Hoodie Beruang (3)

2.2K 502 102
                                    


To : Kai

Wow, nilai matematika lo tertinggi. Keren.

To : Kai

Lo pinter banget ya? Sumpah keren.

To : Kai

Tempat favorit lo perpus ya? Coba deh sekali-sekali keluar, kan udah kelar UAS.

Kai membaca ulang beberapa surat yang ia dapatkan kemarin. Selama UAS kemarin, orang itu nggak ngirim surat tapi sekarang saat UAS sudah selesai dia kembali ngirim surat buat Kai.

Nilai-nilai UAS memang dipajang di papan pengumuman jadi siapapun bisa melihatnya. Guru-guru memasang nilai di papan dan memberitaukan jadwal remidi atau perbaikan nilai.

Sementara baru beberapa nilai yang keluar, dan dari semua nilai yang sudah keluar Kai nggak ada yang remidi satu pun.

"Kai, lo ada remidi nggak?" Ravi menepuk pundak Kai yang segera memasukkan surat yang baru ia baca ke dalam saku bajunya.

"Enggak."

"Nggak heran sih, mastiin aja gue. Nonton basket yok." Selain remidian, masa-masa setelah UAS digunakan untuk class meeting dan sekarang sedang pertandingan basket. Ravi ngajakin Kai biar Kai nggak di perpus aja.

"Males, Rav."

"Kan udah kelar UAS juga ngapain masih ngendon aja di perpus? Belajar lagi?" Ravi heran banget Kai ini kenapa cinta banget sama perpus.

"Gue baca-baca aja."

"Besok lagi bacanya, hari ini nonton basket aja yok. Tunjukkan wajahmu pada dunia." Ravi masih memaksa Kai. Pengen sahabatnya ini menikmati masa SMA-nya jangan cuma belajar aja. "Lo di perpus aja udah ada yang ngefans gimana kalo sering nampang. Ayok lah."

"Ya udah ayo, tapi bukan buat nampang." Kai akhirnya menyerah juga dengan ajakan Ravi. Selain itu karena surat yang ia terima tadi, dia bilang coba sesekali keluar jangan cuma di perpus.

"Serah dah, pokoknya lo tuh harus menikmati hidup."

Ravi sama Kai akhirnya pergi ke lapangan basket, lapangan basket udah rame karena ini udah pertandingan ke sekian.

"Kai, lapangan basketnya di sana." Tangan Ravi menunjuk anak-anak yang sedang membawa bola.

"Iya, gue tau."

"Mata lo ke mana anjeeeer?" Ravi geleng-geleng kepala begitu menyadari Kai dari tadi nggak merhatiin pertandingan basket malah merhatiin ke sisi kanan di mana di situ ada Krystal lagi duduk sama segerombolan anak kelas dua belas.

"Enggak."

"Lo ngeliatin Krystal?" Selidik Ravi lagi. Ia sudah memastikan bahwa pandangan Kai itu ke arah Krystal, karena di sana kebanyakan cowok dan ada beberapa cewek kelas dua belas. Dan kayaknya nggak mungkin Kai ngeliatin anak kelas dua belas.

"Nggak."

"Halah, boong banget."

"Dibilang enggak." Kai menggeleng dan kembali memperhatikan anak-anak yang bermain basket.

"Gue tau sih dia cantik banget. Tapi nggak usah lah suka sama dia, berat. Saingan lo kakak kelas semua." Bahu Kai ditepuk-tepuk oleh Ravi seakan memberi nasehat. Kai pun menyingkirkan tangan Ravi dari bahunya.

"Siapa juga yang suka?"

"Lo. Dari tadi lo merhatiin Krystal."

"Kagak. Liat sekilas doang." Kai mengelak dari tuduhan Ravi.

***

"Tal, lo beneran lagi deket ya sama Minhyuk?" Hani menghampiri Krystal yang lagi ke toilet, sejak tadi ia lihat Krystal bersama rombongan kelas dua belas, termasuk bersama Nana.

ShoeboxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang