8

1.7K 91 5
                                    

Sudah lebih dari satu jam Aditi menunggu Ayira dan juga Al tapi sayang mereka belum juga datang. Entah mereka kemana, hanya saja mereka menyuruh Aditi menunggu dan jadilah sampai sekarang mereka belum kembali. Apakah mereka benar benar menipu Aditi? Entahlah.

Aditi menunggu dan menunggu, tapi motor spor mereh tiba tiba berhenti tepat dihadapan Aditi membuat Aditi mengerutkan dahinya bingung. Lelaki itu membuka halm nya.

Ryan.

Ya lelaki itu yang sedang menatap Aditi dengan senyum yang menangambang, namun Aditi gadis itu hanya menatap Ryan dengan datar.

"Ayo naik, gue antar lo pulang." Ucap Ryan sambil menarik tangan Aditi dengan lembut.

"Nggak usah gue tunggu Al aja." Aditi menarik tangan nya. Bukan nya dia tak mau, tapi disini dia juga harus menjaga hati seseorang, kalian tau bukan. Ayira gadis itu menyukai Ryan dan itu membuat Aditi berfikir beribu ribu kali jika pulang diatar Ryan.

"Ayolah, lo mau nungguin mereka berapa jam lagi? Ini udah jam lima loh. Belum lagi mau hujan ini." Ucap Ryan sambil menatap langit yang memang sudah mengelap.

Mendengar ucapan itu membuat Aditi menimbang ucapan Ryan. Tapi disisi lain dia juga nggak mau ada yang tersakiti. Dia tau rasanya sakit yang bahkan sangat sakit, maka dari itu dia tak mau orang yang dia sayangi juga ikut menderita karna dirinya.

"Lagian tadi gue liat Al udah pulang duluan sama teman teman nya dan juga teman teman Ayira mereka memeng selalu begitu, akan pergi kemana gitu setelah pulang sekolah." Mendengar ucapan Ryan lagi membuat Aditi berfikir jika mereka memang benar benar menipu dirinya.

"Yaudah." Aditi naik keatas motor Ryan, tapi bukan nya malajukan motornya, Ryan malah membuka jaketnya.

"Pakai tutupin paha lo. Gue nggak mau orang yang gue sayang jadi tontonan buaya darat diluar sana." Ucap Ryan sambil menutupi paha putih Aditi. Tapi Aditi masih tak mengerti ucapan Ryan. Sayang? Apa maksudnya? Membingungkan bukan?

Didalam perjalanan tak ada yang membuka pembicaraan, mereka hanya diam entah sedang memikirkan apa tapi yang pasti hanya suara kendaraan yang terdengar diantaranya. Ryan lelaki tampan itu sesekali melirik kearah Aditi melelui kaca spion motor. Cantik kata itu yang terlintas dalam benak Ryan ketika melihat Aditi yang sedang menatap lurus tanpa menoleh kearahnya. Apalagi rambut rambut yang berterbangan terkena angin.

"Kita singgah makan dulu ya, di cafe dekat sini. Lapar." Aditi yang mendengar ucapan Ryan hanya mengangguk singkat setelah itu kembali berdiam diam.

Ryan membelokan motornya disalah satu cafe yang tampak ramai dipenuhi anak anak muda yang sedang bercanda gurau, tapi ada juga yang sedang pacaran. Banyak jenis yang mereka lakukan disini.

Setelah mereka turun Ryan menggandeng tangan Aditi memasuki cafe dan dapat mereka lihat, tidak ada meja yang kosong saat ini, dan itu membuat Ryan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hai." Suara itu sepontak membuat Aditi maupun Ryan menoleh kesumber suara dan mendapatkan siska salah satu sahabat Ayira.

"Berdua aja?" Ucap Siska berbasa basi, sebenarnya ia sedikit canggung dengan keadaan disini, apalagi saat melihat Aditi yang hanya menatapnya datar tanpa senyum.

"Iya nih, mau makan tapi kayanya nggak ada meja kosong deh. Yaudah kita duluan ya? Cari cafe aja." Ucap Ryan.

"Eh, gabung aja sama kita Gpp kok, ayo ikut gue." Siska menarik lengan Ryan dan sepontan tangan Aditi juga tertarik karna tangan Ryan yang masih mengenggam tangan Aditi.

"Hai," sapaan yang keluar dari mulut Ryan membuat semua menoleh. Ayira tersenyum lebar saat melihat Ryan namun senyumnya memudar saat Ryan tak sendiri ada Aditi dibelakang nya, apalagi mereka sambil berpegangan tangan.

Menderita?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang