43. Spend The Time

4.3K 475 90
                                    

Langit masih terlihat pekat, dan bintang masih setia berkelip diatas sana. Memandangi dua insan yang masih bergelung di atas pasir pantai yang terlihat menggelap tertelan gelapnya malam.

Yoongi masih setia memandang wajah tenang sang gadis yang kini terlelap dalam pelukannya. Mata itu akhirnya mau terpejam juga setelah hampir beberapa jam lamanya mengeluarkan air sialan yang terus mengalir tanpa henti. Dia menangis dipelukan Yoongi. Mengeluarkan semua beban yang ia tahan selama ini. Dan seperti biasa, Yoongi akan selalu menjadi pendengar yang baik. Penenang yang mampu membuat hati kembali menghangat meski tanpa ada solusi yang terujar.

Ia begitu rapuh, bahkan sangat rapuh dari yang semua orang perkirakan. Bagai setitik lapisan air yang membeku, sentuhan kecil akan dengan mudah menghancurkannya dalam sekejap mata. Tapi tak ada satupun dari mereka yang menyadarinya. Gadis ini terlalu pintar bermain sandiwara, terlalu lihai bermain peran. Hingga membuat semua orang berpikir jika dia baik-baik saja. Hanya dengan Yoongi gadis itu bisa menunjukkan semua kelemahannya, berubah menjadi serpihan debu yang tak berguna.

Sakit.

Itu yang Yoongi rasakan saat melihat semua ini. Ia lemah melihat gadis itu menangis, ia lemah melihat gadis rapuh ini bersedih dan ia sakit melihat jika gadis ini terluka.

"Apa yang bisa aku lakukan untukmu? Kemana aku harus membawamu pergi?" Yoongi mengusap lembut wajah tenang Jihyo. Mengulas senyum meski saat ini sang gadis tak dapat melihatnya.

"Seharusnya kau tahu. Kau tidak perlu pergi kemanapun untuk mendapat kebahagiaanmu. Kau hanya perlu berada disamping Jungkook. Berada disamping orang yang kau cintai. Maka kau pasti akan menemukan kebahagianmu."

"Tidakkah kau menyadari itu ah?"

"Kau sudah berada selangkah dibelakang kebahagiaan yang sudah menantimu didepan. Yang perlu kau lakukan adalah menapakkan kakimu sekali lagi dan kau akan berada pada kebahagiaan yang kau cari selama ini."

Yoongi menghela nafasnya sejenak lalu mengalihkan pandangan pada langit yang bertabur bintang. Memandang dua kilatan cahaya yang berpijar dilangit selatan.

"Tapi aku juga menyadari, kau masih belum sanggup untuk melakukannya. Jangankan untuk melangkah, untuk berdiri saja kau masih membutuhkan sandaranmu. Kau lemah Jihyo. Kau lemah bahkan hanya untuk sekedar tersenyum."

"Maka dari itu biarkan aku untuk sementara saja, tetap berdiri dibelakangmu. Menyokongmu saat kau goyah dan merangkulmu saat kau ingin terjatuh. Setidaknya sampai kebahagiaan yang kau nanti akan datang menghampirimu."

Yoongi kembali mengalihkan atensi penuh pada wajah teduh itu. Mendekat secara perlahan dan memberinya sebuah kecupan singkat tepat pada bibir sang gadis yang terlihat sedikit mengerucut.

"Maaf aku mencuri ciumanmu lagi." Yoongi terkekeh pelan. Entah sudah berapa kali pemuda itu melanggar janjinya. Dia bahkan tak menghitungnya sama sekali. Selama gadis itu tidak menyadarinya, ia rasa tidak akan menjadi masalah apapun. Begitu pikirnya.

Semalaman ini Yoongi tidak tidur. Tak pernah sedetikpun ia memejamkan matanya. Yang ia lakukan adalah terus terjaga. Menenangkan Jihyo dan membawa sang gadis hingga sampai ke alam mimpinya.

"Bertahanlah sedikit lagi. Aku mohon. Aku sedang berusaha mendekatkanmu pada kebahagiaan yang kau impikan."

Pria itu bergumam lalu kembali mencium bibir ranum itu. Kali ini lebih lama dari biasanya. Ia sedikit menggerakkan bibirnya, mengulum secara perlahan dengan tanpa mengusik tidur nyaman dari sang empunya. Lama ia berada pada posisi itu hingga tetesan air kembali jatuh mengenai pipi sang gadis.

Sial..

Yoongi kalah lagi. Untuk kesekian kalinya, air mata sialan itu menetes kembali. Menyisakan luka yang kembali tergores setelah sekian kali berusaha untuk disembuhkan. Namun semuanya gagal. Pemuda itu gagal menghalau perasaannya sendiri.

Spaces Between Us - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang