Note: Maaf kalau banyak typo dan gaje serta membosankan ^^
Selamat membaca
x
x
x
Hyunjin mengajak Changbin menemui hyungnya yang berada di pusat sistem, karena sekolah dan tempat kerjanya berada disana.
Hyunjin mengetuk pintu ruangan tempat hyungnya bekerja. Setelah beberapa saat, Chan membukakan pintu, dia mengajak adik dan teman adiknya masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang itu.
Hanya orang tertentu yang boleh menemui orang-orang di pusat sistem, Hyunjin bisa masuk karena putra bungsu keluarga Wu, salah satu investor terbesar sistem.
"Jadi kenapa kamu ingin menemui hyung setelah minggat dari mansion?"
Tanya Chan saat membawa tiga gelas cokelat panas untuk mereka.
"Aku ingin hyung membantuku dan temanku."
Hyunjin menyeruput cokelat panasnya. Changbin masih menunggu waktu untuk berbicara. Chan memerhatikannya. Hyunjin menyadari.
"Dia Changbin. Temanku. Pacar Oh Felix."
Chan membolakan matanya kaget. Dia tidak menyangka kalau calon adik iparnya sudah memiliki kekasih.
"Jadi itu alasanmu tidak ingin menikahi Felix?"
"Hyung tau sendiri kalau aku mencintai orang lain."
"Siapa?"
Changbin buka suara."Nanti lu juga tau. Yang jelas, hyung harus bantu kami dulu."
Hyunjin berpaling dari Changbin ke hyungnya. Chan menghela nafas berat.
xxx
"Kenapa kamu tampak kurusan? Apa hyungmu tidak memberimu makan? Apa dia begitu jahat? Padahal dia hyungmu tapi malah menyekapmu disini."
Seungmin mencercah Felix dengan pertanyaan setelah tadi dia diajak Guanlin untuk menemui Felix. Felix menghela nafas. Dia baru ingat kalau Seungmin itu memang cerewet.
"Aku sedang tidak baik-baik saja. Jadi jangan nanya banyak hal. Aku hanya butuh temen disini."
Felix membenamkan kepalanya di ceruk leher Seungmin, memeluk Seungmin erat. Seungmin terdiam, dia merasa bersalah tidak menyadari kalau sahabatnya itu sedang dalam keadaan yang sangat tidak baik.
Seungmin mengusap punggung Felix, untuk menenangkannya.
.
.
"Jadi, apakah kau sudah menemukan putramu?"
Pertanyaan yang dilemparkan Kris - panggilan akrab Wu Yifan bagi orang-orang terdekatnya - membuat Sehun memijit pelipisnya.
"Belum. Rencana kita masih bisa ditunda hingga putraku ditemukan."
"Apa kau sudah memeriksa setiap orang yang ada di dekatmu?"
"Maksudmu?"
Sehun menaikkan alisnya."Aku yakin ada yang membantunya menghilang sehingga dia tidak mudah ditemukan. Felix yang aku kenal tidak akan bisa melakukan itu sendiri."
Sehun tampak berpikir. Dia membenarkan kalimat Kris.
Tapi siapa? Sehun tidak mendapatkan petunjuk."Lalu, putramu apakah sudah setuju denganmu?"
Sehun bertanya balik. Kris mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedikit kesal karena ulah putranya.
"Sepertinya rencana kita kali ini terlalu sulit. Putraku meninggalkan mansion karena tak ingin menikah dengan putramu."
"Rencana kalian tidak akan pernah berhasil"
xxx
Kyungsoo sedang membersihkan salah satu meja saat seseorang memasuki toko rotinya. Dia memunggungi pintu masuk dan tidak mempedulikan karena yakin pegawainya akan melayani orang itu.
"Kamu tampak sangat sibuk hingga mengabaikanku."
Kyungsoo kaget mendengar suara yang familiar di telinganya. Dia memutar badannya ke arah orang itu dan membolakan matanya.
"Kenapa kamu seperti melihat hantu?"
Orang itu duduk di salah satu kursi di dekat Kyungsoo tanpa disuruh.
"Apa kamu kesini untuk menghakimi putraku dan keluargaku?"
Kyungsoo ikut duduk di kursi di seberang orang itu.
"Apa aku tampak seperti akan melakukan itu? Aku kesini ingin meminta bantuanmu."
xxx
"Mom. Aku pulang."
Guanlin memasuki mansionnya namun tidak ada siapa-siapa selain pembantu-pembantunya.
"Kemana Mommy dan Daddy?" tanya Guanlin ke salah seorang pembantunya.
"Tuan Besar sudah pergi dari beberapa jam yang lalu dan Nyonya Besar juga pergi satu jam yang lalu tapi tidak memberitahu akan kemana."
Guanlin berjalan menuju kamarnya. Memasukkan passwordnya dan pintu kamar itu terbuka.
Setiap kamar tidur anggota keluarga Oh di mansion itu memiliki password sendiri dan kedap suara. Tidak ada yang mengetahui password kamar Guanlin kecuali adiknya.
Guanlin memeriksa semua data yang dia dapat dari Chan dan Jeongin di beberapa komputer yang tertata rapi di meja panjang yang ada di kamarnya. /seperti ruangan gamer atau hacker gitu kalo kalian mau bayangin
Dia membandingkan semuanya. Sesekali memeriksa cctv yang ada di ruang kerja Ayahnya. Untung saja Ayahnya tidak sadar kalau ruangannya sudah disadap dan dipasang cctv oleh anaknya sendiri.
Guanlin mengeryitkan dahinya ketika melihat seseorang sedang menguping pembicaraan Ayahnya dengan rekan bisnisnya di layar komputer yang menayangkan rekaman cctv yang dia pasang.
xxx
"Jadi gimana?"
Yang lebih tinggi membuka pertanyaan setelah sampai di kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya sementara atau bahkan selamanya.
"Kita harus menemukan cara mereka menyabotase hasil sistem."
Yang berwajah dingin dan datar membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia menatap langit-langit kamarnya.
"Lu udah tau Felix dimana?"
Changbin – yang berwajah dingin dan datar – menggeleng. Hyunjin – yang lebih tinggi – menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada di kamar itu.
"Lu udah nyari atau diem aja disini?"
"Ayahnya saja yang mengerahkan pasukan kayak mau perang belum nemu anaknya dimana, apalagi gue yang nggak tau harus nyari kemana."
"Makanya pake otak. Lu yakin Felix ngilang sendiri? Pasti dia ada yang ngebantu."
Changbin tersentak mendengar pernyataan Hyunjin, ternyata Hyunjin bisa pintar juga walau hanya sekali seumur hidup.
Dia bangkit dari ranjangnya dan mengambil hoodie hitamnya yang tergantung. Hyunjin yang melihat pun heran.
"Lu mau kemana?"
"Menemui seseorang."
x
x
x
TBC
Hmm..Cebol mau nemuin siapa ya?
---
Bagi yang udah mampir, vote dan komen makasih ya ^^
Komen aja kalau ada yang aneh ya :D
![](https://img.wattpad.com/cover/145800050-288-k20069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERLAND - Changlix ✔
RandomAku tak pernah meminta untuk dilahirkan disini Di kasta ini Andai aku bisa melarikan diri Andai aku bisa memilih Aku akan melakukannya, bersamamu ------------------------ WARNING!!! BxB Changbin: Seme Felix: Uke Bahasa campur aduk dan kasar!!! Thi...