[BHW2] Hati yang dingin

11.5K 946 27
                                    

Seorang wanita tengah berdiri di depan jendela ruang duduk, tatapannya lurus menatap seorang pelayan yang melintasi jalan di bawah sambil menggenggam tangan bocah lelaki yang jelas-jelas tidak mau dipegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita tengah berdiri di depan
jendela ruang duduk, tatapannya lurus menatap seorang pelayan yang melintasi jalan di bawah sambil menggenggam tangan bocah lelaki yang jelas-jelas tidak mau dipegang. Tubuhnya berbalik dan melangkah keluar dari kamar utama, wajahnya menyiratkan kekesalan hingga membuat beberapa pelayan yang bertemu memilih mundur sebelum mendapat kesialan.

"Kenapa kau buru-buru, Elaine?"

Tiba-tiba saja Pangeran Edric muncul dan menghentikan langkahnya, kekesalannya semakin memuncak karena melihat wajah pangeran yang ia benci. Kedua tangannya terlipat dan mengangkat dagu tak berniat melirik sedikitpun ke arah suaminya.

"Sudah kubilang berapa kali untuk mencari pengasuh yang benar!" ucapnya jengkel.

Dengan tatapan bingung, Edric menatap Demian seakan meminta penjelasan. Tentu saja ia salah meminta Demian menjelaskannya karena pria itu sama tidak mengertinya. "Memang pengasuh kali ini melakukan apa lagi?"

Entah sudah berapa kali mereka mengganti pengasuh untuk Ethan, jika diingat dua minggu terakhir Ethan telah berganti pengasuh sebanyak lima kali. Semua dipecat karena bersikap buruk kepada putra Pangeran Edric, tak ada yang bisa memuaskan Elaine dalam mengurus Ethan.

"Sangat kasar, tidak sabaran, dan mukanya sangat dingin." Elaine menjelaskan tanpa merasa canggung.

Bukankah itu sifatmu? Tanya Edric dalam hati karena itu sangat mirip dengan kepribadian Elaine.

"Lalu aku harus apa? Sudah lima orang yang mengasuh Ethan tapi sampai saat ini belum memuaskanmu? Bagaimana kalau kau saja yang mengurusnya." Dengan santai Edric berkata dan sedikit keisengan untuk Elaine salah satu hobinya.

"Kenapa harus aku? Mana mungkin aku mau mengasuh putramu," katanya.

Edric menghela nafas pelan, ia harus bersabar setiap menghadapi watak Elaine. "Karena kau ibunya, Elaine. Apa perlu aku menjelaskannya?"

"I'm a surrogate mother, not his biological mother." Elaine mengangkat sebelah alisnya menatap Edric tajam.

"Apanya yang ibu pengganti? Bahkan dia tidak pernah melahirkan sebelumnya bahkan bercinta saja baru sekali," gumam Edric yang teringat dengan artikel yang ia baca beberapa belakangan ini.

"Apa anda baru saja mengingat jurnal dari Dokter Brian, Pangeran?" tiba-tiba Demian ikut campur dan menatapnya dengan takjub tak percaya, dengan kesal ia memukul kepala Demian.

"Diam kau!"

Elaine kembali melangkah. "Aku harap besok kau sudah menemukan pengasuh yang benar. Hari ini aku akan menjaganya."

Kepergian Elaine membuat Edric tidak percaya. Wanita yang memiliki tubuh bagai biola dan rambut cokelat yang lurus, sikap dingin dan keras kepala itu tidak pernah menganggapnya seperti pangeran yang ditakuti orang-orang, bahkan Elaine seperti menganggapnya lalat bersayap emas yang mudah dimusnakan atau dimuseumkan karena sayap emasnya.

4. Be His Wife [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang