Hari ini hari minggu, Ara ingin menghabiskan paginya ditaman. Biasanya ia akan ditemani oleh lisa atau abangnya, but hari ini Ara terpaksa sendirian karena abangnya dan sahabatnya itu tak mau diajak dengan alasan pengen tidur sampe siang.
"Huh seger banget" ucapnya ketika sampai disebuah taman dekat komplek rumahnya.
"Banyak anak anak main lagi. Eh itu anak kenapa ya? Kok nangis" tambahnya ketika melihat seorang anak kecil nangis sendirian, dengan cepat iapun segera menghampiri
"Hai adek, kenapa nangis?" tanya nya pelan
"Aku jatuh kak, huhuhu" jawab anak itu masih dengan tangisannya.
"Udah ya ganteng, ngga boleh nangis. Ntar jadi jelek loh. Sini mana yang sakit biar kakak kasih obat"
"Ini kak" Ara meniupi luka anak itu berharap kumannya bisa keluar walaupun sebenarnya hanya debunya yang bisa keluar.
"Masih sakit?" tanya Ara
"Masih kak, tapi terimakasih kakak sudah membantuku. Kenalin nama aku Aldo, umur aku 6 tahun." jawab anak itu dengan tersenyum
"Yaudah, yok main lagi. Mana teman teman kamu? Kakak mau ikut bermain juga. Kamu kuat jalankan?"
Aldo mengangguk, lalu mereka menghampiri segerombol anak anak kecil yang sedang bermain petak umpet."Tunggu ya kak aku panggilin mereka" tanpa menunggu persetujuan dari Ara,Aldo pun langsung memanggil teman temannya. Dan datanglah segerombol anak anak kecil itu
"Hai kakak cantik" sapa anak anak itu bersamaan.
"Wah kalian kompak ya? Haii juga adek adek cantik dan ganteng" jawabnya dengan senang hati.
"Kak kita main yok" ajak salah satu anak
"Yauda ayok, mau main apa?" tanyanya
"Kucing kucingan yok temen temen"
"Ayokk"
Mereka segera membentuk sebuah lingkaran, dan kali ini Ara menjadi tikusnya dan anak yang bernama Fajar menjadi kucingnya.
Kejar kejaran pun terjadi sekian menit lamanya hingga tiba tiba Ara kehilangan keseimbangan tubuhnya karena ia merasa sedikit pusing dadakan.
"Eh, maaf gue ngga sengaja" ucapnya ketika ia merasa ada seseorang yang ia tabrak.
"Cieeeee" semua anak yang ada disitu berteriak
"Gue yang minta maaf" ucap seseorang itu dengan suara beratnya
"Ish elo lagi. Ngapain lo kesini? Ikutin gue ya lo" tuding Ara pada lelaki itu.
"Ngga," jawab laki laki itu singkat, padat, dan jelas.
"Udah yok kak jangan berantem, kita main lagi. Ayok kak, kakak ganteng juga ikut ya" pinta Aldo pada Ara dan Alde, ya laki laki itu adalah Aldebara.
"Kak kenalan dulu dong dari tadi kakak main sama kita kakak belum kasih tau nama kakak loh" pinta salah satu anak diantara mereka
Alde dan Ara hanya saling tatap, hingga akhirnya Ara memutuskan untuk memperkenalkan diri lebih dahulu.
"Hai kenalin nama kakak Aramela Dirgantaka Putri, kakak akrab disapa Ara. Senang bertemu kalian" ucap Ara dengan senyum manisnya.
Kini giliran alde, yang memperkenalkan diri
"Haii nama kakak Aldebara Putra Atmaja, panggil aja kak Alde" suaranya datar namun sedikit senyum tipis tercipta.-gila, senyumnya manis banget Tuhan- gumam Ara dalam hati.
"Yauda yok kita main lagi temen temen" semua pun setuju dengan ajakan Aldo mereka melanjutkan bermain kucing kucingan.
Hingga tak terasa hari sudah semakin siang, dan telah menunjukkan pukul 9 pagi.
"Adek adek, udahan ya mainnya. Kapan kapan kita main lagi, kak Ara sama kak Alde harus pulang dulu." ucap Ara menyudahi pertemuan tidak sengajanya dengan anak anak kecil itu.
"Iya kak, terimakasih" ucap mereka kompak.
"Daaa, kakak pulang dulu. Yuk Al"
Ara melenggang pergi dan melambaikan tangannya pada anak anak."Tunggu gue" teriak Alde dari jarak yang lumayan jauh dibelakang ara.
"Ayok Al, kejar gue kalo bisa. Wleee" ucapnya sembari berlari dan menjulurkan lidah.
"Ck. Dasar " dengan sedikit berlari akhirnya Alde bisa menangkap Ara.
"Huft huft huft" nafas Ara beradu dengan cepat, sebab ia kelelahan berlari, wajah yang tadinya redup kini juga berubah semakin redup.
Alde menyadarinya. Dan ah bodohnya dia membiarkan Ara berlari.
Tanpa aba aba Alde langsung duduk dengan posisi berjongkok dihadapan Ara.
"Ngapain lo? Berdiri ah" pinta ara.
"Naik"
"Ngga ah apaan si lo! Udah minggir gue mau pulang"
-Please jangan jatuh disini Ra, dikit lagi nyampe rumah. Tengsin lah kalo jatuh didepan Alde lagi- gumamnya dalam hati sebab rasa pusing itu kembali lagi, tak kaget bagi Ara ia sudah sering seperti ini. Ya, anemia sialan itu."Naik aja" ucap Alde membuyarkan lamunan Ara.
"Iya, crewet lo" jawabnya lalu naik kepunggung Alde.
Dengan santai Alde berjalan menuju kompleks rumahnya, ia menggendong Ara hingga rumahnya.
Dan langsung kembali ke posisi awal sehingga Ara mudah untuk turun."Makasih Al, ganteng deh lo kalo kek gini ke gue hehe" ucapnya ketika turun dan membuka gerbang rumahnya.
"Ra" panggil Alde
"What" jawab ara pendek
"Gue mau bilang sesuatu"
"Mau bilang apa? Mau bilang kalo Lo suka sama gue? Iya? Banyak yang bilang gitu juga kegue" jawab Ara dengan percaya diri.
"Najis. Turunin berat badan lo, berat"
Jlebbb
"Aldeeeee jahat ya lo, gue uda kurus kali. Btw liat aja lo, gue pastiin ngga lama lagi lo bakal jatuh Cinta sama gue. Camkan itu Aldebara emm duh lupa siapa nama lengkap lo?"
"Aldebara Putra Atmaja"
"Oh iya. Camkan itu Aldebara Putra Atmaja!" setelah mengucapkan itu Ara masuk kedalam rumahnya dengan kesal.
Tanpa sadar cowo itu tertawa lirih melihat kelakuan gadis mungil didepannya tadi. Lucu itulah yang Alde rasakan dari diri ara.
Cowo itu melangkah kan kakinya kearah rumahnya, lalu masuk dan memberi salam
"Assalamualaikum nda" ucapnya dengan senyuman, tak seperti biasanya.
"Waalaikumsalam dek, dari mana aja?"
"Taman nda," masih dengan senyum yang sama, lebih lebar daripada biasanya.
"Ada apa ni? Kok bunda liat dari tadi senyum senyum terus"
Alde yang tak tau alasannya juga langsung melenggang pergi keatas menuju kamarnya.
"Alde keatas dulu nda" pamit nya
"Iya dek, mandi jangan lupa. Bau tu badannya" celetuk bundanya
"Hmm, ya nda"
Lantas cowo itu segera menuruti apa perintah bundanya dan melanjutkan aktivitas selanjutnya tidur hingga senja tiba."Dek, turun yok makan dulu" seru bundanya dari luar. Memang hari sudah menunjukkan pukul 7.00 pm tapi cowo itu belum keluar juga dari kamarnya.
"Hmm ya nda, adek mandi dulu" suara seraknya membuat sang bunda lega.
"Oke, bunda sama abang nunggu diruang makan, jangan lama lama ya" ujar bundanya.
Setelah mengumpulkan nyawanya Alde bergegas untuk membasuh tubuhnya.
Ia beranjak turun kebawah ketika telah selesai mandi. Disana terlihat bunda dan abangnya sedang bercanda.
Hmm, alde rindu moment itu
Hai readers sorry ya, makin kesini makin ngga mutu. Jangan berhenti buat baca. Jangan lupa tinggalin jejak kalian yah 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Radar
Teen Fiction"Aldebara Putra Atmaja, gue benci sama lo" ucap gadis mungil itu "Me too Cil" balas Alde *** Gimana rasanya Ketika seorang laki laki yang kalian benci, yang kalian anggep troublemaker dihidup kalian ternyata yang bikin...