[Dahyun SiDe]

3.3K 237 5
                                    

Namaku Dahyun, Kim Dahyun. Usiaku baru menginjak 17 tahun, masih bersekolah.

Statusku?

Haruskah kuceritakan?

Empat tahun lalu, lebih tepatnya saat ulang tahunku yang ke 13. Aku dijodohkan dengan seorang laki laki bernama Lee Taeyong. Dahulu aku belum mengenal dia, aku hanya tahu namanya saat ibu menceritakan bagaimana baiknya keluarga paman Lee.

Sampai malam itu tiba, aku menerima kabar kalau bibi Lee sedang di rawat di rumah sakit. Aku dan ibu berangkat ke Seoul secara mendadak. Dan disanalah semua bermula.

Bibi Lee menjodohkan kami, aku dan Taeyong. Jujur aku sangat terkejut mengingat usia kami yang masih jauh dari kata dewasa. Bagaimana mungkin anak yang bahkan baru menginjak remaja diikatkan oleh hubungan perjodohan.

Saat itu keadaan membuatku harus menerimanya. Mengingat bagaimana keluarga mereka membantu ayah dan ibu membuatku harus membalas budi mereka selama ini. Walau dengan mengorbankan masa depanku.

Dua tahun, aku diberi waktu dua tahun untuk tinggal di Busan hingga lulus SMP. Dua tahun itu mungkin bisa dikatakan masa sulitku, aku harus menerima kenyataan bahwa kakak perempuan ku meninggal karena kecelakaan. Dan dari situlah ketakutanku akan suara ambulance tumbuh.

Sejak saat itu semua berduka, tapi sekali lagi paman Lee datang dan mengobati luka kami. Ia memberikan kebunnya untuk ibuku rawat, memberikan ayah beberapa petak sawah, dan membantu membiayai kuliah kakak laki lakiku sehingga fokus kami teralihkan. Tapi tidak dengan aku, kejadian dimana kak Taeyon meninggal masih membekas dibenakku.

Bahkan aku harus menerima kenyataan bahwa aku mengidap trauma.


























Dua tahun berlalu aku masih Dahyun yang sama, Dahyun yang takut dengan suara ambulance, Dahyun yang mengidap trauma dengan tempat gelap. Bedanya Dahyun yang sekarang resmi menyandang status tunangan seorang Lee Taeyong.

Seakan tak cukup sampai disana aku harus menerima fakta bahwa Taeyong tunangan ku sendiri mempunyai seorang kekasih. Kekasih yang amat teramat ia banggakan. Bagaimana tidak, bahkan satu sekolah tahu bagaimana perawakan seorang Kim Jisoo, idola sekolah.

Aku yang hanya gadis desa tak sebanding dengan dia sang putri kepala sekolah.

Kini sudah dua tahun aku dan Taeyong bertunangan, selama dua tahun itu pula kami satu tempat tinggal. Paman Lee memberikannya karena Taeyong setuju untuk menerimaku.

Tapi selama ini aku bahkan tak pernah merasa benar benar diterima. Dia memang baik padaku, perhatian, tapi bisakah aku berharap kebaikan itu karena ada perasaan yang berbeda? Jawabannya tidak. Aku hanya dianggap teman, tempatnya curhat dan berkeluh kesah. Tidak lebih dan tidak kurang.

Saat aku menjalani hariku dengan baik sebagai tunangannya dia menjalani harinya dengan baik sebagai kekasih Jisoo. Bahkan disekolah kami jarang bertegur sapa. Hanya disaat saat tertentu saja Taeyong mengakuiku sebagai adik sepupunya. Tapi jangan lupakan kalau Jungwoo dan Yuta tahu bahwa aku bukan adik sepupu melainkan tunangannya.

Jungwoo sangat baik padaku, dialah orang kepercayaan Taeyong untuk sekedar mengantarku sekolah dan keluar rumah.

Jangan berharap Taeyong yang akan mengantarku. Itu tidak akan terjadi.

Bahkan selama bertunangan aku tidak pernah hanya untuk sekedar duduk di mobilnya ataupun menyentuh spionnya saja. Dia bilang ada jejak Jisoo disana yang akan hilang jika aku yang menyentuhnya.

anggap saja bocah itu konyol. Karena nyatanya Taeyong memang konyol. Wajah sangar bukan berarti dia orang yang kuat, bahkan dia sering menangis dan bercerita padaku jika sedang ada masalah. Dia bilang akan jelek jika dia menangis dihadapan Jisoo, jadi dia menangis dihadapanku saja. Ya setidaknya Jisoo tidak mendapatkan apa yang aku dapatkan. Walau hanya air mata.
Begitulah. Namanya juga cinta, mendapat air matanya saja sudah membuatmu bahagia.

Itu sedikit tentang diriku.





















Tentang Taeyong?

Akan kuceritakan.

Namanya lengkapnya Lee Taeyong, dia biasa dipanggil Taeyong. Tapi teman sekolahnya lebih sering memanggilnya Tiway, Tiway Track. Umurnya 18 tahun, lebih tua satu dariku. Hobinya menyanyi, tempat konser favoritnya adalah kamar mandi.

Dia penyuka  binatang, terutama anjing. Tapi dia tidak benar benar merawatnya, dia sering lupa untuk memberi peliharaannya itu makan. Karena itu aku sering menolak saat dia meminta menambah anjing untuk di adopsi.

Dia laki laki terceroboh yang pernah aku kenal setelah kak Seokjin.

Dia bisa menghilangkan barang apapun hanya dengan sekejap mata. Dia yang menyimpannya dan dia yang lupa dimana tempatnya. Dia juga sangat jorok, kelihatannya saja dia mainly dan perfectionis. Nyatanya dia sangat jorok, dia menaruh pakaian bekas saja tidak benar.

Lemarinya juga selalu berantakan, oh iya jangan lupakan meja belajarnya yang penuh dengan coretan dan gambar gambar tokoh kartun kesukaannya. Kasurnya saja banyak coretan, karena itu aku selalu memasangkan sprei hitam di tempat tidurnya agar noda pulpen itu tidak terlihat.

Ya, tapi sayangnya aku begitu menyukai pria jorok itu.

Awal perjodohan aku tidak menyukainya karena dia terlihat sangat masa bodo dan sombong. Mungkin karena waktu itu aku belum mengenalnya. Dua tahun kemudian saat aku tiba di Seoul dia menunjukkan sifat aslinya. Manja, jorok, pengotor, pelupa, dan sedikit tegas bila sedang serius.

Aku menyukainya.

Saat dia memberikanku perhatian, terbukti saat aku sakit dia juga ikut absen untuk mengurusku. Dia juga orang pertama yang menyelamatkanku saat terkurung di gudang karena di bully di sekolah baruku.

Intinya aku menyukainya, menyukai setiap perhatiannya. Ya walau aku tahu bukan hanya aku yang merasakannya. Setidaknya aku sudah berusaha, berusaha menjadi Dahyun yang sempurna.

Sampai aku lupa, kesempurnaan bukan milik manusia.

Ini kisahku...

Kisah klasik seorang gadis desa.
Jangan samakan kisahku dengan kisah lainnya. Karena aku berbeda...






















Kim Dahyun.

Someday (DahyunFF) End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang