Di dalam kelas hanya menyisakan Rio, Cia, dan Fika. Sementara teman satu meja Rio sudah duluan pergi ke kantin. Cia yang melihat Rio masih tetap di bangkunya sambil memainkan ponsel, membuat otak jahatnya kembali muncul. Cia akan mengahampiri Rio lagi dan melabraknya lagi.
Ketika Cia akan membalikkan badannya untuk melabrak Rio yang duduk di belakang bangku nya, tiba-tiba Rio beranjak dari tempat duduk nya.
Tetapi Cia tidak akan membiarkannya begitu saja. Cia menghadang jalan yang akan di lewati Rio, seolah Cia adalah preman kampung yang paling menyeramkan.
Cia menyodorkan tangan kanannya.
"Minta maaf!" perintah Cia.
Rio menaikan sebelah alisnya. Detik berikutnya tatapannya berubah kembali menjadi datar.
"Minta maaf ke Cia!" ulang Cia.
"Siapa emangnya lo? Apa pangkat lo?" tanya Rio. Santai tapi begitu menusuk.
Cia yang mendengar kata-kata setajam itu membuat nyali nya ikut menciut. Dengan susah payah ia membuat raut wajahnya terlihat tidak takut.
"Kamu itu yang nabrak Cia kan? Atau kamu baru aja amnesia?" tanya Cia.
"Lo pikir gue sengaja buat nabrak lo? Lo kali yang terlalu hiperaktif sampe gak mikir kalo di sekitar lo orang rame." jawab Rio.
MAMPUSS!
NGERI BANGET MUKANYA.
ADUH YA ALLAH TENGGELEMIN AJA CIA SEKARANG, NANTI TIMBULIN LAGI DEH.
"Yo,"
Tiba-tiba terdengar suara berat dari ambang pintu yang memanggil nama Rio. Rio mengalihkan pandangannya melihat ke sumber suara.
Cia bisa bernapas legah karena Rio sedikit teralihkan.
"Wah, wah, wah. Siapa nih?" ucap seseorang itu sambil menghampiri Rio.
Rio tak menjawab, ia nyelonong melewati Cia yang masih membeku di tempatnya. Sementara Fika tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, bagaimana pun juga, yang di katakan Rio tidak sepenuh nya salah, tetapi di sisi lain Cia adalah sahabatnya, makanya Fika memilih tidak bersuara.
Cia melihat siapa orang yang baru saja memanggil Rio. Bisa dikatakan orang itu adalah orang yang menyelamatkan Cia dari perang kata-kata dengan kecebong anyut itu.
Ternyata orang itu tidak sendiri, dia bersama 3 orang laki-laki bertubuh tinggi lainnya, dan jika di tambah Rio mereka jadi ber-empat. Mereka terlihat seperti most wanted jika di lihat dari penampilannya.
Bulu kuduk Cia meremang. Ia tidak ingin menambah masalahnya dengan kecebong-kecebong songong seperti itu.
"Udahlah Ya, ayo ke kantin." ajak Fika.
Cia mengangguk dan mengikuti Fika yang berjalan duluan menuju kantin.
**
Disisi lain,
Rio sedang berjalan dengan ketiga sahabatnya sejak SMP. Mereka adalah Dion Saputra, Dicky Febriansyah, dan Bayu Perdana. Mereka bertiga diletakkan di kelas X Ips 2, hanya Rio yang diletakkan di kelas Ipa. Diantara mereka ber-empat yang paling idiot adalah Bayu, Bayu memang punya wajah yang tak kalah tampan dari mereka bertiga, hanya saja agak telmi alias blo'on.Selama di SMP mereka ber-empat banyak di damba-damba kan oleh kaum wanita. Banyak yang mengidolakan mereka. Menurut para gadis-gadis tak berdosa itu, mereka itu tinggi, tampan keren, banyak duit, dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELLICIA
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis aneh, cengeng, dan judes ditemukan dengan seorang laki-laki dingin dan sangar? Berkelahi? Beradu sungut? Itu sudah pasti sepertinya. Tapi jika ada hal yang lain? *** Rio Aditya Hengky. Seorang cowok yang hobi berkelahi...