4. Be His Wife [On-going]

[BHW12] You're gonna fall in love with me.

Celana pendek dengan kemeja berwarna navy serta kaus kaki berwarna hitam dipakai oleh pangeran muda Ethan yang masih bermain dengan mobil control miliknya, sedangkan pengasuhnya terlihat sedang bingung menatap lemari kaca yang menyimpan sepatu sang pangeran muda.

“Kau ingin pakai sepatu apa, Ethan?” tanya Abigail membalik tubuhnya untuk melihat sang pangeran muda.

“Aku ingin pakai sepatu hadiah dari mama.” Jawab Ethan yang menujuk lemari berbeda dari koleksinya tanpa menatap Abigail.

Abigail mengikuti arah tunjuk Ethan. Di sana ada lemari kaca yang berbeda dari sebelumnya, terlihat lebih mewah yang terdiri hanya lima tingkat. Dalam lemari tersebut hanya ada tiga pasang sepatu yang mengisi masing-masing tingkat, sebenarnya model dan buatan sepatu itu tidak berbeda dengan koleksi yang ada di lemari sebelumnya. Ia mengambil sepatu yang berada pada tingkat pertama yang berwarna hitam, matanya meneliti sisi mana yang berbeda dari sepatu ini dengan sepatu yang sering dipakai Ethan.

“Tidak dengan sepatu itu, Abby.” Ethan berjalan menghampiri pengasuhnya dan menunjuk sepatu berwarna navy yang berada pada tingkat kedua. “Sepatu ini lebih cocok.”

“Apa bedanya dengan sepatumu di sini?” tanya Abigail menunjuk lemari utama milik Ethan.

Ethan mengambil sepatu dari tangan Abigail dan memakainya dengan hati-hati, bahkan terlihat sangat mengkilap. “Ini hadiahku yang kedua dari mama, tentu sangat spesial.”

“Kenapa? Bukankah semua sepatu ini Lady Hedwich yang memilihnya?” tanya Abigail lagi.

Ethan berdiri di hadapan Abigail dengan pandangan polos. “Mama tidak pernah memilih sesuatu untukku. Jadi, ketika dia memberikanku hadiah walaupun pelayan yang memilihnya aku akan menyimpannya dengan baik-baik.”

Abigail merasa sesak mendengar penjelasan Ethan yang polos, tidak menyangka bahwa anak laki-laki tampan di hadapannya mendapat perlakuan yang menyedihkan dari ibunya sendiri. Ia menyejajarkan tingginya dengan Ethan lalu memegang kepala Ethan dengan lembut. “Good boy.”

〰⚜〰

Suara ketukan pintu terdengar, seseorang masuk ke dalam kamar Edric dengan langkah yang pelan dan hati-hati. Pakaian formal yang harus digunakan Edric ia letakkan di atas sofa yang berada di samping ranjang, ia membuka tirai agar matahari segera masuk ke dalam kamar yang bernuansa maroon. Setelah itu ia melangkah pergi, namun tiba-tiba tangannya ditahan dan tentu saja orang tersebut adalah Edric yang setengah sadar memegang tangannya.