manis

14 1 0
                                    

"Selamat pagi nda," ucap alde begitu manis

"Selamat pagi juga sayang" balas bundanya tak kalah manis

"Nda, ayah uda berangkat tugas? Berapa hari?" ya begitulah alde dia sebenarnya peduli hanya saja malas untuk mengutarakan. Kalimat ini selalu ia ucapkan ketika ayahnya pergi bertugas meninggalkan bunda, dirinya dan abangnya.

"Udah dek, jam 5 tadi berangkatnya. Mungkin sekitar 2-3 bulanan disana. Oh ya tadi ayah pesen katanya yang akur sama abang jangan bikin bunda pusing selama ayah tugas"

"Ayah mah sok perhatian ke bunda, Rio sama alde kan emang udah kodratnya buat selalu bertengkar" saut rio yang tiba tiba datang dari khayangan eh maksudnya dari kamarnya.

"Iya iya, yok sarapan trs kalian berangkat gih" ucap bunda

"Nda, emang ayah masih disuruh ikut perang perang kya dulu ya?" tanya rio disela kegiatan makan mereka

"Iya bang, gimana lagi ayah masih ikut usia muda soalnya" jawab bundanya sambil cekikikan

"Dasar" timpal alde begitu mendengar pernyataan sang bunda.

Setelah itu mereka lanjut sarapan dan langsung berpamitan
"Nda, adek berangkat dulu assalamualaikum" pamitnya sembari mencium tangan bundanya

"Rio juga nda, assalamualaikum" begitupun dengan rio

"Wa'alaikumsalam, jangan ngebut ya bang, dek bawa motornya" peringat bundanya, sebab sang bunda tau rio maupun alde jika naik motor sudah tak ingat apapun.

Yang satu mengangguk sedangkan yang satu hanya membalas dengan cengiran. Selang beberapa menit bunyi bising pun dihasilkan dari kedua motor ninja berwarna hitam dan merah tersebut.

Ditengah-tengah jalan tiba tiba...

"Dek, ayok balapan. Siapa yang sampe sekolah duluan bakal ditraktir makan & minum sama yang kalah.  Gimana ?" teriak Rio lantang

"Deal" setelah mengucapkan itu alde segera menambah kecepatannya. Sehingga rio pun tertinggal dibelakang 

"Sialan" umpat rio karena merasa dibodohi oleh adiknya sendiri.

Memang Alde adalah anak yang cerdas, tak kaget bila ia selalu lebih 1 nomor didepan abangnya itu.

Senyum devilnya keluar dibalik helm fullface nya itu ketika ia tau ia yang menang dan memarkirkan terlebih dahulu motornya.

Tanya kemana abangnya? Dia tetap datang walau selisih waktu 1 menit dari Alde.

"Gilak lo dek, oke ntar gue traktir. Istirahat ngikut gue kekantin oke?" ucap abangnya dengan senang hati

Sedangkan Alde hanya menganggukkan kepala saja dan berlalu dari parkiran menuju kelasnya

"Woee tunggu dulu nying!" teriak abangnya menggema di koridor sekolah

"Hmm, Buru" jawabnya singkat dan menunggu abangnya mensejajarkan langkah dengannya

"Oh iya ntar jangan lupa ya makan dikantin, gue kan mau traktir lo. Gimana abang yang baik kan gue?" tanyanya sembari menaik turunkan alisnya.

"Crewet. Lo udah bilang tadi" tanggap alde

"Ye lo mah, diperlakuin manis ngga mau juga, dasar. Yauda sono masuk kelas" ucap abangnya kesal

"Hmm, maaf bang" ucap alde lirih

"Iya ngga papa, untung lo adek gue. Kalo ngga mah palingan nih bogem nyium pipi lo" jawabnya begitu santai . Sedangkan Alde hanya membalasnya dengan tatapan tajam miliknya.

RadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang