Spaces Between Us - END

29. Hangover

Jihyo berjalan terhuyung. Merayap pelan menyusuri tembok dilorong apartementnya. Sudah kesekian kalinya sang gadis pulang dalam keadaan mabuk. Beberapa hari terakhir ini, Jihyo benar-benar dibuat pusing oleh permasalahan yang menghadangnya. Mulai dari Jungkook yang kekeh untuk mengurungnya serta tawaran Tzuyu yang masih terasa menggiurkan. Membuat Jihyo selalu berakhir dengan alkohol memabukkan itu.

"Min Yoongi brengsek!! Kenapa kau mengganti passcode apartementku dengan kode sesulit ini?!" Jihyo bersimpuh sembari terus mencoba menekan kombinasi angka yang tak kunjung benar.

Matanya mengabur, menatap note yang ada dilayar ponselnya. Ada dua buah kode passcode disana. Passcode apartement Jihyo dan satulagi passcode apartement Yoongi. Entah kode mana yang Jihyo masukkan sehingga sedari tadi ia sama sekali tidak bisa membuka pintu huniannya.

"Apa aku salah unitnya?" Dengan tampang polos dan mata setengah terpejam, Jihyo menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.

Ia lalu berjalan merangkak kearah pintu lain yang ada disebelahnya. Ia kembali mencoba memasukkan kode yang sudah tercatat namun pintu itu tak kunjung terbuka.

"Aishh..kenapa susah sekali? Ini semua gara-gara si beruang brengsek itu. Harusnya ia membiarkan saja aku memakai kode yang lama. Pasti tidak akan sesusah ini. Benar-benar menyebalkan!!!" Jihyo menggerutu namun tangannya masih terus saja menekan acak tombol-tombol itu. Berusaha mencoba agar segel pintu keramatnya segera terbuka.

Setelah sekian kali percobaan, akhirnya pintu itu dapat terbuka juga. Masih dengan gaya merangkak, Jihyo masuk kedalam seraya bersenandung khas orang mabuk. Tangannya meraba-raba, mencoba mencari saklar lampu yang tak kunjung ia temui. Yang ada dia malah menjatuhkan beberapa benda pecah belah yang tak sengaja tersenggol oleh tangannya.

"Sejak kapan aku memakai parfum ruangan berbau lavender? Rasanya aku masih setia dengan aroma rose favoritku. Ah.. Atau jangan-jangan indera penciumanku sudah rusak gara-gara alkohol sialan itu?!" Jihyo mengoceh sendiri saat merasakan aroma aneh yang menguar dari parfum ruangannya. Namun hal itu tidak membuat sang gadis curiga, ia masih saja mengendus-endus sembari terus berjalan merangkak kearah salah satu kamar.

Jihyo melempar sling bag miliknya entah kemana, lalu setelah itu satu persatu ia mulai melepaskan semua yang melekat pada tubuhnya. Mulai dari sepatu, baju hingga terakhir miniskirt sudah terlihat berserakan dilantai. Saat ini sang gadis hanya memakai bra dan sepotong safety pants yang membalut tubuh mungilnya. Ia lalu menarik selimut tebal itu dari atas ranjang dan menggulung tubuh ringkihnya diatas lantai marmer yang terasa aman dingin.

Perlahan mata Jihyo mulai terasa berat, dan tak butuh waktu lama dengkuran halus terdengar memenuhi ruangan apartement yang terasa amat sunyi itu.

******

Yoongi mengernyit saat melihat pintu apartementnya sedikit terbuka. Beberapa kali ia mengucek matanya sendiri, memastikan jika ia tidak salah lihat. Ini benar, pintu apartementnya terbuka. Sebuah kecurigaan kini mulai merayap didalam otaknya. Jangan-jangan ada orang yang datang kemari. Pasalnya Yoongi sudah meninggalkan apartementnya selama seminggu lebih, dan mungkin saja ada salah satu musuhnya yang mencoba mencari titik lemah Yoongi ditempat ini.

Yoongi mengambil sebuah soft gun yang tersembunyi dari balik jas hitamnya. Ia memasukkan beberapa butir peluru seraya melangkahkan kakinya perlahan. Dengan hati-hati, Yoongi berjalan pelan sembari terus menajamkan pendengarannya. Bersikap waspada akan ancaman yang bisa datang kapan saja.

Suasana hening menyambut sang pemuda tatkala kakinya memasuki ruang tengah apartementnya. Seperti tidak ada kehidupan sama sekali. Namun matanya menangkap beberapa benda seperti guci serta vas bunga miliknya jatuh pecah hingga membuat ruang tengah itu terlihat berantakan. Oke fix, sekarang Yoongi yakin jika memang ada orang yang telah datang kemari.