Lapangan Basket

6.6K 727 443
                                    


Krystal berdiri di balkon lantai dua, matanya menatap lurus ke lapangan basket yang ada di bawahnya.

Ia sedang memperhatikan beberapa kakak kelasnya yang sedang bermain basket karena sekarang jam istirahat sedang berlangsung.

Matanya tertuju pada seorang kakak kelasnya yang sedang membawa bola menuju ke ring basket.

"Yes!" Krystal sedikit bersorak ketika ia melihat bola basket tadi masuk ke ring.

Ia kembali tersenyum saat melihat lelaki yang baru saja memasukkan bola itu juga tersenyum karena lemparannya masuk.

"Heh, kantin yuk." Sulli menepuk pundak Krystal membuat Krystal terlonjak kaget. "Lagi ngeliatin apa sih lo?"

Sulli ikut melihat ke bawah karena Krystal benar-benar kaget karena tegurannya barusan.

"Nggak. Gue nungguin lo tadi sambil ngelamun. Yuk lah kantin." Krystal menarik lengan Sulli yang sedang memperhatikan lapangan di bawahnya.

"Oh, gue ke kamar mandi dulu tadi."

Krystal dan Sulli pun berjalan menuju kantin.

Krystal baru saja memesan bakso dan berniat mengambil minuman yang ada di kulkas. Ia berdiri di depan kulkas minuman, bingung akan memilih minuman apa. Akhirnya ia memutuskan untuk memilih teh botol saja.

Ia sedang membuka kulkas untuk mengambil teh botol ketika sebuah tangan juga mengambil minuman yang sedang ia pegang.

"Eh sorry." Krystal refleks melepas tangannya dan terkejut saat mendengar suara yang meminta maaf barusan.

Ia lebih terkejut lagi saat melihat orang yang baru saja memegang minuman bersamanya.

"Nggak papa, kak." Mati-matian Krystal bersuara karena ia gugup. Kakak kelasnya yang ia perhatikan di lapangan basket tadi ada dalam jarak sedekat ini dengannya.

Bau parfum dan keringatnya bercampur, membuat Krystal menajamkan penciumannya.

Berniat mengendus.

"Gue ambil ya." Kakak kelasnya tadi mengambil teh botol yang tadi mereka rebutkan karena Krystal hanya bengong.

"Iya kak."

"Thanks."

Dia tersenyum pada Krystal. Membuat Krystal semakin membeku.

Senyumnya manis banget.

"Kai, buru elah. Haus nih gue." Suara dari belakang Krystal kembali menyadarkannya.

"Iya bentar."

Krystal baru bisa bernapas lega saat kakak kelasnya tersebut sudah pergi dari hadapannya.

Kemudian berjalan menuju meja kantin yang sudah diduduki Sulli dan meminum teh botolnya dengan satu tegukan.

"Kenapa lo? Kayak abis ketemu setan aja."

Krystal hanya menggeleng tidak menjawab pertanyaan Sulli. Ia masih mengatur detak jantungnya yang berdetak sangat cepat.

Kak Kai.

Tadi senyum sama Krystal.

Membayangkannya saja membuat jantung Krystal berdetak menjadi lebih cepat.

***

Naksir sama kakak kelas?

Hal yang biasa dialami oleh para adik kelas.

Kalau ada siswa baru, banyak kakak kelas yang mencari mangsa baru. Adik kelas juga tidak mau kalah, biasanya mereka juga mencari kakak kelas ganteng untuk dijadikan gebetan.

ShoeboxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang