku memasukan kedua tanganku ke kantung jaket. Mulutku mulai mengeluarkan asap saat aku mengeluarkan napas dari mulut.
Berita menyiarkan bahwa saat ini sudah memasuki musim semi, tapi itu tidak membuktikan apapun. Berita memang tidak bisa di percaya.
Minimarket yang kutuju mulai kelihatan. Aku bergegas ke sana, membuka pintu dan para pegawai menyambutku dengan ramahnya. Karna lapar tak tertahankan aku pergi ke arah rak mie insta. Ku ambil satu mangkuk mie instan dan menyuruh pegawai untuk memasaknya langsung di sana.
Sekarang aku duduk di meja dan di temani oleh semangkuk mie insta yang sangat menggiurkan, kimci dan satu botol air mineral.
Aku melahap makanan itu dengan lahapnya tanpa menghiraukan apapun. Tiba-tiba aku merasalan ada yang duduk di sampingki dengan membawa semangkuk mie insta sama yang seperti ku makan.
Ia melahap mie nya, mungkin ia kelaparan? Aku tidak begitu peduli, aku kembali memakan mie ku.
Tapi aku penasaran siapa dia? Aku menolehkan kepalaku, mataku terbelalak ternyata itu, Daniel.
Aku merasa aneh dengannya, aku merasa ia acuh tak acuh kepadaku. Biasanya ia tidak melewatkan kesempatan untuk menggudaku atau menggangguku. Tapi saat ini ia malah dingin, mungkin akibat cinta ditolak?
Dia merasakan bahwa aku memerhatikannya, ia menoleh padaku.
“Kenapa, kau merasa tergenggu? Cepat lanjutkan makanmu” kata ketus lalu kembali memakan mie nya.
Deg
Deg
Deg
Apa mungkin aku terlalu keras padanya, ia marah padaku. Biasanya aku yang marah kepadanya. Beginikah rasanya?
“Daniel” kataku.
Dia tidak meemerdulikanku, ia terus melanjutkan makanannya.
“Daniel” kata ku lagi.
“Aku sudah selesai, aku pergi. Kau tidak usah mengusirku” kata Daniel lalu pergi meninggalkanku keluar dari sini.
Pasti dia marah sekali kepadaku. Tak terasa air mataku mulai menetes otomatis. Aku mengusapnya agar tidak ketahuan orang lain bahwa aku sedang menangis.
“Anda kenapa tuan?” kata sang pegawai yang sedang mengepel lantai di belakangku.
“Tidak apa, mie ini terlalu pedas makannya air mataku jadi keluar” kata ku dan langsung pergi ke kasir untuk membayar mie ini dan semua belanjaanku.
***
Daniel POV
Aku sangat kecewa kepadanya, bisa-bisa ia menolakku. Selama ini tidak pernah ada yang menolakku. Aku merasa marah dan sedih tercampur aduk (lah gimana ya tuh rasanya jika di aduk-aduk, pedaskah). Tapi kenapa aku harus sedih? Aku mulai binging dengan diriku sendiri.
Saat pagi yang dingin ini aku melihat mobil ayah sudah tidak ada. Pasti ia meninggalkanku lagi, ku liah tak satupun mobil yang tersisa di garasi.
Yah terpaksa lah aku berjalan kaki untuk mencari makanan, kadang aku merasa bahwa diriku ini sama seperti orang purba. Pergi berburu dan mencari makanan. Ah merburu, aku belum pernah melakukannya.
Aku menemyukan sebuah minimarket dengan segera ku masuk ke sana. Membeli mie kesukaanku. Saat aku ingin duduk aku melihat Ong yang sedang makan mie sama seperti yang ku bawa saat ini. Ia terlihat lucu saat melahap mie yang kepanasan. Aku hampir terkekeh melihatnya.
Tapi aku urungkan niatku, aku duduk di sebelahnya tanpa memerdulikannya. Rasanya hampa saat ini, biasanya aku mengambil kesempatan-kesempatan untuk mengganggunya. Tapi tidak hari ini, setelah apa yang id alakukan kepadaku.
Aku berasakan hatiku sangat
Sakit
Sakit
Sakit
Setelah ia menolakku. Tapi kenapa hatiku harus sakit? Aku kembali bingung.
Saat aku melahap mie ku, aku merasakan ia yang duduk di sampingku itu sedang memerhatikanku makan. Mungkinkah ia menyesal, mana mungkin.
“Daniel” katanya, ku mendengarnya dengan sangat jelas. Tapi aku pura-pura tidak mendengarnya.
“Daniel” katanya memnuatku semakin girang. Aku merasa imanku mulai goyah maka aku memutuskan untuk pergi agar tidak kembali tergoda olehnya.
“Aku sudah selesai, aku pergi sekarang. Kau tak usah mengusirku” sempat-sempat nya aku mengatakan hal itu mencoba jutek seperti dirinya.
Aku tidak berani melihat wajahnya, taku tergoda. Maka aku keluar tanpa menatapnya.
Ahhh mungkin saat ini aku pasti akan di lecehkan, eh maksudya di buli, tapi bukan itu. Ah apa lah. Aku malas memikirkannya, pasti Ha Seongwoon sialan itu tak henti-hentinya meledekku.
Sialan kenapa harus ia, aku mulai membenci diriku.
Titwiiiittt…………….
Bunyi notifikasi ponselku, pertanda ada sms masuk, aku mengambiknya dan melihat siapa yang mengirim ku sms sepagi ini.
Apakah Ha sengwoon aku mulai malas memikirkan pria pendek itu. tapi yang kulihat sekarang adalah.
ONG SENGWOO mengiri sms ini, aku terkecut menepuk-nepu dada. Girang kaliku melompat-lompat melihat smsnya.
“Apa kau sibuk temui aku di jalanan Gangnam” isi sms itu.
Ahhh pasti ia akan minta maaf denganku, atau dia akan menamparku lagi? Aku mencoba membuang pikiran buruk dalam otakku.
Senang rasanya aku, saking senangnya aku ingin sekali melakukan B-Boy di jalanan ini.
Aku harus cepat pulang memilih pakaian yang keren, agar popularitasku tidak turun di depannya.***
TBC
Hai aku ngubah gaya bahasanya sedikit ya.
Semoga kalian suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Challenge [Ongniel]✔️
Fiksi PenggemarKang Daniel pria tampan, kaya dan terpopuler di kampusnya. Berjuang untuk memenangkan hati Ong Seongwoo. Walaupaun banyak tantangan, rintangan dan hambatan yang harus dihadapinya. Bisakah Daniel memenangkan hati Seongwoo? Dan apakah Seongwoo akan m...