"Rio?" gumam Cia.
"Cia itu Rio ya? Rio lagi ngapain coba?" tanya Fika
Terlihat Rio sedang menginjak dada seorang cowok yang sudah terbaring dibawah nya, dengan salah satu kakinya.
"Jangan suka nyari mati." ucap Rio sambil makin menekan kaki nya di dada orang yang dibawahnya.
Benar. Fika dan Cia ternyata bertemu dengan geng Rio yang sedang mengadakan tawuran.
"RIO!!!"
Mereka yang tengah sibuk memperhatikan Rio dan Yogi seketika menolehkan kepalanya ketika mendengar suara teriakan yang sangat melengking.
Cia menghembuskan napasnya kasar. Lalu Cia berjalan ke arah gerombolan cowok-cowok yang sedang tawuran itu tanpa rasa takut sedikit pun.
Sementara Fika yang melihatnya hanya bisa terperanga. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang Cia perbuat.
"Rio ngapain disini?! Liat dia! Rio gak kasian apa sama dia?!" ucap Cia dengan emosi.
Rio kaget bukan main Ia langsung menyingkirkan salah satu kakinya itu yang ia pakai untuk menginjak dada Yogi.
"Kok lo disini," ucap Rio. Tanpa emosi, bahkan sangat halus.
Cia memicingkan matanya.
"Cia gak suka sama Rio! Cia gak mau lagi temenan sama Rio!" kesal Cia. Lalu Cia langsung meninggalkan gerombolan cowok itu, dan langsung masuk kedalam SMA.Rio mengejar Cia, dan meninggalkan teman-teman nya begitu saja. Sementara orang-orang yang ada disana terperanga dengan sikap Rio yang berubah drastis.
"Tadi Rio kayak kesetanan, sekarang? Kayak bayi kucing yang ketakutan. Gak ngerti dah gue sama pikirannya." gumam Bayu yang hanya bisa memperhatikan Rio yang mulai masuk ke dalam gerbang.
Fika langsung saja menyusul masuk ke dalam gerbang.
"Cia tungguin gue!" teriak Fika.
Tapi langkah Fika terhenti ketika ia melihat Rio yang menarik-narik tangan Cia, tapi Cia tak memperdulikannya.
Fika hanya bisa menghela napas ketika menyaksikan drama korea yang dilakukan oleh kedua temannya itu.
"Dasar bocah. Pacaran aja belom pernah, tapi udah sok-sok an dramatis." gerutu Fika.
Fika menghampiri Rio dan Cia yang sedang perang kata-kata itu.
"Gue cuma bantuin Dion," ucap Rio dengan sedikit napas yang terengah akibat perkelahian hebatnya.
"Bantuin itu hal yang positif! Kalo berantem gak usah dibantuin. Lagian teman kamu sih sok-sok an hebat! Udah tau kalah, masih aja mau nantang. Kan jadi ribet!" omel Cia.
Rio tak menjawab, ia hanya bisa menghela napas.
"Ya udah ter--"
"DIAMM!!!"
Rio dan Cia sontak terdiam ketika telinganya mendengar suara yang sangat menggelegar. Siapa lagi kalau bukan Fika.
"Gue gak ngerti ya sama omongan kalian! Plis jangan anggap gue gak ada disini! Ngapain sih lo ngurusin hidup Rio! Rio mau berantem kek, mau jungkir balik kek. Dan lo Rio! Kenapa sih lo perduli amat sama Cia? Intinya gue kesini tu mau balikin buku! Bukan mau liat kalian drama drama!" kesal Fika.
Rio dan Cia sama-sama terdiam.
IYA YA, KOK CIA CEREWET BANGET.
JADI MALU.
"Ehm!" dehem Fika.
"Sekarang gue mau langsung balikin buku." lanjut Fika.
Fika langsung meninggalkan Rio dan Cia yang masih terdiam ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELLICIA
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis aneh, cengeng, dan judes ditemukan dengan seorang laki-laki dingin dan sangar? Berkelahi? Beradu sungut? Itu sudah pasti sepertinya. Tapi jika ada hal yang lain? *** Rio Aditya Hengky. Seorang cowok yang hobi berkelahi...