Langit masih setia menjatuhkan rintik hujan tatkala Jihyo memilih meringkuk di sudut kamar, menekuk kedua kaki. Jantungnya berdebar kencang, ia tak tahu harus memulai semua dari mana, mata basahnya menatap sendu buku harian yang kini berada di kedua tangannya. Bergetar takut untuk membuka, takut jika semua kenangan yang Yoongi tinggalkan membuat hati yang mulai di kuatkan kembali goyah. Jihyo takut, jika catatan lusuh itu akan membuat segala upaya melepasnya terasa sia-sia.
Tapi melihat bagaimana sampul depan terlihat memilukan, Jihyo tidak punya pilihan lain selain menuntun jari menelusuk pada lembar pertama yang ternyata berisikan foto mereka, tengah duduk berdua di tepi rooftop rumah sakit, berpunggung tegak menghadap ke arah pemandangan patung liberty di kejauhan. Jarinya menelusuri cetakan polaroid itu, mengingat kembali memori yang hampir terlupakan. Tak terasa kertas berwarna cokelat pudar itu basah oleh beberapa tetes air mata yang terjatuh.
"Bisakah aku melanjutkannya Yoon, jangan buat aku menangis ya?" Mencoba menguatkan diri, tersenyum miris memandang foto mereka.
Perlahan jari telunjuknya kembali menyelip ke halaman kedua. Lembar yang menjadi awal tulisan Yoongi. Menarik nafas, Jihyo menguatkan hati, ya setidaknya ia harus membaca semua sebelum memutuskan untuk melanjutkan kehidupan seorang diri.
Hari ini, tanggal tujuh di bulan ke dua belas. Kalimat pertama yang bisa Jihyo dapatkan di bait pertama, ya dia ingat hari itu, hari dimana pertama kali ia melihat wajah Yoongi.
Hari dimana aku kembali ke tempat ini, benar, tempat gelap yang hanya bercahaya sinar bulan dari celah ventilasi udara. Untuk pertama kali aku memberanikan diri menyentuh catatan ini, catatan yang beberapa kali aku abaikan, tergeletak rapi di sudut ruang. Aku memutuskan ingin menulisnya, menulis beberapa bait sebelum aku melupakannya.
Hari ini, untuk pertama kali aku melihat mata indah itu, mata indah yang memandangku dengan tulus. Seorang gadis yang bahkan aku tidak tahu namanya, bibir pucat berserta selang infus membuat penampilannya terkesan rapuh. Ah sialan! Aku benci tatapannya, siapa dia, kenapa membuatku tiba-tiba tenang tapi susah sekali untuk tidur?
Terlalu munafik tetapi aku terus memikirkannya.
Dalam tangis Jihyo tersenyum, ia mengerti, pasti kala itu mata besarnya tengah melotot tajam memandang Yoongi yang di seret paksa ke ruang isolasi. "Pasti aku terlihat menakutkan ya? Apa bola mataku sampai keluar hari itu?" Terkekeh sendiri sebelum tangan bergetarnya membuka lembar berikutnya.
Hari ini, dimana aku tidak ingat tanggal dan juga bulan apa, hari saat aku ingin menulis tentangnya lagi. Ah, aku benci mengatakan ini, tapi entah kenapa sejak pertemuan kami hari itu, aku jadi suka memikirkan tentang dirinya. Ya, si gadis bermata bulat itu. Gadis yang membuat gelenjar aneh merasuki rongga dadaku. Ku dengar dia punya penyakit jantung, apa sekarang aku dalam fase tertular penyakit mematikannya? Kenapa jantungku berdebar setiap kali aku memikirkannya?
Tangis Jihyo semakin pecah, menyembunyikan wajah di kedua telapak tangan. Ini terlalu menyakitkan untuknya, apa dia akan sanggup untuk melanjutkan?
Aku sungguh membenci kata pertemanan, dimana satu kalimat polos yang terlontar dari si bocah kecil itu membuat perasaanku tidak menentu. Apa dia benar-benar tidak takut padaku? Padahal aku pernah hampir membunuhnya, apa dia gila ingin berteman denganku?
Hei bocah kecil, harusnya kau takut padaku, kenapa justru merengek memeluk pinggangku?
Kata pertemanan yang perlahan membuat kami semakin dekat, sungguh aku membenci ini. Aku benci saat perasaan khawatir ini merusak logika berpikirku. Bisa-bisanya aku mondar-mandir ketakutan di depan ruang operasi. Jay mungkin sudah cekikikan di ujung kursi, tapi aku masih tidak bisa menghentikan laju kakiku sendiri. Ingin menampik, tapi aku terlalu munafik. Sejatinya aku takut jika tidak bisa melihat bocah kecil itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spaces Between Us - END
FanfictionPertemuan kembali Jihyo dengan Jungkook setelah tujuh tahun berpisah nyatanya tidak bisa membuat Jihyo menghentikan rasa cintanya kendati Jungkook telah melabuhkan hatinya pada sosok gadis lain. Namun, kehadiran Min Yoongi yang juga merupakan bagia...