Part 17

1.3K 199 64
                                    

Note: Maaf kalau banyak typo dan gaje serta makin membosankan ya ^^

Selamat membaca :)

x

x

x

"Jangan." Ucap Felix kecil tapi masih bisa didengar Changbin.

Changbin tersenyum. Dia pura-pura tidak mendengar, ingin menggoda Koalanya dan dia pun berdiri dari duduknya.

Felix menahan tangannya.

"Jangan pergi." Ucapnya lagi.

"Apa? Kamu bicara?"

Felix menghela nafasnya berat. Lalu bangkit dan duduk menghadap Changbin yang masih berdiri di samping ranjangnya.

"Jangan pergi." Ucap Felix lebih keras dari sebelumnya.

Changbin pura-pura memasang tampang sedih.

"Tapi kamu benci sama hyung. Buktinya gk mau natap wajah hyung."

Felix beralih menatap wajah Changbin. Dia kaget melihat wajah datar Changbin kini tampak sedih.

"Aku gk benci kok."

Felix masih dengan wajah yang didingin-dinginkannya. Changbin berusaha sekuat tenaga untuk tidak menguyel-nguyel wajah Koalanya itu.

"Kok wajahnya gitu kalo gk benci? Hyung mau pamit aja kalo kamu masang tampang kayak gitu."

Felix tiba-tiba mempoutkan bibirnya dan Changbin tidak sanggup dengan serangan mendadak itu.

Dia mencium bibir yang lebih muda sekilas. Felix membolakan matanya.

"Kamu lucu kalo lagi ngambek. Hyung gk tahan."

Changbin memeluk Felix yang masih berada di atas ranjang itu dan mereka terjatuh di sana masih dengan Felix dalam pelukannya.

"Hyung nyebelin."

Felix memukul dada Changbin kesal. Changbin menyamankan posisi berbaringnya dan menjadikan lengannya sebagai bantal Felix.

"Tapi kangen kan?"

Changbin menyeringai ke arah Felix yang masih menatapnya dengan kesal. Mencubit hidung yang lebih muda.

"Ish...nyebelin banget. Aku mau keluar. Minggir."

Felix berusaha lepas dari pelukan Changbin. Tapi tidak bisa.

"Disini aja. Aku masih kangen. Aku masih pengen begini."

Changbin mengelus pipi Felix yang masih kesal, tapi lama-lama luluh juga.

/akhirnya ada changlix momen 🌹🌹🌹

xxx

"APA?!"

Tuan Oh berteriak di telfon saat mendengar laporan dari salah seorang anak buahnya.

"Setelah ini, kalian awasi dia terus. Jangan sampai lengah."

Sambungan diakhiri Oh Sehun dan dia membanting ponselnya ke lantai hingga hancur.

.

"Oh Guanlin. Ke ruang Daddy sekarang."

Guanlin yang baru memasuki mansionnya disambut dengan aura gelap dari sang Ayah yang sepertinya sudah menunggu kedatangannya.

Guanlin hanya mengikuti. Lalu dia duduk di sofa ruang kerja Ayahnya itu.

Tuan Oh melempar beberapa lembar foto ke depan Guanlin, dimana di foto itu ada Guanlin dan Changbin sedang berada di sebuah kafe.
Lalu di foto berikutnya ada Guanlin dan teman-temannya serta Hyunjin dan Changbin.

Guanlin menebak mungkin Ayahnya sudah tau kalau dia yang menyembunyikan adiknya.

"Ini maksudnya apa? Kau menemui anak kasta rendahan itu. Apa kau bersekongkol dengannya untuk menyembunyikan adikmu?"

Guanlin berdiri dan hanya menatap Ayahnya sama dinginnya lalu melemparkan file yang ada di genggamannya – file hasil sistem yang sudah direkayasa – ke depan Ayahnya.

"Ini yang maksudnya apa?! Kenapa Daddy tega melakukan itu ke adek?! Apa segitu cintanya Daddy dengan uang dan kekuasaan?!

Plak.

Oh Sehun menampar pipi putra sulungnya itu. Guanlin melotot ke arah Ayahnya tidak percaya.

"Kau! Berani sekali bicara seperti itu!"

Tuan Oh menatap tajam putra sulungnya yang masih memegang pipinya yang panas.

"Dad! Ini keterlaluan! Daddy gk berhak menentukan takdir adek!"

"Kau jangan ikut campur! Bawa adikmu kembali dan kau akan Daddy biarkan kali ini."

Lalu Tuan Oh kembali duduk di sofanya. Guanlin berjalan ke arah pintu keluar, sebelum itu dia berkata.

"Aku tidak akan membawa Felix kembali kalau Daddy masih melanjutkan rencana licik Daddy itu!!!"

Lalu Guanlin keluar dengan membanting pintu tersebut.

Guanlin kaget mendapati Ibunya berada di depan pintu ruang kerja tersebut dengan raut muka yang juga kaget.

Kaget karena mendengar semua percakapan Oh Guanlin dan Oh Sehun.

"Mom...Guan bisa jelasin."

Guanlin membawa Luhan ke kamarnya. Disana dia memperlihatkan semua hasil rencana Ayahnya.

Luhan membolakan matanya tidak percaya suaminya akan bertindak sejauh ini.

"Mom..maafin Guan udah misahin Mommy sama adek."

Guanlin menunduk tidak berani menatap Ibunya. Luhan menghela nafas lalu berjalan ke arah putra sulungnya dan memeluknya.

"Mommy ngerti. Kamu gk mau adekmu pisah dengan orang yang dia cintai kan? Kenapa kamu gk ngasih tau Mommy kalau dia sudah punya pacar?"

"Guan gk mau nanti Mommy juga mau misahin dia dengan pacarnya. Guan gk mau adek sedih. Walaupun Guan juga gk suka dengan orang yang adek cintai. Karena dia pendek."

"Lalu apa rencanamu? Apa sudah menemukan kenapa hasilnya bisa diubah seperti itu?"

"Guan akan menghancurkan sistem tersebut. Dan menghapus peraturan kalau kasta dua tertinggi tidak boleh menikah dengan dua kasta terendah. Nanti Guan ceritain kalau sudah ketemu penyebabnya."

Luhan menatap kagum putra sulungnya sekaligus miris.

"Apa itu berarti kamu akan bertarung melawan Daddymu?"

"Harus. Kalau Daddy masih mau menikahkan adek dengan putra keluarga Wu itu."

Luhan mengelus surai cokelat putranya.

"Kapan Mommy bisa menemui Adek?"

"Besok Guan akan mengajak Mommy menemui adek."

xxx

Felix terbangun, karena sudah pagi, lalu menatap wajah tenang Changbin yang masih terlelap di sampingnya.

Changbin memutuskan untuk menginap menemaninya kemarin. Dia mengelus lembut pipi Changbin.

"Apa yang harus kita lakukan jika Daddyku tetap memaksaku menikahi Hyunjin?"

x

x

x

TBC

Nah lho nah lho galau dah si adek Koala 😏

Tenang dek, Nak Ayam *Sehun nanti noona goreng biar gk maksa kamu nikah sama Hyunjin 😈

x

Bagi yang udah mampir, vote dan komen makasih ya ^^

Komen aja kalau ada yang aneh ya :D

NEVERLAND - Changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang