datang bulan

9 0 0
                                    

Kenapa selalu mau berkorban jika tak mempunyai lain perasaan? -Aramela

Sudah seminggu ini Ara dan Vano kembali ke rumah mereka sebab kedua orang tuanya sudah sampai rumah dengan selamat. Begitu juga dengan bundanya Alde.

Pagi pagi sekali Ara masih bergulat dengan mimpinya, namun sedikit terusik karena suara notifikasi dari ponselnya. Dengan malas ia membuka ponsel itu

AldebaraPutra
Brngkt brng!

Ha? Ara mengernyit bingung, apa ia sedang bermimpi? Kenapa Alde mengajaknya berangkat bareng?
Ia tak minat untuk membalasnya, alias hanya ia Read saja

AldebaraPutra
Gue anggep jwbn lo iya

Lagi lagi notif itu mengganggu tidur cantik Ara. Ara yang sudah kesal akhirnya membalas chat Alde

AramelaDirgantaka
Iya iya bawel. Masih pagi juga

Tak lama balasan Alde pun muncul lagi di layar hp nya

AldebaraPutra
10 mnt lg gue jmpt!

Mata Ara langsung membelalak, gila kali ni anak 10 menit mau jadi apaan gue? Batin Ara

AramelaDirgantaka
Apaan si lo Al? Masih pagi santai aja kali. Mana kasih waktu 10 mnt doang lagi. Ngga cukup!

AldebaraPutra
Liat jam sekarang!

Dengan Cepat Ara melihat jam beker di nakasnya.

"Astaghfirullah mama Ara telat!!!!!" teriak Ara dengan kencang. Setelah itu ia langsung bergegas menuju kamar mandi. Tak butuh waktu lama jika suasana genting seperti ini.

Sekarang ia sudah sampai di meja makan, dilihatnya sudah sepi. Dimana Abang nya yang sialan itu? Disana terlihat sang mama keluar dari dapur.

"Makan dulu Ra, ditunggu Alde di depan" ucap mamanya santai

"Ara minum susu aja ya ma" ucap Ara langsung menghabiskan segelas susunya namun hanya setengah bukan tandas habis.

"Ntar makan ya di sana" ingat mamanya.

"Siap ma, ara berangkat. Assalamualaikum"

Ia tak lagi menunggu jawaban mamanya, terlihat diluar sana Alde telah memandangnya dengan datar.

"Hehe maaf ya Al, gue kesiangan. Yok berangkat" ucap Ara cengengesan dan berlari menuju mobil Alde

Alde hanya bisa diam dan mengikuti pergerakan Ara. Dengan Santai Alde melajukan mobilnya menuju sekolahan.

"Al, gimana kalo kita telat" tanya Ara takut

"Ngga bakal"

"Kok bisa? Emang lo kepala sekolahnya?"

"Iya"

"Ih al. Kalo diajak ngomong tuh jawabnya agak panjang knp sih? Nyebelin banget"

"Jangan marah. Maaf"

"Ngga dimaafin"

"Serah" jawab Alde santai lagi

"Tuh kan. Kalo gue marah tu dibujuk ini malah dibiarin. Aaaa mama Alde nyebelin" demi apapun kali ini suara Ara telah membuat guncang mobil Alde.

"Brisik Ra. Astaghfirullah" ucap Alde sabar

Setelah itu hening hingga sampai di sekolah. Untung saja mereka tidak telat, meski kurang 1 menit lagi bel akan berbunyi.

Ara dan Alde memutuskan untuk segera masuk kekelas. Seperti biasa, alde akan mengantarkannya hingga di depan kelas.

"Ntar pulang bareng, tunggu gue basket bentar" ucap Alde lembut

RadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang