3

2.2K 109 2
                                    

Kali ini hanya ada Aditi dirumah Ayira dan Al mereka pergi entah kemana sedangkan orang tuanya masih belum pulang dari kantor sebegitu pentingkah urusan mereka sampai sampai harus membiarkan Aditi dirumah tanpa siapa pun. Hanya ada asisten rumah tangga itupun mereka sudah tidur karna memang sudah memasuki jam tidur.

Aditi sadari tadi hanya duduk diatas ranjang tanpa ada minat untuk tertidur matanya seakan takut untuk tertidur takut jika mimpi mimpi itu kembali menghantui malam nya semua rasa takut selalu menghantui pikiran dan hati Aditi apalagi disaat malam yang sepi dan sunyi seperti ini.

Suara deru mobil yang berhenti didepan rumahnya membuat Aditi penasaran akan siapa itu apakah saudaranya atau orang tuanya. Aditi bangkit dan melihat dari kaca jendelanya disana ia melihat orang tuanya dan saudara saudaranya yang sedang asik bercanda ria. Tapi Aditi tidak perduli dia kembali lagi ketempat tidurnya dan duduk seperti apa yang ia lakukan tadi.

****

Disisi lain mereka membunyikan bell rumah beberapa kali karna tidak ada yang membuka kan  pintu, ya karna saat ini malam sudah larut dan semua orang dirumah ini sedang tertidur dengan mimpi yang indah lain halnya dengan Aditi dia yang mendengar suara bell rumah memutuskan untuk membukakan pintu.

Saat pintu terbuka Aditi melihat keluarganya yang sedang menatapnya dengan senyum manis tapi Aditi dia hanya menatap datar mereka semua dan berjalan tanpa mengucapkan kata basa basi yang sering orang katakan saat bertemu.

"Kamu belum tidur? Sudah malam kenapa tidak tidur." Suara Wijaya membuat langkah Aditi berhenti ia melihat kearah mereka semua yang masih memandangnya, tapi bukannya menjawab Aditi langsung saja kembali berjalan tak menghiraukan suara panggilan dari Sinta.

"Maaf nyonya tuan tadi saya ketiduran nggak dengar suara bell." Mendengar suara itu membuat Sinta menoleh dan mengangguk paham, toh disini nggak ada yang salah malahan yang salah mereka yang pulang larut malam. Jika saja tadi Aditi tidak membuka kan mereka pintu mungkin mereka masih diluar dan dikerumuni nyamuk.

"Nggak masalah kok bik, Aditi udah makan malam belum?" Pertanyaan yang dilontarkan dari mulut Sinta dijawab gelengan karna memang Aditi belum makan, bukan karna tidak ada yang menyuruhnya asistan rumah tangga disini sudah lelah untuk menyuruhnya makan tapi Aditi tidak ada yang menjawab mereka hanya diam dengan pandangan lurus kedepan.

"Kami semua sudah menyuruh nona Aditi makan hanya saja dia diam tidak menjawab,jadi kami membawa makan malam kekamar nona Aditi dan berusaha menyuruh nona Aditi makan tapi nona Aditi malah membanting makanan nya." Jelasnya membuat Sinta mengangguk dan berjalan kearah dapur untuk mengambil makanan.

"Ma mau kemana?" Tanya Ayira saat melihat Mamanya membawa napan berisi makanan hal itu membuat Al dan Wijaya menoleh learah Sinta.

"Mau kekamar Aditi. Kasian dia belum makan." Baru saja beberapa langkah suara Al kembali ia dengar membuat Sinta menoleh kearah mereka lagi.

"Biar Al aja nanti mama diapa apain lagi sama Aditi." Al mengambil alih napan yang berisi makanan itu dan langsung berjalan menuju kemar Aditi, sedangkan Sinta hanya menggeleng dan tersenyum, semoga saja Al bisa membujuk Aditi supaya mau memakan makanan nya.

Sesampainya Al dikamar Aditi dia menarik nafasnya terlebih dahulu setelah itu membuka pintu kamar Aditi secara perlahan dapat ia lihat Aditi yang hanya duduk didekat jendela memandang langit langit yang tidak ada indahnya karna langit hitam pertanda akan turun hujan seperti hatinya.

"Belum tidur lo?" Pertanyaan itu sontak membuat Aditi menoleh dan ia mendapatkan Al yang mengambil duduk disebelahnya dengan napan yang ada ditangan nya.

"Ngapain liatin langit nggak ada indah indahnya hari ini biasanya banyak bintang sekarang malah banyak awan hitam." Ucap Al kembali sambil meletakan napan yang berisi makanan itu diatas nakas dan melihat langit.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang