center of interest

7 0 0
                                    

"Al, ayo turun sarapan dulu" teriak Ara dari depan pintu kamar cowo itu

"Brisik" jawab Alde dari dalam. Sebenarnya ia sudah siap untuk berangkat sekolah namun ia masih malas untuk sarapan dan berhadapan dengan abangnya. Ia malu karena kejadian tadi malam

"Cepetan ntar kita telat, lo sama gue ngga sempet sarapan nanti" teriak Ara lagi

Tanpa menjawab ia langsung membuka pintu nya yang membuat gadis didepannya terkejut, sebab Ara terlihat menempelkan telinganya pada pintu kamar Alde

"Ngapain lo?" tanya Alde datar

"Ngga ngapa ngapain si. Cuma ngedengerin jawaban lo aja" jawab nya santai dan merubah posisinya menjadi berdiri tegap di depan Alde

"Absurd lo" ucap Alde lalu pergi meninggalkan Ara yang masih diam ditempat.

"Gimana si? Kok dikatain absurd. Kan cuma manggil buat sarapan. Dasar king of kutub aneh" ocehnya dan melangkahkan kakinya keruang makan.

"Eh al, duduk" sapa abangnya

Sebenarnya bagi alde itu bukan sapaan biasa. Pasti ada makna tersembunyi dari itu semua.

"Gimana? Lancar mikirnya?" kini ganti bang Vano yang menggodanya

"Paan?" tanyanya sambil mengangkat satu alisnya

"Pura pura lupa dia Yo. Kemarin yang bilang makasih ke Tuhan karena telah ngasih Mentari setelah bunda siapa ya?" goda bang Vano semakin gencar

"Iya nih van, kemarin kek ada yang galau gitu ya kan?" tambah bang Rio

"Siapa yang galau bang? Siapa juga yang udah dapet Mentari setelah bunda?" tanya Ara yang memang tak mengerti apapun.

"Tau deh. Ada yang bilang gitu aja ya ngga van?" tanya bang Rio pada Bang Vano

"Yaktul Yo. Ututuuu Mentari hmm" goda Bang Vano tak habis habis.

Alde tau jika kedua orang yang lebih tua darinya satu tahun ini sedang menyindir dan menggoda dirinya. Namun alde berusaha bersikap tenang dan santai.

Ia hanya tak mau jika gadis disampingnya ini akan tau jika sebenarnya ia mulai nyaman dengan kehadiran gadis itu. Gengsi memang.

"Paan si? Kok kalian jadi makin gaje gini kalo disatuin" ucap Ara pada kedua abangnya

"Yee lo masih kecil si makanya otaknya ngga nyampe" hina Vano pada adik kecilnya ini

"Paan si lo bang? Ngga mutu pake ngatain segala" balas Ara

"Yeee emang bener otak lo tu ngga nyampe"

"Tapi gue pinter"

"Tapi otak lo ngga nyampe"

"Tap.."

Belum selesai Ara membalas ucapan abangnya suara dingin Alde mampu membuat ruang makan yang tadinya ribut menjadi hening seketika.

"Brisik" cegah Alde yang sudah mulai jengah dengan perdebatan tidak mutu itu.

"Alde berangkat" ucapnya dingin dan langsung melangkah menuju garasi untuk mengambil motornya.

"Jangan lupa makan Al" teriak abangnya

"Yaudah Ara juga mau berangkat dulu. Ntar ngga dapet tebengan lagi kalo ditinggal Alde. Assalamualaikum" ucap Ara dengan berlari menyusul Alde

"Wa'alaikumsalam" jawab kedua abangnya

"Al, tungguin gue bareng" teriak Ara ketika melihat Alde yang sudah berada diatas motor kesayangannya

RadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang