Aditi gadis itu masih saja mengurung dirinya didalam kamar dengan air mata yang terus menerus menyerobos keluar dari mata indahnya. Kenapa disaat dia inggin melupakan semuanya ada saja orang yang akan membuka nya?
Suara suara mereka kembali memenuhi otak Aditi membuat dia menangis histeris, katika menangis saja tak cukup apa yang akan gadis cantik itu lakukan? Kata orang manangis adalah cara untuk melepas lega tapi kenapa itu tidak dengan Aditi? Apa dia harus melukai dirinya dulu baru hatinya lega? Entahlah.
"Aditi sayang? Keluar yuk? Makan siang dulu kamu belum makan siang." Aditi hanya menganggap suara itu sebagai anggin dia saat ini hanya inggin menyendiri, tidak mau diganggu oleh siapapun.
Suara suara itu mulai menyeruak ditelinganya banyak makian yang mereka katakan kepada Aditi membuat gadis itu menjerit histeris, semua keluarga yang mendengar itu langsung menuju kamar Aditi.
Bruk..
Suara pecahan terdengar dari dalam kamar Aditi membuat Wijaya terpaksa mendobrak pintu kamar Aditi betapa terkejutnya mereka saat melihat keadaan kamar Aditi yang sudah jauh dari kata rapi, pecahan kaca berserakan dimana mana. Mata mereka tertuju menatap Aditi yang menangis sambil menjambak rambutnya.
"Pergi kalian, pergi!" Mendengar teriakan Aditi membuat semua yang ada didalam kamar Aditi terkejut mengusap dada mereka.
Aditi terus menerus menangis tidak hentinya sedangkan yang lain nya tidak ada yang berani mendekatinya, apalagi saat ini kondisi keadaan Aditi sangat buruk bisa saja dia melukai siapa saja yang menurutnya menganggu nya.
"Dia jahat, pergi kalian!" Sekali lagi teriakan yang diberikan dengan tiba tiba oleh Aditi membuat semua yang ada dirungan itu terkejut.
"Hai, kenapa kamu bilang dia jahat? Apa kamu kenal dengan dia?" Risma ya wanita itu mendekati Aditi dan mengelus rambut Aditi tidak ada tolakan dari Aditi dia hanya diam menerima elusan kasih sayang yang diterima.
"Mereka mencaci, memukul, membentakku. Bahkan mereka tidak segan segan memberikan hukuman jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun, mereka sering mengurungku didalam gudang dan tidak memberikan aku makanan, mereka sangat jahat. Tapi kenapa kau menyebut mereka baik!" Suara yang dikeluarkan Aditi awalnya pelan tapi diakhir kalimat dia kembali membentak Risma dengan tatapan tajamnya namun Risma perempuan parubaya itu hanya tersenyum menatap Aditi.
"Aku tadi hanya memancingmu suapaya kamu bercerita tantang kehidupan kamu selama dirumah mereka. Tapi ternyata reaksimu jauh dari dugaan ku dan itu membuktikan bahwa mereka memperlakukan mu sangat jahat." Ucap Risma mengelus punggung Aditi membuat gadis itu menatap Risma dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kanapa mereka jahat denganku? Padahal aku tidak mengenal mereka, tapi mereka memperlakukan ku seperti memperlakukan binatang?" Mendengar semua ucapan Aditi membuat semua keluarga mereka menjadi sedih, apa selama ini Aditi diperlakukan seperti itu? Dan Wijaya pria itu mengraskan rahangnya mendengar cerita Aditi.
Mungkin setelah ini Wijaya akan melakukan hal yang diluar dengan apa yang dipikirkan manusia, mungkin dia meminta mereka diberi hukuman mati dan mungkin saja Wijaya sendiri yang akan membunuh mereka.
"Kalau pertanyaanmu seperti itu aku tak bisa menjawabnya, kamu bisa bertanya kepada mereka kalau kamu mau?" Mendengar itu Aditi menggeleng kuat dan berhambur kepelukan Risma menangis didalam pelukan Risma sangat menenangkan, karna selama ini dia tidak pernah merasakan pelukan ibunya Sinta karna kalian tau bukan mereka sibuk bekerja.
"Kau mau berjanji kepadaku? Akan selalu ada jika aku membutuhkan teman bercerita keluh kesahku? Dan aku juga akan siap mendengar keluh kesahmu." Risma tersenyum mendengar ucapan Aditi kemajuan yang sangat pesat yang diterima Aditi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menderita?
Short StoryGadis cantik harus hidup menderita bukan karna orang tuanya yang membencinya, tapi dia harus hidup dengan penuh tekanan. Bagaimana tidak diculik selama lima tahun oleh kolega bisnis ayahnya dan ia menghabiskan masa anak anaknya dengan disiksa. Sedan...