[BHW1] Kehidupan rumah tangganya

24.4K 1.3K 51
                                    

Sebagian wanita iri kepadanya, bahkan banyak yang ingin hidup seperti dirinya, atau seluruh wanita di dunia ini ingin hidup dengan kecantikan, harta yang berlimpah, status bangsawan yang terpandang, suami yang tampan dan baik hati, putra yang menggemaskan, dan keluarga yang bahagia. Semua orang berkata bahwa dirinya sangat beruntung menikah dengan Pangeran Edric yang terkenal ramah dan tampan, mereka selalu mengeluh-eluhkan Edric secara berlebihan. Andai semua itu bisa ia berikan, maka keberuntungan dan keirian yang mereka layangkan kepada Elaine akan dengan senang hati ia berikan asal ia bisa menukarnya dengan kebebasan.

Menjadi istri seorang pangeran tidaklah mudah, untuk Elaine itu mengganggunya lebih dari menjadi kepala keluarga seorang bangsawan. Dulu memang ia pernah menikmati kehidupan dengan peraturan yang mengikatnya, tapi setelah sekian lama hidup bebas dan sekarang kembali menjadi seorang bangsawan membuat Elaine gerah. Semua sudah diatur oleh pihak kerajaan, atau mungkin bernafas saja ia harus sesuai dengan peraturan. Menyebalkan!

Namun setelah delapan tahun menjadi bagian keluarga Macht, ia bisa menyesuaikan diri dengan peraturan konyol tersebut. Menurut para pelayan yang telah mengabdi cukup lama pada keluarga Macht peraturan kerajaan menjadi cukup longgar sejak Putri Harper menepati istana utama, terlebih setelah kematian King Marques. Tapi bagi Elaine semua sama saja, menyesakkan.

"I saw you in there, Mama," suara hearse yang khas membuat Elaine menoleh.

Ethan Gwalchgwyn Macht, putranya yang berumur tujuh tahun menatapnya dengan mata hijau yang bingung dan jarinya menujuk sebuah lorong. Lorong tersebut tempat di mana ruangan Pangeran Edric bekerja untuk kerajaan, lorong buntu yang khusus untu Pangeran Edric tinggal. Tak ada yang berani ke sana tanpa memiliki urusan, seakan lorong tersebut dikutuk oleh makhluk halus yang siap menakuti siapapun.

"Me?" tanya Elaine menunjuk dirinya. Ia sendiri bingung karena sejak tadi ia menghabiskan waktu di ruang tengah membaca buku. "You must have been wrong, honey."

"I can't have been wrong, mama." Ethan tetap pada ucapannya, bahkan matanya melebar dan wajahnya terlihat serius. Ia menghela nafas pelan, lalu ia menarik putranya ke dalam pelukannya. "Apa yang sedang papa lakukan?"

Elaine mengangkat wajah Ethan dan menatapnya dengan serius. "Don't be like your papa, right?"

"Ethan!" panggilan tersebut membuat keduanya menoleh ke asal suara. Sosok yang baru saja mereka bahas muncul di depan pintu dengan wajah panik, bahkan seperti tidak peduli dengan penampilan yang menjijikan tersebut.

Elaine langsung menyuruh Demian membawa putranya, pengawal yang ditugaskan untuk Edric tampak mengerti. "Kita harus bicara, Pangeran."

"Tapi ada sesuatu yang harus aku katakan pada Ethan," Edric menahan Demian yang menggendong putranya.

"Aku tidak akan ke ruangan papa lagi," Ethan tersenyum dan menyuruh Demian membawanya pergi.

"Kau benar-benar ceroboh, Pangeran," ujar Elaine yang kembali fokus pada bukunya, wajah tanpa ekspresi itu tak dapat ditebak oleh Edric. "Putramu melihat kau bercinta dengan wanita."

Apakah ini karma? Dulu ia memang pernah melihat orang tuanya bercinta dan ia tidak merasa bersalah melihat Harper dan Enrique melakukannya di ruang kerja. Tapi sekarang ia merasa sangat bodoh, sangat berbeda dengan reaksi ayahnya dulu ketika ia ketahuan melihat aktivitas mereka. Yang lebih memalukannya lagi adalah istrinya tak peduli dengan kelakuannya yang bercinta dengan wanita lain.

"Apa perlu aku memberikan tanda dilarang masuk setiap kali kau sedang bersama wanita-wanitamu?" Elaine bertanya dan menatap Edric. Mata cokelat yang terang itu tampak mengejeknya, atau hanya perasaannya saja setiap kali ia berbicara dengan istrinya.

4. Be His Wife [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang