Jilbab Abu-Abu (2)

4K 662 309
                                    


Allahuakbar
Allahuakbar

Lantunan suara adzan dari masjid di sebelah alun-alun kota terdengar, menandakan waktu buka puasa telah tiba.

"Krystal."

"Krystal."

Kai menggerakkan tangannya di depan wajah Krystal namun Krystal tidak meresponnya.

"Krystal." Kai kembali memanggil nama Krystal tapi tetap saja Krystal masih melamun.

Ia langsung mengambil sendok dan menyentuhkannya di tangan Krystal membuat Krystal kaget.

"Eh?"

Krystal menoleh pada Kai. "Kenapa?"

"Udah adzan."

Krystal melihat sekelilingnya dan orang-orang sudah mulai menyantap makanan mereka. Membuatnya berdiam sejenak untuk berdoa dan kemudian membatalkan puasanya dengan segelas teh hangat.

"Kamu melamun?"

"Eh sorry gue nggak konsen." Krystal meminum tehnya sambil menunduk. Menghindari bertatapan dengan Kai.

"Maafin saya, ya."

"Maaf untuk apa?" Krystal akhirnya menoleh kepada Kai. Rasanya Kai tidak membuat kesalahan apapun tapi kenapa dia meminta maaf?

"Saya sudah lancang berbicara seperti tadi. Ucapan saya tadi pasti membuat kamu tidak nyaman."

Kai mengingat kembali ucapannya saat Krystal sudah berada di atas boncengan motornya tadi. Ia merasa tidak enak karena sejak saat dalam perjalanan sampai di tempat makan Krystal hanya diam saja.

"Eh enggak, bukannya gitu."

"Lalu?"

"Aku cuma shock aja tadi. Kamu becanda, kan?" Krystal sedikit tertawa ringan untuk menutupi dirinya yang sebenarnya sedang sangat gugup.

"Mungkin terdengar lucu, tapi saya serius tadi."

"Eh?" Lagi-lagi Krystal hanya bengong mendengar ucapan Kai.

"Saya serius, Krystal. Saya ingin menjadi halal dengan kamu."

Rasanya kaki Krystal saat ini seperti tidak lagi menapak tanah. Rasanya ia seperti terbang. Kai ini ngomongnya santai banget, padahal hatinya sudah sangat kacau mendengar setiap ucapan dari Kai.

Belum selesai keterkejutan Krystal, Kai kembali berbicara kepadanya.

"Tapi saya tidak bisa menjanjikan kapan saya bisa ketemu orang tua kamu. Saya masih belum punya bekal untuk bertemu orang tua kamu. Saya tidak ingin datang kepada orang tua kamu tanpa bekal apapun." Kai tersenyum sekilas.

Membuat Krystal yang dari tadi memperhatikannya semakin menahan napasnya. Rasa-rasanya sebentar lagi ia bisa kehabisan nafas kalau begini terus.

"Saya harap kamu mau menunggu saya sampai saya punya cukup bekal untuk meminta kamu dari orang tua kamu. Agar ayah kamu tidak ragu-ragu untuk menyerahkan anak perempuannya agar menjadi tanggung jawab saya." Selesai berkata seperti itu Kai menatap lurus pada Krystal.

"Kai--"

"Kamu mau menunggu saya?" Kai memotong kalimat yang belum sempat Krystal ucapkan tadi.

"Iya. Aku mau." Krystal mengangguk mantap menjawab pertanyaan Kai.

"Semoga Tuhan mempertemukan kita ya."

***

"Kai, ada yang mau gue omongin." Seulgi menghentikan langkah Kai saat mereka baru saja selesai rapat BEM.

ShoeboxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang