Tak sengaja

55 4 3
                                    

Cewe itu sedang berjalan menuju kelasnya, terlihat begitu buru buru dan dengan penampilan yang tidak begitu rapi.

"Aduhh bego kali ya lo? Jalan pake mata dong sakit nih" ucapnya masih dengan posisi semula yaitu nlungsep dilantai.

"Sorry" cowo itu langsung pergi tanpa membantu dan memperdulikan ara -gadis mungil yang terburu Buru tadi- yang kini tengah mencoba berdiri.
Ya mereka sempat bertabrakan tadi.

-Tu cowo songong banget dah, gue kerjain baru tau rasa tu orang, uda salah ninggal lagi. Untung ganteng, haa? Ngga ngga apaan si lo ra- gerutunya dalam hati, lalu cewe itupun pergi dan melanjutkan langkahnya kekelas.

"Kok gue ngga pernah liat tu cowo ya? Apa dia murid baru diSMA Nusantara? Ah bodo lah bukan urusan gue" monolognya dalam perjalanan menuju kelas.

Sampainya dikelas, suasana begitu hening, kerutan di keningnya pun muncul seakan tanda tanya ada apa nih? Karena ngga mau ambil pusing Ara pergi menuju bangkunya, disana uda ada Lisa yang duduk sambil menulis catatan. Ah Ara ingat hari ini begitu banyak tugas, tapi Ara tak khawatir sebab gadis itu selalu mengerjakannya pulang sekolah.

"Sa," tapi yang punya nama malah menyauti dengan deheman, dan itu cukup menambah badmood Ara pagi ini.
"Huft semua orang ngeselin pagi ini, bodo" dumelnya lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja, ya dia tidur. Itu sudah menjadi kebiasaannya setiap hari. Ia tak peduli hukuman apapun yang akan ia terima nantinya, yang penting bisa tidur baginya.
"Ra, lo tadi mau ngomong apaan? Gue udah selesai nih nyalin tugasnya" yang di tanya malah masih asik dengan dunia mimpinya. Tidak heran bagi lisa, karena pemandangan tersebut sudah biasa ia temui.

"Ra, pak joko dateng tuh" ucap lisa sembari menggoyangkan tangan Ara.
"Hmm, brisik lo sa"
"Yee lo mah, dihukum baru tau rasa ntar"

"Ekhm" deheman pak joko tidak dihiraukan oleh kedua cwe berparas cantik dan manis tersebut.
Pak joko yang mulai jengah pun akhirnya bersuara lebih jelas -capek ngode ya kan pak? Hehe-

"Ara, Lisa lari 10 kali putaran lapangan! "

Seketika mata Ara membelalak lebar.
"Apa pak? 10 kali putaran?" tanyanya tak percaya

"Ya. Kenapa mau nambah?" tanya pak joko

Yah mampus gue, mana tadi belum sarapan, duh kalo pingsan kan ngga lucu-- gerutu Ara dalam hati.

"Eh bapak, diskon dong pak hukumannya" teriak lisa tanpa dosa.

Lisa ogeb, kenapa malah diajak becanda sih ni guru. Tau galaknya ngalahin singa jantan-- dalam hati Ara sudah menyumpah serapah mulut lisa yang seperti ember itu

"Sudah jangan kebanyakan bicara, keluar kalian sekarang!"
Akhirnya kedua cewe itupun pasrah dan menjalankan hukuman mereka.
Mereka berjalan gontai menuju lapangan SMA Nusantara, lisa menyesali mulutnya yang ngga bisa direm itu.

"Ra, beneran nih kita jalanin ini hukuman? Ini panas banget lo ra? 10 kali putaran lagi, gilak tu guru"

"Udalah sa, ayo kita jalanin aja biar cepet selesai" lalu mereka mulai berlari.

Saat mereka memasuki putaran ke 6, terlihat segerombol anak laki laki sedang asik bermain basket, padahal tidak jam olahraga,
"Ra, coba liat deh itu yang pegang bola, ganteng banget kan? Dia anak baru disini. Sekitar 1 mingguan yang lalu kalo ngga salah masuknya" ujar lisa bersemangat.
Ara hanya mengikuti arah pandangan lisa saja, dan betapa terkejutnya dia ternyata anak yang dimaksud lisa adalah cowo rese tadi pagi, huftt.

"Diem bisa ngga si lo sa? Ngga cape apa? Btw ini uda putaran keberapa?" tanya Ara dengan lemas.

"Yeee apaan si lo ra biar lah, pumpung masih bisa liat cogan. Uda ke 6"
Yang diberi tau hanya mengangguk sebagai jawaban,

"Ra lu tau ngga tu anak ya, pinter banget tau, dulu si katanya dia juara olimpiade kimia nasional gitu"
"Oh iya dia juga pinter basket, dulu aja dia kapten basket, keren kan ya ra dia. Aaaaaa makin Cinta gue"

Bukannya menjawab Ara malah masih melihat kearah cowo itu, dan gilanya lagi cowo itu melihatnya juga. Arghh Ara merutuki kebodohannya itu, bisa bisanya dia melihat cowo tengil bin rese kya dia.
"Ra lo denger ngga si gue bicara?" teriak lisa ketika ia merasa Ara menyuekkannya. Yang ditanya hanya menyauti dengan deheman. Lalu mereka melanjutkan lari mereka hingga 9 putaran.

-lo harus kuat ra, ayok pasti lo kuat. Jangan lemah! - gumam Ara dalam hati. Memang ia merasa saat ini dunianya berputar, tenaganya pun juga terkuras habis. dengan mati matian ia terus berlari tanpa mengeluh.

"ra, lo ngga papa kan? Kok pucet banget?" tanya Lisa khawatir, namun hanya gelengan dari kepala Ara yang ia dapat. Lisa menatapnya begitu khawatir, tapi mereka terus berlari karena tinggal satu putaran.

Baru setengah putaran Ara sudah merasa tumbuhnya tak bisa ia tahan lagi, akhirnya ia pun memanggil Lisa karena ia rasa ia sudah tidak kuat lagi.
"Sa, gue uda ngga kuat" ucapnya pelan sembari menunduk dan berhenti, otomatis yang dipanggil pun berhenti dan menyamakan tinggi dengan Ara saat ini.
"Ra lo ngga papa kan? Ra,jawab gue" ucap Lisa khawatir. Dan tanpa aba aba tubuh kecil Ara jatuh begitu saja,

Brukkk

"Ara.." teriak lisa sekencang mungkin,membuat semua orang yang ada dilapangan refleks menengok kesumber suara.

"Eh tolongin dong, pingsan ini" ucapnya meminta tolong,namun tak ada satupun dari mereka yang bergerak untuk menolong, lisa sudah naik pitam, ia akan melabrak semua anak itu nanti.
Hingga tiba tiba seorang anak laki laki datang dan tanpa banyak babibu mengangkat tubuh mungil Ara menuju UKS. Dan aksi tadi membuat semua orang melongo karena seorang pangeran es yang baru 1 minggu disekolah mereka menolong seorang cwe yang pingsan.

"Aaaaaa pangeran gue, duh bang"

"Gue aja tadi yang pingsan biar digendong sama dia"

"Dedek juga mau bang"

Seperti itulah kira kira ucapan ucapan yang ia dengar selama perjalanan menuju UKS, tapi ia tak menggubrisnya dan terus berjalan menuju UKS.

Sesampainya di UKS, ia langsung membaringkan tubuh mungil cewe itu.
"Cantik" entah devil dari mana yang merasukinya hingga dia mengucapkan satu kata keramat itu.
"Astaghfirullah" ucapnya lagi ketika ia sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi.

Sejak 20 menit yang lalu, ia menunggu cewe itu. Tak ada tanda tanda akan siuman juga, ia sudah hampir meninggalkannya, tapi karena tidak ada orang diUKS, terpaksa ia harus menemaninya. Teman Ara pun juga tak kunjung terlihat.

"Lo pingsan apa mati si? Lama amat bangunnya" ucapnya sedikit frustasi.
Sedari tadi ia memang hanya bermain game, membaca buku buku herbal yang ada, lalu mengecek ponselnya begitu terus siklusnya.

"Ehh" lenguhan itu lolos dari bibir pucat nan tipisnya itu.
"Kok? Gue ada disini?" tanya nya sambil memegangi kepalanya

"Pingsan" jawab cowo itu singkat padat dan jelas.

"Terus yang nolong gue siapa?" tanya nya lagi

"Diem lo, brisik baru juga siuman" jawab cowo itu ketus.

"Ih apaan si lo? Minggir sana gue mau balik kekelas" ucap Ara songgong

"Lo masih sakit! Diem" ucapnya tak mau kalah

"Mau lo apa si haa? Tadi pagi nabrak gue, trs ini ngalangin gue, kezel gue" gerutu Ara pada cowo itu.

Cowo itu hanya diam tanpa berniat membalasnya...

Jangan lupa, tinggalkan jejak vote and coment yups 😘

RadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang