58. Letting Go

3.7K 461 128
                                    

Song: Bts - The truth untlod (play media)



Malam semakin larut, udara dingin semakin terasa menusuk tulang. Membuat tubuh mungilnya melengkung sempurna. Menekuk lututnya sembari memeluknya dengan erat. Puluhan kaleng bir terlihat berserakan dikakinya. Meneguknya dengan brutal guna meredam gejolak alter ego yang mulai berceloteh asal.

"Tidak, tidak, aku sudah mengatakan tidak. Aku tidak menyukainya. Ya, aku tidak menyukainya."

Jihyo mengacak rambutnya kasar, membiarkan dirinya merasuk lebih dalam ke alam bawah sadarnya. Memberi afeksi pada setiap tetes alkohol yang masuk lewat kerongkongannya. Jihyo menendang asal kaleng bir itu hingga menimbulkan suara bising yang cukup membelah kesunyian pinggiran sungai Han malam itu.

"Ku mohon jangan lakukan ini. Sudah kubilang kalau aku tidak menyukainya, kenapa kau terus saja mengatakan yang sebaliknya?" Jihyo berujar lirih dengan suara hatinya sendiri. Ia menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangan dingin itu. Mengabaikan air mata yang terus mengalir tanpa henti. Tetes demi tetesnya seakan menjadi arti dari kata sakit yang saat ini tengah ia rasakan. Rasa yang selalu ia pungkiri, rasa yang selalu ia ingkari. Rasa yang selalu takut ia ungkapkan. Rasa yang mengingatkannya akan kehilangan yang membuat ia kembali hancur untuk kesekian kalinya.

Jihyo bergeming saat ada tangan lain yang menyentuh punggung ringkihnya. Perlahan ia mengangkat wajahnya, melihat seorang kini telah bersimpuh tepat dihadapannya. Air matanya mengalir sama seperti dirinya. Wajah pucat itu basah dengan bibir pucat yang terlihat bergetar. Pandangan mereka bertemu, mengisyaratkan banyak luka yang ada didalamnya.

Jihyo terkekeh sendiri. Apa-apaan ini! Merasa ia sudah memasuki fase gila. Kenapa ia bisa melihat ada Yoongi yang kini berada dihadapannya? Apakah saat ini alkohol telah mempengaruhi seluruh imajinasinya? Apa saat ini ilusi sedang mempermainkan perasaannya?

Sial..

Jihyo mengangkat tangannya, perlahan menyentuh pipi pucat yang nampak basah itu. Oh lihatlah! Bahkan sentuhan ini terasa sangat nyata. Jihyo kembali menatap ujung jemarinya yang menyisakan jejak basah disana. Dia kembali tertawa miris.

"Apa sekarang ilusi bisa nampak senyata ini? Kenapa kau terlihat sangat nyata? Astaga!! Aku pasti sudah mabuk berat hari ini!!" Jihyo menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir bayangan Yoongi yang muncul didepannya. Namun bukannya pergi, bayangan itu justru semakin jelas terlihat olehnya.

"Jihyo..." Suara itu terdengar bergetar, menyalur lewat udara hingga sampai kedalam gendang telinga sang gadis. Membuat Jihyo untuk kesekian kalinya menatap lamat sang pemuda. Menyakinkan diri jika ini bukan hanya bayangan semu saja. Tapi sejenak ia kembali menggeleng, ia yakin jika pria ini bukanlah Min Yoongi.

"Kau siapa? Kenapa kau mirip sekali dengan Yoongi? Apa kau sang ilusi? Ah, tidak! Aku bahkan bisa mendengar suaranya. Apa saat ini aku sedang berbicara dengan hantu? Apa kau adalah hantu Yoongi?" Tanyanya dengan mata yang sedikit menyipit. Jujur ia saat ini masih penasaran dengan siapa ia berbicara. Namun rasa mabuknya seakan mengaburkan sebagian pengelihatan matanya.

"Hm," Yoongi bergumam singkat. Menjawab pertanyaan gadis mabuk yang duduk dihadapannya ini.

Jihyo terkekeh kembali. "Ah, sudah kuduga. Kau pasti hantu yang dikirim Yoongi untukku. Kau pasti datang untuk membuat hidupku tidak tenang, iyakan?"

Jihyo menjatuhkan pundaknya, menghela nafas beratnya beberapa kali lalu menatap kembali sang pemuda. "Tapi kenapa kau bisa begitu mirip dengannya? Bahkan aroma tubuhmu juga sama. Kau tahu hantu Yoongi, dengan kau melakukan semua ini, kau bukannya membuatku dengan cepat melupakannya. Tapi kau malah membuatku semakin merindukannya."

Spaces Between Us - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang