sial

14 1 0
                                    

-tunggu permainan gue Aldebara P.A.- gumam gadis itu dalam hati.

Posisinya sekarang sudah ada dikelas, rasanya Ara ingin membolos sebab ia sangat malas mengikuti mata pelajaran kimia. Ara pandai di pelajaran ini, tapi tak sepandai di biologi dan matematika. Fisika? Jangan tanya Ara juga bisa namun tak begitu pandai hampir samalah kedudukannya dengan kimia dihati Ara.

"Baik anak anak, kerjakan halaman 59-62" ucap bu Citra selaku guru Kimia, btw itu juga guru termuda+tercantik maka tak heran jika banyak anak laki laki yang semangat ketika mapel kimia berlangsung.

"Baik bu" ucap semuanya

"Jika ada kesulitan bisa didiskusikan dengan teman sebangku, jika sama sama belum pahamnya bisa tanya ke saya langsung. Silahkan mulai mengerjakan" jelas bu citra

Semua terlihat serius mengerjakan soal soal dibuku, kecuali Andre dan Dimas -biang onar di SMA Nusantara-

"Bu, saya mau tanya" ucap Andre lantang semua sudah hafal, anak itu hanya melakukan permodusan receh.

"Iya Andre ada apa? Mau tanya yang mana? Silahkan kesini" ucap bu Citra

"Kaki saya sakit bu kalo buat jalan, jadi ibu aja yang kesini ya bu ya?" tawar Andre

-dasar tukang tipu, mana ada kakinya sakit? Orang tadi abis main sepak bola dilapangan bareng anak anak yang lain- gumam Lisa dalam hati.

Bu citra menghela nafas "hmm iya"

Selama bu citra menjelaskan Andre sibuk memandangi dan menyisir rambutnya terus menerus,
"Kamu sudah paham Andre?" tanya bu citra mengagetkan Andre

"Eh, iya udah dong bu kan saya genius" ucap nya percaya diri, tanpa sadar ia meneruskan acara menyisir rambutnya hingga sisirnya sendiri masuk kedalam baju belakangnya, melihat hal itu bu Citra hanya bisa geleng geleng dan tersenyum lalu pergi.

"Gilak tu guru, cantik banget. Kalo gue dikasih kesempatan gue nikahin juga besok dim" ucapnya pada Dimas.

"Bego lo jangan dipupuk, suburkan tu akhirnya" ucap Dimas menanggapi.

"Bodo. Eh btw sisir gue kemana ya dim? Pasti lo sembunyiin kan?" tuduh andre

"Enak aja, itu tadi dipinjem sama Ara" ucap Dimas bohong

"Sssstt, Ra, Ara, Aramela Dirgantaka Putri" ucapnya sedikit melembut.

"Woe budeg, lo denger gue bicara ngga si?" ara yang merasa terganggu pun langsung menoleh, memang bangkunya bersebelahan dengan bangku Andre&Dimas.

"Apasi? Brisik lo cabe" geram ara.

"Balikin sisir gue! Buruan! Ish elo mah minjem dimana mana pasti mulangin budeg"

"Gajelas banget lo Ndre, dasar tai onta" balas Ara sembari menghadap kedepan dan mengerjakan tugasnya lagi.

"Dim, si Ara ngga mau balikin tu. Gimana dong?"

"Diem ogeb, brisik. Ntar aja gue bantu mikir sekarang kerjain dulu"

"Oke bos,janji ya tapi dim? Itu sisir dari jubaidah mantan tersayang gue" ucapnya dengan wajah semelas mungkin.

Sedangkan dimas hanya menahan tawanya sedari tadi.
-goblok banget ini bocah- batin dimas.

Tak terasa jam istirahat kedua telah tiba, bu citra sudah pamit untuk keluar kelas, sedangkan Ara berniat untuk menunaikan kewajibannya.

"Sa, sholat dhuhur dulu yok" ajaknya pada lisa.

RadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang