9. Mirip Brownies

728 54 8
                                    

Kamu itu jangan terlalu manis. Nanti aku bingung bedain mana kamu, mana brownies.
-FelliciaShofalyn-

**

"Kenapa?" tanya Rio.

"Cia gak mau Rio kenapa-napa," jawab Cia.

Rio terdiam.

"Rio harus janji sama Cia," pinta Cia.

"Jangan berantem ya?" lanjut Cia.

Belum ada jawaban. Rio menatap ke arah depan.

"Rio," panggil Cia.

"Hm," jawab Rio.

"Janji ya?" tanya Cia ulang.

"Hm."

"Pulang nanti Rio bareng Cia kan?" tanya Cia.

"Hm,"

"Rio gak akan berantem kan?" tanya Cia lagi.

"Hm,"

Cia menghembuskan napasnya kasar.

"Iya Fellicia," ucap Rio.

Cia mengangguk.

"Lo tu tenang aja. Selama ada gue sama Rio di dekat lo. Lo pasti aman dari yang namanya Adrian." sahut Fika.

Cia tersenyum, ia bersyukur. Memiliki dua pelindung yang siap melindunginya disaat ia kesusahan. Yang satu pangeran berkuda, dan yang satu peri berkuda.

Tak lama mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di kelas. Dan tak lama pula menunggu, bel masuk untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya pun berbunyi. Mereka melanjutkan pelajaran seperti biasanya.

**

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH,"

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, sampai bertemu besok, dan hati-hati di jalan." jawab Ibu guru, lalu berjalan keluar meninggalkan kelas.

Pelajaran hari ini telah selesai. Mereka telah selesai membereskan segala peralatan, dan siap untuk pulang ke rumah. Begitu juga dengan Cia dan Fika.

"Ya," panggil Fika.

"Iya Fika?" jawab Cia.

"Lo pulang bareng Rio kan?" tanya Fika.

Cia mengangguk.

"Iya," jawab Cia.

"Kalo gitu gue duluan gakpapa? Soalnya papa gue nelpon minta anterin barang," ucap Fika.

"Iya gapapa, Fika duluan aja," ucap Cia.

"Oke gue duluan ya," Fika beranjak dari tempat duduknya.

"Iya, Fika hati-hati ya, awas nyungsep lagi," ucap Cia terkekeh.

"Aman," ucap Fika sambil setengah berlari meninggalkan Cia.

Cia menatapi kepergian Fika. Dan setelah itu, ia mencari keberadaan Rio yang selama satu jam terakhir tidak terlihat batang hidungnya. Apalagi kalo bukan bolos pelajaran.

Cia berinisiatif menelpon Rio. Ia mengeluarkan ponsel di dalam tasnya, lalu menelpon Rio.

Tak lama menunggu, telepon Cia diangkat.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang