Tentang Aditi

1.7K 89 8
                                    

Flasback

Gadis cantik yang diperkirakan lima tahun itu sedang duduk dan ditangan kirinya terdapat boneka barbi sedangkan disebalah kanan nya memegang perman lolipop yang sangat ia sukai.

Memandang taman rumah yang begitu indah membuat Aditi tersenyum. Senyum yang selalu terukir diwajahnya, senyum yang seakan tak memiliki masalah dalam hidupnya.

"Anak Papa kenapa duduk disini sendirina? Kanapa nggak gabung sama kita didalam?" Mendengar ucapan itu membuat Aditi menoleh dengan senyum yang mengambang.

"Nggak ah Pa, enakan disini liat bunga bunga yang mekar dipagi hari. Apalagi udara pagi sangat sejuk dan segar." Ucap Aditi sambil menghirup dalam dalam udara segar. Wijaya yang milihat hal itu mangacak rambut anaknya yang satu ini.

Keheningan tiba tiba terjadi diantara kedua anak dan ayah tersebut.

" dad, I'm lately like someone is watching" ucapan Aditi membuat rasa khawatir Wijaya meningkat. Karna memang kolega bisnisnya ada yang mengancam dirinya akan menghancurkan dirinya melalui anak anaknya.

"you mean." Ucap Wijaya masih dengan wajah tanangnya. Dia tak mau jika Aditi merasakan katakutan.

"I also do not know. I'm afraid." Aditi menundukan kepalanya dan menitihkan air matanya. Wijaya mengangkat wajah Aditi dan menghapus air mata Aditi

"Do not be afraid there is a dad here." Wijaya menarik tubuh mungil Aditi kedalama dekapan nya dan mengusap punggung Aditi.

"Thank you." Suara pelan itu keluar dari mulut Aditi.

"Do not say that. Dad is always there for you anytime." Wijaya melepas pelukan nya dan manatap wajah Aditi dengan senyuman nya.

"Ayah!" Mendengar teriakan itu membuat Wijaya dan Aditi menoleh dan mendapatkan dua anak sepantaran Aditi sedang berlari dengan seorang wanita muda yang cantik.

Ya mereka adalah Al dan Ayira saudara kembar dari Aditi, mereka berjalan dengan Sinta yang berada dibelakang dengan mengawasi kedua anaknya itu.

"Ayah kita punya rencana untuk hari libur ini. Bagaimana kita pergi ke mall untuk berbelanja dan bermain." Ucap Ayira dengan penuh antusias membuat Wijaya gemas dan mengacak rambutnya.

"Iya nanti Al juga ingin bermain dan membeli mainan baru. Bagaimana?" Kali ini Al menimpa membuat kedua orang tuanya tersenyum gemas.

"Menurutku lebih baik kita pergi ke taman bermain mungin itu lebih asik. Daripada pergi ke mall dimana tempat semua orang berlaga seperti orang kaya." Semua mata menatap kearah Adiri.

Ya gadis itu seakan membenci mall jika ditanya maka itulah jawaban nya. Mall banyak orang yang berlaga menjadi orang kaya. Dan itu membuatnya risih.

"Jadi kita kemana?" Suara lembut itu keluar dari mulut Sinta dan menatap ketiga anaknya dengan alis yang dinaikan.

"Mall"

"Taman"

Wijaya dan Sinta menoleh satu sama lain. Selalu saja seperti ini dan berakhir dengan Aditi yang mengalah. Entahlah anak itu seakan memiliki sifat dewasa dia tak mau membuat kedua saudaranya kecewa.

"Kamu selalu saja seperti ini, kami hanya ingin ke mall tidak ditaman. Ditaman itu panas nggak asik." Ucap Al dengan nada jutek nya.

"Hm, baiklah aku akan mengalah. Tapi aku nggak akan pergi. Aku akan dirumah menghabiskan waktu liburan ini bersama dengan buku buku dan itu lebih menyenangkan daripada pergi ke mall." Ucap Aditi tak menghilangkan senyum diwajah nya.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang