17. Cerita (2)

192 15 2
                                    

Haihai! Ketemu lagii
Maaf baru bisa apdett, tugas ku mulai banyak huaa

Aku pikir revisi tu mudah, ternyata ga semudah yang aku bayanginn, huaa

Maaf ya ga nepatin janji apdet nya cepett

Ya udah deh, langsung aja baca.
Enjoy!

**

Setelah sekitar 30 menit berlalu, Rio dan Cia berada di sebuah perjalanan yang sedikit sepi dan banyak pepohonan.

Cia belum menyadari sekitarnya, ia sedang asik main ponsel.

"Rio apa nama yang suka Rio isep tu?" tanya Cia tanpa menoleh ke arah Rio.

Rio mengernyitkan dahinya, "yang mana?" tanya Rio.

"Itu, yang kayak rokok, apatuh namanya? Lupa," ucap Cia.

"Vape?" tanya Rio. "Ngapain nanyain vape?"

"Oh iya vape," ucap Cia.

Rio melirik Cia sekilas, "ngapain nanyain vape?" ulang Rio.

"Mau nge-vape dong," jawab Cia.

Rio menoleh menatap Cia dengan kening yang berkerut, kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

Cia melirik Rio sekilas. Ia tertawa melihat ekspresi terkejut Rio. "Hahaha, ya dong, Cia kan gaol," ucap Cia. Tapi detik berikutnya ia mengerutkan dahinya.

Cia melihat kiri dan kanannya, keadaan jalan sangat sepi. Dimana mereka sekarang?

"Ki- kita dimana?" tanya Cia.

Rio mengedikkan bahunya, membuat Cia membelalakan kedua bola matanya.

JANGAN-JANGAN?

"Cia mau pulang!" ucap Cia berteriak.

Rio berdecak kesal karena teriakan Cia.

"Rio! Cia mau pulang!" ucap Cia.

Rio tak mengubris ucapan Cia, membuat Cia membelalakkan matanya.

"PULANG!" pekik Cia sambil memukuli Rio brutal.

"CIA MAU PULANG!"

"CIA MAU PULANG!" ucap Cia semakin melengking.

Kegiatan menyetir Rio terganggu karena pekikan, tarikan, dorongan, dan pukulan dari Cia. Ia langsung menepikan mobilnya dipinggir jalan.

Cia memelototi Rio, "ngapain berenti?!" tanya Cia.

"Ngapain mukulin gue?" tanya Rio balik.

"Cia mau di bawa kemana? Rumah Cia ga disini!" ucap Cia.

Rio menghela napasnya, ia mengusap wajahnya kasar.

"Heh!" sarkas Cia.

"Lo ga tau jalan sini?" tanya Rio.

"Jawab aja, ga usah nanya balik," ucap Cia sambil melotot.

Rio mengulum senyumnya melihat mata Cia yang hampir keluar.

"Kurang jauh keluar lo," ucap Rio, ia kembali menjalankan mobilnya.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang