Part 12 (Doubt)

1.4K 227 6
                                    

Note: Maaf kalau banyak typo dan gaje ya ^^

Selamat membaca

x

x


Hyunjin menatap Papanya dingin. Tuan Wu juga menatap putranya dingin. Nyonya Wu berharap putra sulungnya pulang sekarang.

"Aku gk mau!"

"Berani kamu bantah Papa? Ok! Semua fasilitas yang kamu punya Papa tarik. Silahkan kamu keluar dari rumah ini. Sekarang!"

Tuan Wu sudah kehabisan kesabaran. Dia dengan dingin mengusir putra bungsunya. Hyunjin kaget tidak percaya dengan apa yang Papanya ucapkan.

"Sayang. Hyunjin masih kecil. Jangan paksakan kehendakmu."

Nyonya Wu menahan tangan suaminya yang akan melayang ke pipi putra bungsunya.

"Pa...Aku tidak suka dengan Oh Felix."

"Kamu dengarkan? Kalau kamu tidak mau, keluar dari rumah ini sekarang!"

"Papa menyebalkan!!! Aku benci Papa!!!"

"Hei sayang...Papa mu hanya sedang emosi. Jangan bicara seperti itu."

Nyonya Wu memeluk putra bungsunya yang melayangkan tatapan kebencian ke arah Papanya.

"Ada apa ini Ma?"

Wu Chan memasuki ruang tengah tapi disambut suasana yang sangat menegangkan.

"Pa, ada apa?"

Wu Chan beralih bertanya ke Papanya yang masih mencoba mengatur emosinya.

"Ajari adikmu tentang perusahaan mulai besok. Jika dia membantah, sita semua fasilitas yang dia punya. Kalau perlu, usir dia dari mansion ini."

Tuan Wu berjalan menjauh dari ruang tengah menuju ruang kerjanya untuk menenangkan diri setelah mengucapkan kalimat itu.

Chan menatap Hyunjin dengan wajah sendu. Chan sebenarnya tidak ingin adiknya ikut menggeluti apa yang tidak ia sukai.

Dunia Hyunjin itu terlalu berbeda dengan dunia tuntutan Papanya.

Hyunjin cinta kebebasan dan dance. Dia tidak ingin dipusingkan dengan masalah bisnis dan perusahaan.

Tapi Papanya sama keras kepalanya dengan Hyunjin. Like father like son.

Untung Chan menuruni sifat Mamanya yang tenang dan pengertian.

.

.

"Hun-ah, Koala kita dimana? Hiks"

Luhan menangis dalam pelukan suaminya. Tuan Oh hanya bisa mengelus lembut punggung istrinya agar tangisnya reda dan mencium puncak kepala istrinya sayang.

Guanlin yang melihat Ibunya menangis seperti itu sangat merasa bersalah.

"Mom, maafin Guan. Guan harus bikin Mommy pisah dengan adek." – batin Guanlin.

Guanlin melangkah ke arah ayah dan ibunya yang berada di ruang keluarga itu.

"Mom, apa Mommy udah makan?"

Luhan yang mendengar suara putra sulungnya melepas pelukannya dari Sehun lalu menggeleng dan menatap putra sulungnya dengan mata masih berkaca-kaca.

Guanlin mendekati Luhan lalu memeluknya.

"Maafin Guan ya Mom. Nanti Mommy jangan lupa makan. Adek pasti baik-baik aja."

Guanlin mencium puncak kepala Ibunya lembut dan berucap maaf. Luhan memeluk erat Guanlin.

Tuan Oh tersenyum melihat kedewasaan putra sulungnya itu.

.

.

"Changbin hyung sepertinya sudah melupakanku."




TBC

Nah lho cebol, Koala meragukanmu

Makanya jangan diem aja, usaha dong /ditabok reader

x

Bagi yang udah mampir, vote dan komen makasih ya ^^

Komenaja kalau ada yang aneh ya :D    

NEVERLAND - Changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang