17. Side Story

4.5K 530 85
                                    

Sebelum lanjut, mungkin ini bisa dibilang part solo bagi Yoongi. Karena hampir separuh dari cerita menggambarkan kehidupan Yoongi. Di next Chap selanjutnya mungkin aku juga akan buat side story tentang Tzuyu. Kalau untuk Jungkook dan Jihyo kurasa mereka tidak perlu. Karena kehidupan mereka udah jelas tergambar dalam cerita Revenge.. Makasii!!!








Brooklyn, New York City,,

Sebuah mobil sport Bugatti type Veyron super sport terlihat melaju kencang meninggalkan salah satu hotel kasino mewah yang ada di kawasan kota Brooklyn. Seringaian lebar terukir dari raut sangar seorang pemuda yang baru saja berhasil mengakuisisi sebuah perusahaan multimedia yang ada di Korea Selatan.

Sebuah hal yang mudah bagi Yoongi mendapatkan hak penuh dari sebuah barang yang dijadikan taruhan diatas meja kasino. Karena pemuda itu memang sangat ahli dalam bidang judi. Hampir sebagian besar perusahaan yang Yoongi dapat adalah hasil taruhan konyol sang pemilik yang dengan bodohnya berani bertaruh dengan raja judi licik macam Min Yoongi.

"Kau melakukannya lagi Yoongi." Ucap Jay sembari matanya fokus menyetir mobil super cepat ini, melaju kencang membelah jalanan gelap kota Brooklyn yang terlihat sudah lengang karena jam yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Seperti biasa." Ucap Yoongi datar sembari menggulung lengan kemeja hitamnya.

"Oh Han Sung terlalu bodoh untuk seukuran pemilik perusahaan multimedia terkenal di Korea. Ia bahkan rela mengejarku kemari hanya untuk mempertaruhkan seluruh asetnya di atas meja kasino. Bukankah itu termasuk hal yang bodoh? Bagaimana seorang seperti dirinya dengan mudah berjalan kemulut singa lapar yang sudah siap menerkamnya. Hanya dengan sekali sentil, perusahaan itu sudah ada digenggaman tanganku. Aku bahkan tidak perlu bersusah payah mencurangi manusia bodoh itu." Ujar Yoongi dengan nada sinis meremehkan.

Jay terkekeh. "Tentu saja. Kau adalah raja kasino Min Yoongi. Sejauh ini, kau masih yang terbaik. Ya, sekalipun kau kalah, kau pasti bisa memutar balikkan keadaan hingga akhirnya kau bisa menang. Bukan begitu?"

Yoongi mengangkat sudut bibirnya. "Thats right." Ucapnya sedikit angkuh.

Jay tidak menanggapi ucapan Yoongi dan memilih untuk berkonsentrasi dengan kemudi mobilnya. Sementara Yoongi mengalihkan pandangannya pada lampu jalan yang terpasang berderet pada sela-sela tiang Brooklyn Brigde yang berdiri kokoh. Pikirannya melayang entah kemana. Yang jelas, saat ini senyum tipis terukir dari bibir manis pemuda itu.

"Ada yang mengikuti kita."

Ucapan Jay mengembalikan Yoongi kedalam dunia gelapnya. Ia menoleh kearah kaca sepion, terlihat dibelakang mobil mereka sudah ada dua mobil lainnya yang dengan sengaja mengikuti mereka.

Yoongi tersenyum miring. "Sepertinya si bodoh itu tidaklah sebodoh yang aku kira." Ucapnya sembari mengeluarkan soft gun dari balik kemeja hitamnya. Mengisinya dengan beberapa butir peluru dan juga memasang alat peredam suara.

"Buka kaca mobilnya."

Jay tersentak. "Kau gila. Mereka bisa saja langsung menembak kepalamu saat pertama kali kau menyembulkannya keluar. Tetaplah seperti ini, lagipula mobil ini anti peluru. Jadi aku pastikan kita aman sampai bantuan datang."

Yoongi mendengus tidak suka mendengar ucapan yang baru saja Jay katakan.

"Kau pikir aku orang lemah yang hanya menunggu datangnya bantuan?"

"Hei.. Kita sekarang ada di Brooklyn, ini kota gelap yang penuh dengan kriminalitas. Kita tidak tahu siapa mereka. Bisa sajakan mereka adalah pembunuh bayaran yang sulit ditaklukkan. Jadi ku mohon kali ini kau turunkan egomu sedikit saja Min Yoongi."

Spaces Between Us - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang