03. Gocekan si Kakak Futsal

77.2K 9.4K 1.9K
                                    



Jelo mendudukkan diri ke samping Hanbin di pinggir lapangan futsal. Pemuda jangkung bermata agak sipit itu menghela nafas pelan, "Bin."

"Apa sayang?" balas Hanbin santai. Cowok satu ini emang bobroknya minta ampun.

"Gue nanya boleh nggak?"

Hanbin menegak, langsung menoleh melebarkan mata cerah. "Boleh laaaahhh!!!" jawabnya riang membuat Jelo agak memundurkan diri kaget. "Harga 18 ribu sampai 25 ribuan aja kok. Khusus minggu ini promo brownies keju kismis cuma dua puluh ribu aja. COD langsung ke kelas lo!" katanya dengan cepat dan semangat empat lima menggebu-gebu.

"Gue bukan nanya jualan lo, brengsek!" umpat Jelo menabok keras kepala pemuda itu.

"Ck, elah," protes Hanbin memanyunkan bibir. "Mau apa? Salam lagi? Haylie? Pesen brownies gue dulu elah."

Jelo mendengus. "Gue serius, lo semenit aja serius nggak bisa ya, Bin?" tanyanya putus asa. "Lisa tuh nerima lo kenapa sih? Kasian? Nggak tega? Lo paksa? Apa lo pelet?"

"Njir, mulut lo," balas Hanbin melotot sebal.

Jelo menipiskan bibir, menghela nafas. "Lo sekelas sama Haylie, kan? Dia sama Ezra ada apaan sih?"

"Dih mana gue taoooo," jawab Hanbin sewot. "Gue nyebut Ezra aja langsung dikasih tembakan leser. Setau gue Ezra satu SMP sama kalian dah, berarti lo lebih tau."

Jelo menghela nafas. "Dulu tuh gue nggak begitu merhatiin. Yang gue tahu, mereka dulu lengket banget kayak... kemana ada Haylie pasti ada Ezra. Tapi pas SMA nggak pernah bareng lagi. Terus gue liat, Haylie tuh sering banget bersikap dingin ke Ezra. Gue curiga sih.... apa mereka mantanan ya sebenarnya?"

Jelo menipiskan bibir. Dengan wajah agak merenggut memikirkan itu. Tapi ia menyadari tak ada sahutan. Membuatnya menoleh sebal, "he, Kang Brown!"

Hanbin yang merunduk membaca layar hape jadi mengangkat kepala kembali. "Udah curhatnya, Jel? Kirain masih ada jadi gue tungguin," celetuknya membuat Jelo gemas ingin mengganti bola futsal dengan kepala pemuda ini.

Hanbin bergumam panjang seakan berpikir, "gimana ya Jel. Gue juga nggak tahu. Nggak berani nanya ke dia. Sono lo sendiri kalau emang mau perjuangin."

Jelo mendecak mendengar itu, kemudian berdiri. "Aish, nggak guna lo," celetuknya membuat Hanbin mengumpat.

"LO TUH DASAR NGGAK TAHU DIRI!" pekik Hanbin sebal sementara Jelo melangkah tenang memasuki lapangan futsal.


***


Rosi mengernyit, melihat bayang pemuda jangkung di luar kelas 11 MIPA 3. Awalnya sih ngarep itu pacarnya, Junaid. Tapi kalau diperhatiin... jelas itu bukan Junaid.

"Ssst, siapa tuh?" tanya Rosi pada Lisa yang berberes buku dan perlengakapannya ke dalam tas.

Lisa menoleh ke arah yang Rosi pandang. Ia juga memandang samar bayang seseorang berdiri di samping pintu kelas, "cowok lo kali," jawabnya acuh tak acuh.

"Satu, nggak mungkin June jemput gue, ada jin apa? Kelasnya kan lebih deket parkiran. Dua, itu bukan June. June gue bayangannya aja sexy."

Lisa sontak mendelik sempurna, menatap sahabatnya itu memerotes keras. Ia kemudian tak menanggapi dan meraih tas ke bahu, berdiri dan mulai keluar kelas. Rosi mengikuti. Yang kemudian diekori Jane dan Haylie yang sibuk saling mengirim poto-poto catatan dari papan tulis.

Rosi terkejut, refleks menghentikan langkah ketika di pintu kelas begitupula Lisa yang mengernyit.

"Eh, Jelo," kata Rosi bingung pemuda itu tumben di depan kelasnya.

2A3: Re-Hi ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang