04. Kakak Alumni

66.8K 9.8K 1.5K
                                    



Hape Haylie berbunyi di malam itu membuat gadis mungil yang diam-diam melamun memandangi buku Fisikanya itu terkejut. Ia menoleh, meraih hape atas pemberitahuan Line. Padahal biasanya hapenya ramai dari Whatssap. Apalagi kalau bukan dari grupchat laknat kelasnya.

Gadis itu mengangkat alis tinggi membaca nama kontak. Yang sebenarnya belakangan ingin ia hubungi sejak satu grup dengan ketua Osis itu dan membuat hatinya goyah begitu saja. Tapi Haylie yang terlalu gengsi tak mau menghubunginya lebih dulu.


Nino: Haylie


Haylie tertegun lama. Ia menggigit bibir, menyandarkan punggung dan membalas. Baru juga ada tanda read, panggilan masuk melalui aplikasi chat itu membuat Haylie tersentak. Gadis berpipi bulat tersebut diam lama, kemudian mengangkat telpon dan berdehem.

"Apa?"

"Sett galak," sahut suara serak berat di seberang.

Haylie memutar bola mata. 'LO KEMANA AJA, SETAN,' amuknya dalam hati. Ia berdehem, "utang pulsa kemaren mana?" tanyanya menagih.

Suara berat Nino meringis di seberang.

"Cih. Dah ngutang, berkhianat lagi," omel Haylie sebal.

"Lah anjir apa?"

"EMANG GUE NGGAK TAHU LO KEMAREN BELI KUOTA SAMA SI JAELANI?!" amuk Haylie marah, "KATANYA MAU JADI PELANGGAN TETAP HAYLIE COUNTER NYATANYA APA?! DASAR PENGKHIANAT!"

"YA KAN UTANG DI ELO BELUM LUNAS DEK JADI GUE NGUTANG DI TEMPAT LAIN!" balas Nino juga tak kalah sewot. "GUE GINI-GINI TAHU DIRI JUGA, LI!"

"KALAU TAHU DIRI BAYAR!" balas Haylie sebal.

"GUE CHAT LO BUKAN MAU BAHAS UTANG, PLEASE?!"

"YA UDAH BAHAS APA?!"

"Stop marah-marahnya. Kuping gue sakit," kata Nino menurunkan intonasi membuat Haylie mencibir. Nino mendesah pelan, "gue mau nanya tentang teman kelas lo."

"Hm? Siapa?"

"He he," Nino meringis lagi, "itu tuh yang tinggi, yang cantik."

"Aku????" sahut Haylie sudah kepedean.

Di seberang, Nino tertawa hambar. "Ha-ha. Yang satu lagi. Haylie kan yang paling tinggi paling cantik nah yang satu lagi dek," kata Nino dengan suara dibuat-buat.

Haylie mengernyit. Bibirnya agak merenggut. 'Anjir siapa lagi nih,' batinnya sebal. "Lisa? Rosi?"

"Gayung," jawab Nino membuat Haylie mendelik.

"Siapa gayung? Nggak ada namanya gayung."

"Ha ha, typo."

Haylie mendengus, "emang ya. Lo tuh sedarah sama Hanbin banget," sindirnya meledek. "Hayung? Si Hanin?"

"He he. Hanin Hayunggi," jawab Nino cengengesan.

'Kejam ya lo,' batin Haylie menggigit bibir. Ia menjauhkan layar hape, kemudian mengacungkan ke depan bibir dan berkata tanpa mengeluarkan suara. 'LO KEMAREN NGILANG TERUS DATANG-DATANG NANYA CEWEK LO PIKIR HATI GUE INI APA SIH KAK?!'

"Li?"

Haylie diam-diam menarik nafas, "mau lo gas?" tanyanya kembali dengan suara rendahnya yang memang tak sinkron dengan wajah imutnya itu.

"He he. Boleh nggak?"

"Apanya?" tanya Haylie mendelik.

"Nanti lo jealous," celetuk Nino dengan nada manis.

2A3: Re-Hi ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang