Pentas Seni

3.6K 541 68
                                    


"Tal, ke perpus yuk."

"Ngapain?"

"Ayo aja deh, tadi anak-anak pada ke sana." Lala menyeret tangan Krystal untuk menuju ke perpustakaan sekolah mereka yang letaknya ada di bagian belakang, dekat dengan rumah dinas penjaga sekolah.

"Ya udah deh." Krystal menuruti ucapan Lala, teman sebangkunya tersebut.

Krystal dan Lala saat ini duduk di kelas enam SD. Sejak renovasi perpustakaan beberapa waktu lalu, perpus yang tadinya nggak banyak dikunjungi jadi ramai karena banyak buku baru yang datang. Krystal sendiri sejak dulu sudah sering mengunjungi perpus, dengan adanya penambahan buku baru ia semakin sering menjadi pengunjung perpus tersebut.

Setelah mereka berdua berada di dalam perpus, mereka sibuk mencari bacaan kesukaan masing-masing.

"La, sini bentar." Suara Chanyeol yang memanggil Lala hanya membuat Krystal menoleh singkat. Lala kemudian menghampiri Chanyeol, meninggalkan Krystal yang sibuk membaca bukunya.

Sekitar lima menit berlalu Krystal sadar kalau Lala belum juga kembali ke perpus, ia lalu menoleh ke kiri kanannya karena ia merasa aneh.

Kok sepi?

Krystal lalu berjalan menuju ke pintu perpus yang ternyata udah ditutup dari luar. Ia terkunci di perpus?

"Laaaa, aku masih di dalem La." Krystal menggedor pintu perpus yang kebetulan terbuat dari kaca. Ini padahal belum jam pulang sekolah kenapa pintu perpus udah ditutup aja. Lagian ke mana Ibu yang jaga perpus kok nggak ada juga?

"Krystal."

Krystal melonjak kaget karena ada suara yang memanggilnya dari belakang. Hampir saja ia teriak kalau saja itu bukan teman sekelasnya.

"Kai?" Krystal menunjuk Kai yang berdiri dengan jarak sekitar dua meter darinya.

"Iya."

"Kita kekunci ya?" Tanya Krystal sambil menunjuk pintu perpus yang terkunci. Sedikit bersyukur karena ia nggak terkunci sendirian di dalam perpus.

"Enggak." Kai menggeleng singkat.

"Enggak? Ini dikunci kok." Krystal mengernyit heran sambil berusaha membuka pintu perpus yang memang terkunci itu.

"Itu aku yang nyuruh, aku mau ngomong sama kamu."

Krystal kembali mengernyit bingung, kenapa Kai harus menyuruh anak-anak mengunci pintu perpus? Kai mau ngomong apa sampe harus ngunci pintu perpus segala?

Mata Krystal kemudian sedikit melebar memikirkan apa yang mau Kai ucapkan padanya.

Jangan-jangan----

"Huhuhu, bukain pintunya." Krystal tiba-tiba menangis sambil menggedor-gedor pintu perpus.

"Tal, kok nangis? Aku mau ngomong aja." Kai terlihat panik karena tangisan tiba-tiba dari Krystal. Ia nggak nyangka kalau Krystal bakalan nangis.

"Huhuhu, Lala bukain pintunyaaaa." Krystal semakin menangis. Dan melihat hal tersebut Kai jadi nggak tega, ia pun melambai ke arah luar menyuruh Chanyeol untuk membuka pintu perpus karena Krystal masih saja menangis.

Setelah pintu perpus dibuka Krystal langsung berlari keluar perpus dengan air mata yang masih mengalir.

"Gimana?" Tanya Chanyeol mendekati Kai.

"Nangis anaknya." Kai menunjuk Krystal yang berlari menuju ruang kelas enam.

"Yah."

***

Lala berlari memasuki kelas enam dan menuju ke tempat duduknya dengan Krystal. Ia lihat di mejanya Krystal menundukkan kepalanya dengan bahu yang naik turun.

ShoeboxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang