Budayakan vote and comment ya
****
Sesampainya Grisell di toko buku langganan nya. Ia memarkirkan mobilnya dan tak lama ia keluar dari dalam mobilnya sembari memasukkan dompetnya kedalam tas hitam yang selalu ia bawa kemanapun, melangkahkan kakinya memasuki gedung tinggi di depannya dengan langkah ringan dan jangan lupakan pandangan datarnya menatap lurus kedepan tanpa melirik siapapun yang berada di sekitarnya.
Ia menjadi pusat perhatian saat sudah berada di dalam toko. Karena apa? Karena mereka tau siapa Grisell, putri dari seorang Daniel pemilik perusahaan harrison. Sebenarnya Grisell sangat risih dan muak selalu menjadi pusat perhatian seperti sekarang.
Tapi harus bagaimana lagi? Jadi jangan heran jika dia menutupi nama belakangnya saat berada di sekolah, karena alasannya tetap sama. Dia. Tidak. Ingin. Jadi. Pusat. Perhatian. Walaupun ia termasuk orang kaya tapi dia juga manusia sama seperti mereka semua. Manusia di dunia ini sama tidak ada yang harus di beda-bedakan.
Tapi sepertinya satu orang yang sudah mengetahuinya di sekolah. Siapa lagi jika bukan Vino. Grisell memberhentikan langkahnya saat sampai di rak buku yang ia cari. Ia memilah-milah novel yang akan ia beli dan menghiraukan sekelilingnya yang masih saja memusatkan perhatiannya padanya.
Saat ia melihat novel yang begitu menarik di matanya yang berada di rak sebelah kiri, tanpa menunggu waktu lagi ia segera melangkahkan kakinya menuju tempat novel tersebut. Saat tangannya terulur untuk mengambil novel tersebut tanpa di duga tangan lain terlebih dahulu mengambil novel tersebut membuat tangan Grisell hanya mengambang di udara.
Grisell menolehkan kepalanya ke samping dengan pandangan datar ingin melihat siapa yang berani mencuri novel incarannya. Ia terkejut saat melihat siapa Yang mencuri novelnya tersebut. Hanya saja ia pandai menyembunyikannya raut terkejutnya dengan tetap mempertahankan wajah datarnya.
Dia.
****
Devin dan ketiga sahabatnya bersiap untuk pergi ke Cafe Aiyra langganan nya. Sebelum itu mereka pamit kepada Marcel dan Ervina selaku orang tua Devin untuk meminta izin mereka membawa Devin keluar siang ini. Devin memutar kedua bola matanya jengah melihat tingkah sahabatnya yang meminta izin dulu kepada mama dan papanya seperti seorang pria yang akan meminta izin untuk membawa anak gadisnya keluar.
"Kalian hati-hati di jalan, bawa mobilnya jangan ngebut! " peringat Ervina. Wanita paruh baya tersebut tampak masih cantik walau sudah termakan usia.
Mereka berempat hanya menganggukkan kepalanya lalu mencium telapak tangan wanita paruh baya itu bergatian. Tidak lupa juga telapak tangan Marcel.
Setelah meminta izin kepada mama dan papanya, ia dan ketiga sahabatnya bergegas menuju mobil Dhika yang masih terparkir di halaman. Saat baru saja mereka sampai di ambang pintu, tiba-tiba datang seorang gadis yang sudah tak asing bagi Devin tapi asing bagi mereka bertiga, membuat langkah mereka berhenti tepat di ambang pintu.
Mereka menatap gadis itu dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang tersenyum tipis, menatapnya datar, ada yang menatapnya kebingungan dan ada juga yang biasa saja.
Sedangkan gadis itu? Tentu saja terkejut, bagaimana tidak? Baru saja ia akan masuk kedalam rumah sahabatnya dan secara tiba-tiba di hadapkan dengan 4 cowok tampan yang sangat mempesona tapi tampak asing baginya, kecuali Devin.
"Ya tuhan, pagi-pagi sudah mendapatkan pemandangan indah. Tapi siapa mereka? " batin gadis itu.
"Resya, ada apa? " tanya Devin sembari tersenyum tipis, memecahkan keheningan diantara mereka beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL FEELING's
Teen Fiction#Rank 15 Highschool. Apa kalian pernah di khianatin oleh orang yang pernah kalian sayang di masa lalu , bagaimana rasanya? Kejadian masa lalu itu dapat membuat seorang gadis bernama AIYRA GRISELLA IRETTA yang berisik, manja dan ramah itu kini menj...