Budayakan vote and comment
****
saat pelajaran berlangsung Grisell dan Marvel hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Keadaan seketika menjadi canggung, Grisell masih kepikiran tentang ucapan Marvel beberapa menit yang lalu.
Apakah Grisell akan menerima tawaran itu???
Atau mungkin Grisell akan mengabaikannya seakan ia tidak perduli???
Apakah setelah ia mempercayai Marvel, Marvel akan menepati ucapannya tadi yang akan selalu ada untuk nya dan semuanya akan baik-baik saja???
Apakah suatu hari nanti Marvel lah yang menyakitinya???
Apakah Marvel dapat menyembuhkan traumanya ini, trauma akan percaya??? Percaya pada ucapan seseorang tanpa mengecewakannya nanti???
Pertanyaan-pertanyaan itu Tiba-tiba muncul di benak Grisell, membuat Grisell harus memilih salah satunya.
Marvel yang menyadari gerak-gerik Grisell yang terlihat sedang bingung, entah apa yang sedang di pikirkannya, Marvel meyakini bahwa Grisell bingung karena penjelasan pak Andre yang sedang menjelaskan materi-materi Bab pertama di depan, mungkin???
"Gue harap lo inget siapa gue Sel" batin Marvel berharap.
Tidak lama terdengar bunyi bel pulang menandakan bahwa jam pelajaran kali ini telah berakhir.
"Oke anak-anak, saya kira sudah cukup, kalian boleh pulang, assalamualaikum" ujar pak Andre lalu meninggalkan kelas.
Semuanya mulai membereskan buku-buku pelajaran yang berada di atas meja dan memasukkan nya kedalam tas.
"Jadi??" tanya Marvel menatap Grisell lekat-lekat.
"Apa?" jawab Grisell ketus membalas tatapan Marvel dengan jengah.
"Jawaban lo atas perkataan gue tadi" tanya Marvel.
"Gue gak tau" jawab Grisell cuek kembali mamasukan buku-bukunya ke dalam tas.
"Oke, mungkin sekarang lo masih bingung atas jawaban lo tapi besok atau lusa lo akan jawab iya" ujar Marvel percaya diri.
"Pede" tukas Grisell datar lalu berdiri, melangkah kan kakinya keluar kelas disana sudah ada Vella dan Resya yang sedang menunggunya karena tadi mereka tidak ingin mengganggu Grisell yang sedang terlibat pembicaraan serius bersama Marvel jadi mereka memilih untuk menunggunya diluar kelas.
"Udah, yuk" ajak Vella, Resya pun menganggukkan kepalanya bertanda setuju sedangkan Grisell hanya memasang muka datar kearah Vella.
"Sel, lo masih marah ya sama gue" tanya Vella hati-hati takut membuat Grisell tersinggung. Tetapi tidak di jawab oleh Grisell melainkan langsung melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju lantai dasar dan melanjutkannya ke arah parkiran tanpa menoleh kebelakang dimana Vella dan Resya mengekorinya.
Vella merasa hatinya sesak mendapatkan sahabatnya kini membencinya, ia merasa terabaikan saat ini, tanpa di sadari ada tangan yang mengusap bahunya dengan lembut, ia berharap itu Grisell ternyata bukan dia Resya.
"Udah, gak usah dipikirin nanti gue bantu bikin Grisell maafin lo" ujar Resya berniat menenangkan sahabatnya itu yang terlihat tidak semangat dari pagi tadi. Vella hanya menganggukkan kepalanya bertanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL FEELING's
Teen Fiction#Rank 15 Highschool. Apa kalian pernah di khianatin oleh orang yang pernah kalian sayang di masa lalu , bagaimana rasanya? Kejadian masa lalu itu dapat membuat seorang gadis bernama AIYRA GRISELLA IRETTA yang berisik, manja dan ramah itu kini menj...