10. Kotak makan pink (A)

739 43 0
                                    

Rio menatap guru yang berlalu-lalang di hadapannya. Ia tidak terlalu merisaukan guru-guru itu. Tidak seperti siswa-siswi yang lain, yang selalu menyalami guru ketika bertemu.

Dasar siswa kurang ajar.

"Lama banget," gumam Rio.

Rio melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah 20 menit ia berdiri bersender di tembok koridor.

"HAI... HAI..."

Terlihat laki-laki dengan pakaian rapi, rambut ditegakkan dan senyum sumringah khas dirinya. Siapa lagi jika bukan Bayu si Alien.

Rio menatap Bayu dengan tatapan datarnya.

"Ih cemberut cemberut, jangan gitulah, ntar gantengnya hilang lohh," goda Bayu sambil menowel dagu Rio.

Rio dengan cepat menepis tangan Bayu.

"Minum apa lo semalem?" tanya Rio yang mulai berjalan meninggalkan Bayu.

Bayu dengan langkah cepat menyusul Rio.

"Minum kopi, air putih, teh, susu dan...-"

"Maksud gue lo mabuk gak semalem." potong Rio.

"Ya enggaklah, gue udah tobat. Cewek gue yang paling cantik bilang. Sayang, kalo kamu sayang sama aku, kamu harus lebih dulu sayangi diri kamu!" ucap Bayu sambil menirukan suara pacarnya itu, Linri. Si cewek yang sama gilanya dengan Bayu.

Rio memutar bola matanya, dan tidak menanggapi lagi ucapan Bayu. Takut tertular virusnya.

Tidak lama mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di gerombolan laki-laki yang tengah menunggu mereka berdua. Laki-laki yang hobi keluar masuk ruang BK. Dan sekarang mereka bersama-sama bolos pelajaran.

"Wah si artis Korea udah sampe nih. Udah sampe jenggotan aja nungguin nya." sindir Dion yang sudah berada disana duluan.

Rio berdecak dan langsung duduk, ia menyelipkan rokok dibibirnya lalu menyalakannya.

"Lo masih aja ngerokok?" tanya Bayu.

"Hm," ucap Rio.

"Langsung aja ke inti. Gimana rencana serangannya?" tanya Bayu yang tidak mau berlama-lama.

"Yakin?" tanya Rio sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Yakinlah. Mereka semua udah gangguin pacar gue. Dan gue sama sekali gak terima." jawab Dion.

"Pulang ini aja kita langsung samperin mereka." sahut salah satu cowok yabg berada juga disana.

"Oke pulang nanti kita samperin mereka. Gue bener-bener gak tahan buat bonyokin muka nya." jawab Dion sambil mengepalkan tangannya.

"Oke,"

**

"Rio,"

Rio menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. Terlihat gadis dengan senyum paling indah yang dimilikinya.

"Hm?" tanya Rio.

"Rio tadi kemana? Tadi Cia nyariin Rio, tapi Rio nya ga ada," ucap Cia.

"Gue tadi di warung depan." jawab Rio.

"Kenapa sih Rio sering banget bolos? Rio bilang udah punya cita-cita, jadi Rio harus pinter," kesal Cia.

"Gapapa," jawab Rio.

"Kenapa?!" tanya Cia menuntut.

Rio berpikir sejenak.

"Tadi gue laper, dan belum sarapan. Jadi gue singgah bentar di warung depan, pas gue mau masuk, eh gerbangnya udah ditutup." jawab Rio.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang