11

1.8K 99 14
                                    

Aditi pov.

Aku berjalan dikoridor sekolah dengan sangat malas. Jika saja perut ini tidak lapar mungkin aku tidak akan meninggalkan kelas, apalagi harus mengantri itu sangat membuatku tak suka. You know? Aku suka dengan yang namanya ketenangan tidak suka dengan yang namanya keramaian. Entahlah anggap saja aku aneh, tapi ini lah aku. Seorang Aditi wanita aneh yang sangat benci akan dunia, benci akan kehidupan.

Disaat semua orang memilih untuk menghabiskan semua waktunya untuk bersenang senang, aku memilih untuk mengurung diri didalam kamar, meratapi nasib kehidupan yang sengat kelabu.

Mereka? Keluarga? Bagiku sudah tiada, aku seperti nya salah satu manusia yang tertindas. Bagaimana tidak, disaat aku memerlukan mereka, mereka semua tidak ada. Mereka memilih untuk bekerja bahkan bersenang senang bersama dengan yang lain. Apa itu bisa disebut sebagai keluarga? Cih aku bahkan sangat muak dengan drama ini.

Ryan? Lelaki itu entah kenapa dia seketika hadir dalam hidupku membuat warna baru dalam hidupku,yang tadinya hanya ada setitik warna hitam tapi sekarang Ryan menambahkan warna baru dalam hidupku.

Inilah yang tak aku suka, mereka memandangku sangat intens, aku tak suka dengan semua ini. Apalagi tatapan tatapan memuja mereka. Jika kalian semua suka dengan pujian tapi tidak denganku. Aku sangat benci itu semua.

Mereka memujumu? Lalu membicarakan mu dibelakang? Untuk apa? Aku tak perlu itu semua bagiku hidup dengan keheningan itu lebih baik daripada hidup didunia luar tapi menyakitkan.

Aku memasuki kantin dan memasan makanan ku, setelah aku mendepatkan pesanan ku, aku memilih untuk duduk disalah satu meja kosong dipojok kantin.

Duduk sendirian sambil memakan makanan ku dan tak lupa memasang handset ditelinga supaya tak terganggu dengan jeritan para kaum hawa yang sangat memekakan telinga. Itu sangat membuatku nyaman.

Saat asik dengan makanan ku, mataku tertuju pada seorang pria dan wanita yang sedang asik bersanda gurau bahkan mereka seperti sepasang kekasi. Aku mengenali mereka. Mereka adalah Ayira saudara kembarku dan Ryan pria yang hadir dalam hidupku.

Melihat itu entah kenapa aku tak suka. Aku memilih memakan makanan ku dengan cepat setelah itu meninggalkan kantin dengan perasaan yang tak bisa diartikan.

Saat aku melintas dihadapan mereka. Aku sama sekali tak menegur bahkan aku tak menoleh mereka sama sekali. Sedangkan Ryan lelaki itu dari tadi meneriaki namaku tapi aku tak perduli. Aku terus berjalan seperti tak mendengar itu semua.

Sesampainya aku dikelas hanya ada beberapa orang yang berada didalam nya. Aku berjalan kearah bangku dan mengambil tasku.

Mereka semua memandangku dengan aneh. Ya mungkin mereka memikirkan kenapa aku sudah membawa tasku keluar kelas padahal ini masih jam belajar, belum jam pulang.

Aku memilih untuk meninggalkan pelajaran. Entah kenapa saat melihat adegan ini hatiku seakan sakit. Dan aku lebih memilih untuk bolos dihari ini. Biarlah nanti aku akan mendapatkam hukuman yang pasti aku menginginkan kamarku dan suasana hening didalam sana.

Aku memasuki taksi yang tadi aku stop. Didalam mobil hanya ada keheningan. Toh aku ingin bicara apa dengan supir taksi ini? Lagipula aku tak mengenalnya kalaupun aku mengenalnya aku nggak akan banyak bicara. Ini lah aku.

Sesampainya didepan rumah aku langsung turun setelah membayar tarif taksi. Aku langsung masuk kedalam rumah yang sepi ini.

Saat diruang tengah Aku hanya melihat beberapa pembantu yang berlalu lalang dihadapan ku sambil tersenyum hangat dan menundukan kepalanya. Cih mereka sebenarnya tidak perlu melakukan itu bersikap bisa saja sebenarnya. Karna apa? Karna aku tau rasanya menjadi mereka.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang