18. Cerita (3)

157 11 0
                                    

"Rahasia krabby patty? Ini cuma tuan krab, spongebob, sama Cia loh yang tau, Rio mau tau juga gak?" ucap Cia.

Rio mengerutkan dahinya, apa maksud Fellicia?

Cia menahan kekehannya, NGADALIN BUAYA ENAK JUGA

Rio mengalihkan pandangannya, ia tak mengubris ucapan Cia.

"Ya udah deh kalo ga mau tau," ucap Cia diakhiri kekehannya.

Rio tak mengubris ucapan Cia, ia melihat ke arah kiri kanan.

"Ayo kesana," ucap Rio sambil beranjak dari duduk nya.

"Eh mau kemana?" tanya Cia, ia langsung beranjak dan menyusul Rio.

Mereka berjalan menyusuri pinggir danau yang memiliki jalan setapak.

"Om mau kemana?" tanya Cia pada Rio.

Rio tak mengubris ucapan Cia, membuat Cia tak kuasa menahan kekehannya.

"Rio tu enak di panggil apa ya selain kecebong anyut? Panggil om ga cocok, tapi kalo panggil tante cocok kok," ucap Cia.

"..."

Cia menahan kekehannya, "tante Rio..." ucap Cia menggoda Rio.

"Tante nya combong amat sich," ucap Cia menahan kekehannya. "Utukutuk.."

Rio masih melanjutkan langkah nya, ia tak mengubris ucapan Cia.

"Hahah.. Ternyata- AW!" ucapan Cia terhenti.

Kakinya tersandung batu.

Rio berbalik ke arah Cia yang sudah terduduk di jalan setapak.

Rio mengerutkan dahinya, "ngapain?" tanya Rio.

Cia menatap Rio tajam, MALAH NANYA?

AUTO BEGO NI ORANG

"Biasa, santuy kaya di pantuy," ucap Cia.

Cia membersihkan telapak tangannya yang kotor, tapi detik berikutnya matanya terbelalak.

"Huaa.. Lukaa.." rengek Cia.

"Huaa..."

Rio berjalan mendekati Cia, ia berjongkok tepat di hadapan Cia. "Mana lukanya?" tanya Rio.

Cia menggeleng, "huaa.. Mama.." ucap Cia merengek.

Rio mengehela napasnya, ia berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Ayo," ucap Rio.

"Huaa.."

Rio berdecak, "buruan,"

"Huaa.. Ga mau,"

Rio menatap Cia tajam, "cepet," ucapnya.

"Huaa... huhuhu.."

Rio menghela napasnya, ia mengusap wajahnya, "astagfirullah," gumamnya.

"Heh biji cabe! Ga usah sok kebingungan ye, Cia yang jatoh, bukan Rio!"

Rio tak menjawab ucapan Cia, ia mengulurkan tangannya kembali.

"Ish! Kemana?!" sarkas Cia. "Nanti Cia jatoh lagi, gamau!"

Rio tak mengubris ucapan Cia, ia masih mengulurkan tangannya.

Cia berdecak kesal, ia berdiri dan menepis tangan Rio.

"Ayo cepet mau kemana?!" ucap Cia kesal, ia langsung berjalan meninggalkan Rio.

Rio menggelengkan kepalanya, dan ikut berjalan menyusul Cia.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang