Spaces Between Us - END

38. Stalker

Jungkook memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Belakangan ini, kesehatannya sedikit terganggu akibat beban pikiran yang selalu berkecamuk dalam benaknya. Mulai dari masalah pekerjaannya di kantor, fakta tentang Tzuyu yang mengetahui masa lalunya dan terakhir fakta mengejutkan tentang hubungan Jihyo dan Yoongi. Semua terlintas diotaknya bagai benak kusut yang terajut asal. Melilit tak terkendali.

"Yoongi ada disamping Jihyo saat gadis itu menjalani pengobatan diluar negeri"

Ucapan Mina yang tak sengaja ia dengar waktu itu sungguh mengejutkan dirinya. Selalu terngiang ditelinga Jungkook. Ia tak menyangka jika hubungan mereka sudah sejauh itu. Jungkook merasa iri, sejujurnya ia ingin ada saat Jihyo menjalani masa sulitnya. Ia iri dengan Yoongi yang bisa mendampingi Jihyo saat sang gadis menanggung kesakitannya. Dan ia iri karena Jihyo lebih memilih mempercayai Yoongi daripada dirinya. Sedangkan dengan dirinya, Jihyo tidak pernah bercerita, ah ralat----lebih tepatnya tidak mau bercerita. Mereka lebih memilih berbohong dan menyembunyikan fakta itu. Tapi apa motivasinya? Entahlah! Jungkook sama sekali tidak mengetahuinya. Terlalu banyak rahasia, terlalu banyak kebohongan yang Jihyo sembunyikan darinya.

Saat Jungkook mengetahui jika Tzuyu sudah tahu tentang masa lalunya, awalnya pemuda itu berpikir untuk menyerah dengan Jihyo dan fokus untuk Tzuyu seorang. Namun, saat ia kembali mendengar kalimat lanjutan dari percakapan Mina dan Jimin, hatinya kembali ragu. Jujur sampai saat ini Jungkook masih belum paham kenapa Jihyo pergi selama itu? Kenapa Jihyo kembali disaat ia sudah memiliki kekasih? Kenapa Jihyo dan Yoongi bersikap seolah mereka tidak saling mengenal? Dan kenapa Jihyo selalu menyembunyikan kehidupannya selama ia pergi? Itu masih menjadi tanda tanya besar bagi Jungkook. Yang pasti semua itu pasti ada alasannya. Alasan dibalik kejadian pelik ini. Alasan kenapa hubungannya dengan Jihyo berakhir seperti ini.

Semua harus terkuak. Setidaknya Jungkook harus tahu apa alasan sesungguhnya. Sehingga suatu saat nanti, jika ia memutuskan untuk benar-benar menyerah dengan Jihyo, tidak akan ada rasa penyesalan apalagi pertanyaan yang menggantung dibenaknya.

Ketukan pintu menyadarkan Jungkook dari kegiatannya. Seseorang dengan pakaian hitam datang dan duduk didepan Jungkook.

"Bagaimana? Apa kau sudah mendapat infonya?" Tanpa menunggu, Jungkook langsung saja ke inti pembicaraan yang dimaksud.

Seseorang berpakaian hitam itu tertunduk lesu sembari menggeleng pelan. Pertanda ia gagal menjalankan tugas yang diberikan oleh Jungkook.

"Maafkan kami tuan. Kami sama sekali tidak bisa menemukan informasi apapun tentang nona Park Jihyo. Informasi tentang gadis itu sudah terblokir dan sama sekali tidak bisa diakses. Bahkan sampai kehidupan masa kecilnya pun benar-benar tersimpan rapi."

Mata Jungkook membulat. "Apa!! Kau yakin? Bagaimana bisa?"

"Entalah. Tapi kami yakin jika ada nama besar yang menjaganya selama ini."

"Nama besar? Apa itu dari kalangan pengusaha? Apa itu Min Yoongi? Min Corp?" Tanya Jungkook kemudian.

"Kami tidak bisa memastikannya. Tapi kami rasa lebih dari sekedar pengusaha. Orang-orang yang mempunyai kewenangan itu biasanya dari kalangan pemerintahan dan organisasi besar yang sangat rahasia. Dan ini bukan kapasitas kami untuk bisa menyelidikinya lebih lanjut."

Jungkook menganga. Seingatnya, Jihyo tidak pernah berteman dengan kalangan elit seperti itu. Pertemanannya hanya seputar Jimin dan Yoongi saja. Dia bahkan tidak pernah terlihat pergi dengan teman wanita selain Mina. Tapi kenapa bisa ada seseorang penting yang bermain dibelakangnya?

"Kalau boleh tahu, apa maksud orang-orang itu melakukan pemblokiran pada akses data seseorang? Apa hanya untuk keamanan atau ada motif lain?"

"Biasanya memang bentuk keamanan dan juga kerahasiaan. Banyak petinggi pemerintah melakukan akses blokir untuk melindungi nyawa mereka dari lawan politik yang sewaktu-waktu bisa mengancam karir dan juga keselamatan mereka."