15

1.2K 179 16
                                    


Dahyun PoV

Entah sudah berapa lama aku berdiri di balik tembok ini. Rasanya semua telah berakhir. Taeyong memang bukan untukku perjuangkan. Jungwoo'lah orangnya, dialah yang harus aku perjuangkan sekarang. Aku tak mau lagi diperbudak oleh cinta. Rasanya menyakitkan untuk mencintai. Dulu aku boleh goyah saat Taeyong memohon, tapi tidak untuk sekarang.

Kau takkan mendapatkannya lagi setelah kau melepaskannya Tae.

Aku melangkah di tengah kegelapan, tujuanku adalah kamar. Mungkin mandi bisa membuat semuanya segar kembali. Persetan dengan Taeyong yang akan camping dengan Jisoo, yang jelas aku sudah tak perduli. Kali ini takkan ada air mata lagi untukmu taeyong.




Dahyun PoV end

Dahyun melangkah memasuki kamar mandi. Pandangannya lurus, tatapan marah yang begitu kentara. Entah dengan apa mendeskripsikannya yang jelas dahyun tengah kecewa. Kecewa dengan takdirnya, kenapa harus Taeyong yang menjadi tunangannya. Ya, jujur ia ingin pergi sekarang. Pergi jauh tanpa ada yang menemukannya nanti, membangun hidup baru tanpa adanya laki laki pembual bernama Lee Taeyong. Tapi Dahyun tak sanggup bila konsekuensi yang harus diterimanya adalah kesedihan ibu dan ayahnya. Cukup Taeyeon yang meninggalkan mereka, dahyun tak mau menambah kesedihan ibunya karena kehilangan anak gadisnya lagi. Apalagi hanya dengan alasan patah hati. Dia bertahan karena orang tuanya, bukan karena cintanya. Karena cintanya sudah berubah menjadi rasa jijik sesaat setelah taeyong meniup lilin ulang tahunnya.

Dahyun berdiri dibawah guyuran air, mersapi setiap kata kata yang pernah taeyong katakan untukknya.

'tunggu sebentar lagi hyun'

'tunggu hingga aku tak bergantung denganmu lagi'

'tunggu hingga aku yang menyuruhmu pergi'

Setiap kalimat yang laki laki itu katakan hanya akan membuat luka hatinya semakin melebar. Sakit.

"lalu jika aku menunggu apa aku yang akan jadi yang pertama? Tidak. Aku hanya akan jadi bayang bayangmu yang harus menerima kesedihanmu saat jisoo tak ada. Itu bukan mauku Tae, aku tak mau jadi cadanganmu." gumannya dengan air mata yang perlahan turun kepipinya.

"ingatlah tae, saat kau mengutamakan Jisoo saat itulah aku anggap kau mengusirku. Dan sesuai keinginanmu aku akan pergi. Tapi sebelum itu terjadi aku ingin melihat seberapa lama kau bertahan tanpa aku. Aku ingin kau merasakannya Tae, diabaikan oleh duniamu sendiri. Kau harus merasakan bagaimana rasanya memohon. Dan akan aku pastikan aku melihatmu saat itu terjadi. Kau tak punya tempat bernama rumah lagi tae, saat itu terjadi carilah jisoo'mu itu dan mintalah dia menjadi rumahmu." gumannya dengan tangis yang semakin menjadi jadi.

Hari ini Dahyun mengeluarkannya, mengeluarkan semua kesedihannya. Kepiluan dalam jalan kasihnya. Hingga hanya rasa kecewa yang tinggal dihatinya. Baginya sekarang semua telah berubah, tak akan ada dahyun yang lemah lagi.

Dan dahyun yang sekarang hanya akan jadi penonton dalam hancurnya seorang Lee Taeyong.

Semua akan berubah seiring dengan jalannya waktu. Karena seekor singa kecil yang lemah suatu hari akan berubah menjadi singa besar yang gagah. Dan saat itulah kau harus berhati hati.








---








Hampir seharian ini Taeyong dan Jisoo menghabiskan waktu bersama untuk camping. Membangun tenda dan memasak bersama di tengah indahnya alam. Sungguh pasangan yang harmonis.

Setelah selesai memasak ramen, jisoo duduk bersandar di pundak taeyong. Dan tentu saja taeyong sangat senang. Dengan sukarela ia menyediakan pundaknya untuk sang pujaan hati tanpa memikirkan ada orang lain yang kini bersiap untuk membuat senyum itu luntur.

Someday (DahyunFF) End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang