6

2K 103 5
                                    

Semua menatap Ryan dan Aditi dengan keadaan bingung, apalagi saat melihat tangan mereka yang bergandengan membuat semua memandang mereka dengan penuh tanda tanya dibenak nya, ada apa dengan mereka? Mungkin kah nanti akan tumbuh benih benih cinta dihati mereka? Entahlah hanya mereka yang tau nantinya. Yang pasti saat ini Aditi merasa memiliki teman disekolah ini, walaupun dia masih tidak mempercayai Ryan.

"Oiya, gue duduk disebelah lo ya? Masa cewek cantik kaya lo gini duduk sendiri sih." Aditi hanya menjawab dengan anggukan singkat setelah itu membuka buka yang tebal, entah apa yang ada didalam buku itu, sehingga membuat Aditi enggan mendengar cerita Ryan yang dari tadi mengoceh tidak jelas.

"Lo baca apaan sih, gue dari tadi ngomong dikacangin." Ryan merampas buku yang ada ditangan Aditi membuat gadis itu menoleh dengan tatapan datarnya. Dia paling tidak suka ada seseorang yang menganggunya jika dia sedang asik dengan sesuatu.

Aditi berusaha mengambil buku yang ada ditangan Ryan walaupun dengan cara meloncat pelan. Tapi Ryan tetap menjauh kan bukunya dari tangan Aditi. Membuat gadis itu menggerutu pelan tapi Ryan mendengar ucapan Aditi yang mengerutu malah tertawa terbahak bahak.

Satu...dua...tiga

Aditi meloncat saat ingin mengambil buku, namun nasib baik belum ada ditangan nya. Keseimbangan malah hilang dan membuat gadis itu menutup mata bersiap siap menahan malu didepan murid yang sadari tadi memandang mereka.

Aditi heran kenapa dia tidak merasa kan sama sekali sakit? Bahkan ia malah merasakan tubuhnya yang melayang seperti ditangkap oleh seseorang. Jlep saat mata Aditi terbuka mata hazel miliknya langsung bertemu dengan mata hitam pekat milik Ryan dan terjadilah tatap tatapan disini. Suasana hening menyelimuti ruangan ini. Tak ada yang berbicara.

"Em, sorry." Aditi menarik tubuhnya dan kembali duduk seperti tidak terjadi sesuatu. Entah kenapa Ryan tertarik dengan Aditi gadis yang sangat berbeda dari gadis gadis yang lain, membuatnya ingin tau apa yang sebenarnya terjadi tentang hidup Aditi. Entah perasaan apa ini yang pasti Ryan sangat nyaman didekat Aditi walaupun mereka baru saja berkenalan.

Namun disisi lain Ayira gadis itu memandang dengan mata yang berkaca kaca, Pria yang dari awal sudah memikat hati Ayira sedang beradegan romantis didepan nya. Sikap manis yang ditunjukan oleh Ryan kepada Ayira selama ini membuat Ayira berfikiran bahwa Ryan juga memiliki perasaan yang sama tapi mungkin perhatian yang Ryan lakukan terhadap Ayira juga Ryan lakukan terhadap wanita lain.

Ayira meninggalkan kelas berusaha menyembunyikan kesedihan nya. Tapi Al lebih dulu menangkap air mata yang jatuh dari pelupuk mata Ayira membuat Al memilih untuk menyusul Ayira takut terjadi sesuatu terhadap gadis itu. Bukankah saat wanita sedang galau dia akan melakukan apapun? Dan Al tau adiknya yang satu ini sangat nekat.

Al terus saja berjalan dikoridor sekolah mencari Ayira dan untung lah koridor sekolah sepi karna jam pelajaran sedang berlangsung dan itu membuat Al mudah untuk mencari keberadaan Ayira.

Al menyelusuri setiap koridir namun hasilnya nihil, akhirnya Al memutuskan untuk mencari Ayira ditaman. Dan benar sekali saat ditaman Al melihat Ayira yang sedang menangis sesegukan. Al mendekat kearah Ayira dan duduk disebelah Ayira membuat gadis itu menoleh dan langsung berhambur kepelukan Al.

"Jangan nangis, air mata lo nggak pantas nangisin dia yang jelas jelas brengsek." Al menghapus air mata Ayira dengan ibu jarinya. Sungguh Al tidak bisa melihat Ayira menangis seperti ini bagaimana pun mereka dari dulu hingga sekarang selalu bersama nggak bisa dipisahkan.

"Dia nggak brengsek, gue aja yang terlalu baperan menganggap menganggap perhatian dia ke gue ada perasaan ternyata gue salah. Dia hanya menganggap gue teman nggak lebih, dan sekarang gue tau sakit." Al kembali mengusap pipi Ayria dengan penuh kasih sayang.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang