7

1.9K 90 0
                                    

Semua siswa berhambur pergi keluar dari kelas karna jam istirahat yang sudah berbunyi. Kecuali Aditi gadis itu masih diam tanpa minat ingin kekantin apalagi harus berdesak desak dan panas panasan, bukanya Aditi tak mau tapi dia malas. Melihat keramaian yang selama ini Aditi anggap sebagai musuh terbesarnya.

"Kenapa nggak kekantin?" Pertanyaan itu membuat Aditi menoleh dan mendapatkan Ryan dengan tampang sok cool nya. Semua gadis pasti akan berteriak histeris saat mendapat senyuman Ryan tapi Aditi? Gadis itu sangat beda dan itu juga yang membuat Ryan tertarik dengan Aditi.

"Malas." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Aditi dan itupun sangat dingin.

"Nggak, ayo ikut gue nanti lo sakit nggak makan siang." Kali ini Aditi hanya diam saat Ryan menarik tangan nya lembut. Toh percuma saja Aditi menolak pasti Ryan akan memakasanya dan tidak menerima alasan apapun dari mulut Aditi.

Mereka berjalan dikoridor sekolah dengan tangan yang masih bergandengan membuat siapa saja yang melihatnya menjerit, bagaimana tidak murid popular saat ini sedang mengandeng seorang gadis yang merka ketahui murid baru disekolah ini, rasanya mereka sangat ingin menjadi Aditi saat ini baru masuk sudah bisa dekat dengan siswa popular disini. Tapi mereka semua tidak tau betapa menderitanya Aditi dikehidupan nya.

Sampai dikantin yang tadinya ramai seperti pasar ikan tiba tiba hening saat menyadari kehadiran Aditi dan Ryan. Semua memandang mereka berdua apalagi melihat kedua tangan mereka yang bergandeng.

"Lo mau beli apa? Biar gue pesanin." Ucap Ryan setelah mereka duduk dibangku pojok kantin. Tak memperdulikan tatapan tatapan memangsa dari fans perempuan Ryan.

"Nggak, lo aja gue masih kenyang." Ryan membuang nafasnya tapi dia tetap mengangguk dan masuk kedalam gerombolan yang masih diam menatapnya.

"Kanpa pada diam?" Ucapan yang dilontarkan oleh salah satu siswa membuat semuanya kembali seperti semula. Berteriak, ketawa ketiwi, menggosip itu yang mereka lakukan setelah itu. Sedangkan Aditi dia memilih diam tak memperdulikan apapun disekelilingnya.

Sampai akhirnya Ryan datang dengan napan yang berisi makanan dan minuman. Aditi hanya diam meperhatikan Ryan duduk dan memberikan nya semangkok bakso. Padahal dia tidak ada meminta apapun tapi kenapa Ryan memberikan makanan kepada Aditi? Dan ya Aditi akui saat ini Ryan sangat manis terhadapnya, entah kenapa hatinya sangat suka diperhatikan oleh Ryan.

"Kenapa nggak dimakan? Makan nanti sakit." Ucapan Ryan tak digubis Aditi membuat lelaki berdarah indonesia-eropa itu membuang nafasnya.

"Makan." Kali ini Ryan mencoba untuk menyuapi Aditi. Tapi Aditi hanya menatap sendok yang berisi bakso dengan dahi yang berkerut.

"Gue bisa sendiri." Ucap Aditi mencoba untuk mengambil sendok yang dipengang oleh Ryan.

"Nggak gue suapin." Aditi membuang nafasnya saar mendengar ucapan Ryan dan mulai memakan makanan nya dengan Ryan yang menyuapi nya.

Dan seketika seluruh kantin hanya diam menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan, mereka terus memperhatikan adegan romantis yang dilakukan oleh Ryan terhadap Aditi walaupun gadis itu hanya diam tanpa senyum tapi percaya atau tidak hati gadis itu sangat hangat saat mendapat perhatian dari Ryan.

"Pinter udah abis." Ryan mengacak rambut Aditi pelan dan Aditi gadis itu hanya membalas dengan senyum tipis mambuat Ryan seakan terpaku melihat kecantikan Aditi walaupun senyum yang ditampilkan sangatlah tipis.

"Cantik banget kalau lo senyum gitu. Jadi makin suka." Blus pipi Aditi seketika memanas dan itu membuat Ryan gemas dan kembali mengacak rambut Aditi.

Semua yang mendengar ucapan Ryan hanya melongo. Apalagi saat mendengar pernyataan Ryan terhadap Aditi, memang tidak romantis tapi itu adalah perlakuan langkah yang dilakukan Ryan terhadap Aditi. Menurut mereka saat bersama dengan Ayira. Ryan tak pernah selembut ini.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang