20. Calon Mantu

159 12 3
                                    

Cia memaksakan senyumnya mengembang, setelah menerima uang kembaliannya, Cia bergegas masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Rio.

***

Setelah beberapa menit di perjalanan, hujan mulai reda. Cia dan Rio baru saja tiba di depan pagar rumah Cia.

Cia membuka seatbelt nya.

"Yok, mampir dulu," ucap Cia.

Rio melirik sekilas ke jam di tangannya.

"Gue langsung pamit aja ke Mama lo," ucap Rio.

Cia mengangguk. Kemudian mereka mulai turun dari mobil.

Cia membuka pagar rumah nya, dan terlihat sang Mama sedang menanam tanaman.

"Ma.." panggil Cia.

Sang Mama menoleh ke arah Cia, ia menyipitkan matanya.

"Siapa itu? Ajak masuk dulu Cia," jawab sang Mama.

Cia menoleh ke arah Rio, "masuk dulu?" tanya Cia.

Rio menganggukkan kepalanya, tak enak jika menolak.

Cia dan Rio kemudian menghampiri Mama, dan menyaliminya.

"Yok masuk dulu, tante buatin teh dulu," ucap Mama ramah.

Rio mengangguk, "iya tante," ucapnya.

Mereka kemudian mulai melangkahkan kaki menuju rumah.

Rio dan Cia mulai memasuki rumah, sedangkan Mama sudah lebih dulu ke dapur.

Cia melirik Rio sekilas, ia mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Rio, tanpa menoleh ke arah Cia.

"Assalamualaikum nya mana akhi?" tanya Cia.

Rio melirik ke arah Cia sekilas, "assalamualaikum," ucap Rio.

Cia mendesis, GA NGOTAK EMANG

"Duduk dulu, Cia mau ke belakang ambil minum," ucap Cia, kemudian berlalu meninggalkan Rio.

Cia berjalan semakin ke dalam rumahnya.

Tapi bukannya ke dapur membantu Mama, Cia malah berputar haluan ke kamarnya.

Cia membuka pintu kamarnya.

Cklek

Cia mulai masuk ke kamarnya, dan menghempaskan badannya ke atas kasur.

Cia menatap kasurnya dari arah samping kepalanya sambil mengelus-elus kasur empuknya itu.

"Kacul.. Cia udah lindu.." gumam Cia.

"Kacul lindu ga cama Cia?"

Ia beralih mengecup kasurnya sekilas.

"Cia capek seharian di luar.. Cia mau di temenin cama kacul.."

Cia menatap kasurnya dengan prihatin.

"Kacul udah lama ya engga mandi? Besok la kalo ga sibuk Cia mandiin.." ucap Cia sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Cia mulai mengendus aroma kasurnya.

"Tapi masih wangi kok," gumam Cia.

Cia menghembuskan napasnya, ia beralih menatap langit-langit kamarnya.

"Ehm.. Kalo-"

"CIAA!!.."

Ucapan Cia terhenti kala mendengar suara teriakan dari sang Mama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang