68. Who are You?

2K 177 47
                                    

Warning :

Di beberapa part kedepan bakal ada adegan 21+++, bagi yang merasa belum cukup umur, mohon kontrol untuk membaca sampai seper empatnya saja.. Setelah itu silahkan di skipppp..
Dan untuk yang cukup umur, mohon untuk tidak membaca sambil minum air, entar takutnya malah basah 🌚🌚🌚🌚

Ketumpahan air minum maksudnya ya 🌚

Happy reading










"Seumur hidup kau tidak pernah bertemu dengan wanita seperti itu Min Yoongi."

Mata Yoongi terpejam, sebelum beberapa detik berikutnya ia kembali terjaga. Pikirannya melayang jauh, memikirkan tentang perkataan Jay beberapa waktu yang lalu. Kalimat yang mungkin sedikit mengganggu sistem kepercayaannya pada teman baiknya itu. Memang, bagi seorang Min Yoongi, memiliki insting tajam dalam mengolah suatu informasi merupakan sebuah keharusan yang wajib untuk dimiliki dari seorang pemimpin. Layaknya sebuah berita yang tayang di televisi, tidak semua info yang masuk ke telinganya bisa dia percaya begitu saja. Termasuk info dari Jay sendiri, orang yang mungkin sangat Yoongi percayai.

"Apa kau sedang membohongi ku Jay?" Bergumam dalam kesendirian, menatap langit dari balik jendela kaca di kamar rawatnya. Remang cahaya yang minim seakan menyembunyikan wajah pucat dan juga seringaian mengerikan dari pemuda itu. Menelaah benar-benar segala spekulasi yang menjalar dalam otaknya.

"Siapa kau sebenarnya?" Terdengar helaan nafas berat, mengingatkan Yoongi kembali akan mimpi-mimpi itu, lantas mencoba merangkai dalam sebuah cerita imajinasi liarnya. Sebelum menelisik lebih jauh pada pundak yang dengan sengaja ia tabrak malam itu. Pundak si pemilik mata indah bulat bersinar, seseorang yang wajahnya selalu hadir di mimpinya.

Masih terngiang di benak Yoongi bagaimana suara lembut itu berhasil menggetarkan hatinya. Saat gadis itu meminta maaf padanya, saat tatapan setengah terkejut itu membuat jantung Yoongi berdetak tidak menentu. Membuat otak pintarnya memutar beberapa kemungkinan yang tidak masuk akal.

Apakah dia benar-benar tidak mengenali sosok cantik itu? Apa Jay sungguh-sungguh akan perkataannya, atau ada sebuah fakta lain yang coba untuk di sembunyikan?

Semakin Yoongi berpikir, semakin ia merasa frustasi sendiri. Dengungan suara pendingin ruangan serta dinding kamarnya tidak akan pernah memberi Yoongi jawaban, karena pada dasarnya mereka hanya sebuah benda mati yang di kutuk hanya untuk mendengar jeritan derita manusia. Maka saat malam beranjak semakin pekat, Yoongi membulatkan tekad, melepas paksa infus ditangan dan meraih jubah hitam yang tersembunyi di balik bantal. Mata sipit menyorot tajam, menarik sudut bibir sebelum langkah kaki menuntunnya pergi dari kotak labirin dan mencari jalan keluarnya sendiri.

"Jika kau terbukti membohongi ku, bersiaplah untuk kehilangan burung kesayanganmu Jay."

***

Seperti biasa, saat malam terselimuti kabut dengan suara burung hantu yang melengking tajam, Jihyo tidak punya tujuan pasti selain mengunjungi makam Yoongi. Ini adalah kegilaannya yang paling konyol, meski beberapa kali pernah di tegur oleh Jimin maupun petugas penjaga pemakaman, tapi nyatanya tidak ada yang bisa menghentikan langkah kaki Park Jihyo. Melangkah di jalan setapak, secara santai melewati beberapa gundukan tanah mengerikan sembari bersenandung kecil melantunkan lagu bernada ketenangan. Kamuflase dari rasa takut akan hantu yang mungkin tiba-tiba akan muncul tepat di hadapannya.

"Malam ini aku sedang sedih, ku mohon jangan ada yang keluar ya." Jihyo berbicara sendiri, seakan dirinya sedang berkompromi dengan hantu penghuni pemakaman. "Aku serius! Jangan berani macam-macam kalau tidak mau ku adukan dengan kekasihku!" Ucapnya kembali saat bulu kuduknya tiba-tiba berdiri.

Spaces Between Us - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang